Slides from TEDxLibrarians TO

Slides from TEDxLibrarians TO

June 27, 2011 Add Comment
As promised, here are the slides from my talk this past weekend at TEDxLibrariansTO. I'll post the video link if/when it becomes available. And if for some reason there's no video, I can post a transcript of the talk itself...especially since the slides alone aren't all that informative about the actual contents of the talk, just the subject matter and examples used.

The talk touched upon two
TEDxLibrariansTO - This Saturday, June 25

TEDxLibrariansTO - This Saturday, June 25

June 22, 2011 Add Comment
A few weeks ago, I was floored and honored to receive an invitation to speak at TEDx LibrariansTO, an independently organized TED event put together by two Toronto-based public librarians (Shelley Archibald and Fiacre O’Duinn) under the theme "Librarians as Thought Leaders." I accepted, of course, and am very happy to be listed among the amazing line-up of speakers the event will showcase -
Kudos to Moshi Monsters' Rebecca Newton for her Fantastically Ethical Stance on 3rd Party Data-Mining - Yay!

Kudos to Moshi Monsters' Rebecca Newton for her Fantastically Ethical Stance on 3rd Party Data-Mining - Yay!

June 20, 2011 Add Comment
©2008-2011 MindCandy - Moshi Monsters characters
Via Irina Slutsky in this morning's AdAge online, a new article examining some of the rationale behind going "ad-free" in popular kids' social networks Moshi Monsters and Togetherville, as well as "ad-light" in Everloop. The article has some good points about how hard it is to control who registers, and provides some troubling insight into
Tips TOEFL iBT untuk yang Mau Tes Minggu Depan. OLEH: AIDILA PRADINI

Tips TOEFL iBT untuk yang Mau Tes Minggu Depan. OLEH: AIDILA PRADINI

June 19, 2011 Add Comment
(Berikut adalah tips menarik untuk mengikuti TEST TOEFL IBT, saya copy dan telah ijin kepada sang penulis, tulisan ini dapat dilihat di: http://aidillapradini.wordpress.com) SEMOGA BERMANFAAT YA.........

Agustus tahun lalu saya sudah ikut tes TOEFL iBT. Waktu itu semuanya serba mepet, waktunya mepet, duitnya mepet, sehingga saya nggak bisa les untuk persiapan tes. Saya cuma punya seminggu untuk persiapan.

Inilah beberapa tips persiapan TOEFL iBT dari saya, buat orang-orang yang cuma punya waktu seminggu, seperti saya dulu.

1. Gunakan buku latihan soal TOEFL iBT

Daripada belajar grammar dan menghapalkan vocabulary, lebih baik latihan soal. Tesnya minggu depan loh! Menurut saya, TOEFL iBT itu sangat mirip dengan SPMB/SNMPTN. Latihan soal adalah kunci sukses.

Buku latihan soal sangat penting supaya kita familiar dengan tipe-tipe soal yang akan keluar, terutama untuk bagian reading. Kita harus familiar dengan panjang artikel dalam soal dan tingkat kesulitannya. Saran saya, bacalah semua artikel pada buku untuk latihan reading, dan kerjakan soal-soalnya.

Oya, pilihlah buku yang menyediakan CD audio juga. Ini sangat penting untuk latihan listening. Menurut saya, listening adalah section yang paling butuh dilatih untuk TOEFL iBT. Topik listening selalu ilmiah dan sulit dicerna. Sang native speaker bicara dengan cepat. Kalau kita tidak pernah latihan, bahaya.

Jadi, gunakanlah buku latihan soal TOEFL iBT. Wajib. Harus. Kalau harga bukunya mahal, pinjamlah dari teman. Saya juga waktu itu pakai buku pinjaman kok. Hehe.

2. Simulasi, Simulasi, Simulasi

Buku saja tidak cukup. Kita butuh jam tangan. Atau timer. Time yourself. Simulasi dengan waktu sangat penting untuk membiasakan diri.

