Sinopsis :
Adista Jenewa, berharap lahir di Jenewa, seperti namanya. Sayangnya hal itu tidak bisa ia wujudkan karena pada kenyataannya ia tetap saja pribumi, lahir di Bandung karena kedua orangtuanya pun tinggal di Bandung.
Adista suka mengkhayal, bahkan kadar khayalannya sudah melebihi batas kewajaran. Semua yang dia temui selalu ia khayalkan bagaimana pun itu jadinya. Jangankan pria tampan yang akan ia khayalkan menjadi pangeran berkuda putih miliknya. Pria jelek saja ia khayalkan menjadi suaminya dan akhirnya akan membuatnya bergidik dengan ngeri lalu trauma dan tak mau lagi mengkhayalkannya.
Terlalu banyak berbicara, terlalu banyak menggerutu, dan terlalu banyak protes pada siapapun. Yang bagus darinya adalah ketika ia sakit karena semua orang akan merasakan sebuah ketenangan yang luar biasa damai dalam hidupnya.
****
Adrian Raditya, kemampuannya untuk membuat keju meleleh dalam masakannya juga ia gunakan untuk membuat wanita meleleh hanya karena melihat senyuman manisnya. Adrian sangat ramah, pada siapapun. Ia selalu menebar senyuman, dan sebisa mungkin menebar kebaikan untuk setiap orang yang ditemuinya.
Adrian lebih suka pekerjaan yang membuatnya nyaman dan bahagia, itulah kenapa ia memiliki sebuah café dan mengelolanya sendiri dengan bahagia. Wanita tidak pernah ia pikirkan sejak beberapa tahun yang lalu. Karena bagi Adrian yang terpenting adalah makanan yang dibuatnya. Makanan yang akan membuatnya dan orang yang memakannya bahagia. Sesederhana itu.
EmoticonEmoticon