DOWNLOAD EBOOK NOVEL MARSELLA TINA - ASTA'S GRATIS

September 18, 2019
Lagu “The Music of the Night” dari Andrew Lloyd Webber mengalun lembut, menambah kesan damai di ruangan tersebut. Embusan angin yang menggerakkan ranting dan dedaunan terdengar dari salah satu jendela yang terbuka lebar, mempersilakan semilir angin masuk dengan bebas. 

Pekarangan rumah bercat putih itu terlihat tenang. Seolah tak ada penghuni di sana. Namun, nyatanya, seorang cowok tengah asyik menjelajahi alam mimpi di salah satu mangan rumah tersebut. Dia terlihat nyenyak tidur telentang dengan satu lengan menutupi mata. Tak ada suara dengkuran dari cowok itu. Yang ada hanyalah deman napas teratur. 

Cowok itu menghela napas pelan ketika terbangun. Dia menegakkan punggung, mengacak rambutnya, lalu bangkit berdiri. Sambil mengusap tengkuk, dia membuka pintu dan 

segera keluar dari kamar. 

Dengan malas, dja melangkah menuruni anak tangga menuju dapur. Membuka pintu kulkas, lalu mengambil sebotol air dingin dan langsung meneguknya. Dia membiarkan cairan dingin tersebut mengalir masuk melewati kerongkongan, membuat jakunnya naik-turun dengan suara tegukan yang khas. 

Ting tong. 

Dia mendengkus pelan tatkala mendengar suara bel rumahnya menggema. Siapa yang bertamu? Bukankah ini waktunya tidur siang? Cowok itu berjalan menuju pintu utama rumahnya. Siapa pun itu, pasti cuma orang yang kurang kerjaan dan tak tahu waktu untuk berkunjung. 

“Apa kabs, Bro?" Sapaan tersebut segera menyambutnya ketika pintu terbuka. Walau belum dipersilakan masuk, kedua orang yang berdiri di luar langsung menyelonong dengan santai, membuat cowok itu kembali mendengkus kesal dan segeta menutup pintu. 

Dia berjalan mendekat, menaikkan satu alis. Sambil memasukkan tangan ke saku celana pendek selututnya, dia menatap kedua tamu tak diundang yang kini sibuk dengan kegiatan masing-masing. 

“Lo pada ngapain ke sini?” Kening cowok itu tampak berkerut, memandang datar dua orang di hadapannya. 

“Cuma mau infoin kalo Axel nantangin lo lagi. Gimana?" Salah seorang tamu, yang sedang memainkan ponselnya, berceletuk. 

Decihan terdengar dari cowok itu. Perlahan seringaian 

tercetak jelas di bibirnya. “Kapan?” 



Share this

Related Posts

Previous
Next Post »