Yang saya rasakan, waktu yang disediakan untuk menyelesaikan setiap section tes sangat minim. Jadi, cobalah latihan dengan memperhatikan waktu. Misalnya, untuk reading, tersedia waktu 20 menit per artikel, untuk membaca sekaligus menjawab soal. Kita harus latihan memahami bacaan dalam 10 menit. Setiap bertemu bacaan baru, coba baca dalam 10 menit sambil mencatat poin-poin penting, dan lihat seberapa banyak yang bisa kita pahami. Jangan sambil buka-buka kamus! Lihat kamus belakangan saja…

Untuk listening, gunakan CD audio untuk latihan simulasi. Jangan tergoda pencet rewind kalau ada kalimat yang tidak dimengerti. Anggap saja seperti waktu tes, dengarkan dari awal sampai akhir sambil mencatat poin-poin penting.

Jangan lupa simulasi speaking dan writing juga. Again, time yourself. Khusus untuk bagian speaking, latihanlah sebanyak mungkin. Gunakan Google untuk mencari contoh soal.

3. Organisasi Ide

Menurut saya inilah kunci meraih skor tinggi dalam speaking dan writing.

Sebagai contoh, untuk independent speaking, tipe soal yang paling sering muncul adalah ini:

? And why?

Saran saya, gunakan template jawaban seperti ini.

In my opinion … is better than …

There are two reasons why I think of it that way.

First of all, …



The other reason is…



Tentu saja template tersebut bisa digeneralisasi untuk soal apapun pada bagian speaking. Intinya, jawaban kita harus memiliki struktur:

Ide utama
Argumen #1
Satu/dua kalimat pendukung argumen #1
Argumen #2
Satu/dua kalimat pendukung argumen #2
Kalau bisa, gunakanlah dua argumen saja, jangan lebih dari itu. Berdasarkan pengalaman saya, cara itulah yang bisa menghasilkan jawaban dengan waktu yang pas.

Untuk writing, jawaban kita juga harus memiliki struktur yang jelas. Satu paragraf untuk satu ide, dengan satu kalimat utama, dan 3 atau 4 kalimat pendukung. Organisasi idenya harus rapi!

Supaya struktur organisasi ide dalam jawaban kita lebih terlihat, jangan takut sering menggunakan kata “first of all“, “second of all“, dan seterusnya.

4. Keep It Simple

Ini adalah tips untuk bagian speaking dan writing juga. Daripada menggunakan kata-kata sulit dan struktur kalimat rumit, lebih baik gunakan kata-kata sederhana dan kalimat-kalimat singkat. Tujuannya adalah mengurangi kesalahan dan meraih skor lebih tinggi.

5. Kenali Poin-Poin Penting

Pada bagian reading dan listening, kita disuguhi penjelasan yang panjang tentang suatu topik. Latihan yang cukup akan membantu kita mengenali kalimat mana saja yang penting dalam penjelasan itu. Catat kata kunci pada kalimat-kalimat penting itu (akan disediakan kertas untuk coret-coret di tempat tes).

…..

Yah begitulah tips dari saya. Menurut saya poin-poin di atas cukup untuk persiapan iBT dalam waktu singkat. Sebenarnya, untuk ikut TOEFL iBT kita tidak perlu les lama-lama. Saya banyak mendengar cerita orang yang melewatkan kesempatan beasiswa atau mencari kerja dengan alasan ingin belajar iBT dulu. Padahal, untuk belajar iBT yang kita butuhkan hanya rasa familiar dengan tesnya. Untuk pengetahuan Bahasa Inggris-nya sendiri, saya yakin semua orang sudah belajar bertahun-tahun. Percaya diri saja dengan pengetahuan Bahasa Inggris yang kita punya, kemudian kita tinggal latihan untuk tesnya. Seminggu cukup.

Happy iBT-ing!
KESURUPAN MASSAL, KUTUKANKAH?

KESURUPAN MASSAL, KUTUKANKAH?

