Setelah sekian hari tidak bisa nyenyak menikmati waktu istirahatnya, pada akhirnya Mia bisa tersenyum dalam tidur tak menyadari bahwa hari sudah semakin siang. Lamaran dini hari Ialu telah membuatnya bermimpi indah, namun sialnya balon helium yang mulai turun terpaksa membuatnya bangun. Balon-balon yang jatuh ke wajahnya tentu begitu mengganggu, namun lebih mengesalkan Iagi ketika ada sebuah balon besar yang langsung meledak begitu saja karena mengenai buket dari bunga mawar.
"Astaf‘lrullahhalazim. Gue kirain bom nuklir."
“Mia, lagi ngapa...in?" teriak Wulanibu Mia begitu saja sesaat membuka pintu kamar putrinya.
Wulan tercengang, melihat kondisi kamar Mia yang begitu berantakan. Banyak kotak kado dengan ukuran beraneka ragam
memenuhi lantai. Begitu juga dengan boneka-boneka khas kebun
binatang serta buket bunga ukuran besar yang wanginya memenuhi ruangan.
"Kamu apa-apaan sih ini?”
"Kapan Mama balik dari Singapura?” tanya balik Mia secara bermalas-malasan turun dari ranjang.
"Tadi pagi. Apa-apaan ini? Kamu kumat belanja-belanja nggak penting lagi?"
Mia berdecak tak suka mendengar tuduhan ibunya. "Ck Mama ini kenapa sih balik-balik langsung marah? Lagian kalo aku belanja emang duitnya dari mana? Gaji aku bulan ini udah abis buat amplop kondangan ke teman dan biaya yang lain-lainnya."
“Terus?”
"Barang-barang ini?" tunjuk Mia pada semua barang-barang yang memenuhi kamarnya. Setelahnya Mia tersenyum misterius pada ibunya. Ialu seraya menunjukkan cincin berlian besar
berbahan plastik yang bertengger di jari manisnya ia berkata,
EmoticonEmoticon