June 14, 2011 Add Comment
Beberapa tahun terakhir ini kita dikejutkan dengan fenomena wewabahnya penyakit akut yang menyerang siswa-siswi di Indoneisa. Penyakit akut itu bukan disebabkan karena virus atau bakteri mematikan secara medis, namun penyakit itu bersifat gaib yaitu KESURUPAN. Sungguh nyiris memang, di era globalisasi saat ini malah kita dikejutkan dengan permasalahan yang identik dengan takhayul dan mistik. Yang lebih ironis adalah yang menjadi penderita kesurupan adalah mereka yang notabene orang berpendidikan setingkat SMP/SMA. Kesurupan tidak hanya menyerang satu daerah saja namun telah menyebar ke seluruh wilayah di Indonesia; dan dalam waktu bersamaan dapat terjadi di daerah yang berbeda.
Menurut laporan media tahun 2007 dalam Ubeydi dan Abdul Kohar (2009), dalam satu bulan, peristiwa kesurupan pernah terjadi di empat kota secara berurutan: Yogyakarta (6/3), Surabaya (20/3), Banjarmasin (20/3), dan Bogor (21/3). Bahkan, di tahun 2008 ini, tiga peristiwa kesurupan terjadi di hari yang sama (25/11) di tiga kota: Jambi, Banjarmasin dan Malang.
Di Jambi, kesurupan dialami puluhan siswi SMK Negeri 4 Jambi. Seorang guru juga ikut kesurupan. Tiga hari sebelumnya peristiwa yang sama juga terjadi di sekolah itu. Sementara di Banjarmasin, puluhan siswi SMA PGRI II kesurupan saat mengikuti pelajaran. Kesurupan di sekolah ini hampir setiap tahun terjadi.
Di Malang, kesurupan massal terjadi di SMP PGRI I Pakisaji. Kesurupan justru terjadi saat sekolah mengadakan ritual untuk mengusir roh jahat. Karena sekolah ini memang sudah langganan menjadi korban kesurupan massal.
Di Padang, menurut laporan Majalah Gatra (Edisi 51, 31 Oktober 2003) pernah terjadi kesurupan beruntun dan sepertinya terpola. Mula-mula, pada bulan Juli, kesurupan menimpa 10 santriwati Pondok Pesantren Khairul Ummah, Tunggul Hitam. Sebulan kemudian merambah ke Pesantren Tungkar, Luhak, Limapuluh Kota. Beberapa santriwatinya mengalami kejadian yang sama.
Lalu pada bulan September, giliran Madrasah Aliyah Negeri 2 Payakumbuh yang dihebohkan dengan kejadian serupa. Sedikitnya 11 siswi mengalami kesurupan dengan gejala yang mirip. Karena kejadian itu memiliki proses yang sama, menimpa pada pelajar yang satu model, yakni pesantren dan madrasah Aliyah, atau pelajar Islam, sampai-sampai ada isu yang mengaitkan kejadian itu dengan upaya pemurtadan oleh pemeluk agama tertentu terhadap pemeluk Islam. Beruntunglah isu itu tidak sampai menimbulkan kerusuhan massal.
Di tahun 2009 ini juga terjadi kesurupan di beberapa tempat di Jatim, Aceh, beberapa daerah di Kalimantan, dll. Apa sebenarnya yang tengah terjadi di negeri kita ini? Mengapa fenomena ini justru banyak terjadi di negara yang mayoritas penduduknya terkenal religius dan santun.

Pengertian Kesurupan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, baik itu kesurupan atau kerasukan, keduanya punya arti sama, yaitu masuknya roh jahat, setan, jin, atau semisalnya, ke dalam tubuh manusia. Sama dengan possession. Menurut kamus Marriam Webster’s, possession adalah dominasi kekuatan lain dalam diri seseorang, seperti energi setan, roh, atau ide. Ini bisa diartikan juga, suatu kondisi psikis seseorang yang kepribadian normalnya dikuasai/tergantikan oleh kekuatan lain (Ubedi dan Kohar, 2009).
Bagaimana dengan agama? Istilah kesurupan memang jauh dari pembahasan tema keagamaan yang ada selama ini. Tapi, kalau kita melihat sejumlah wasiat Nabi, baik yang terekam dalam sunnah ataupun hadis, banyak yang menyuruh kita untuk berdoa agar terlindung dari masuknya setan ke dalam tubuh kita. Setan di sini bisa dalam arti makhluk (material), atau bisa juga dalam arti energi negatif (marah, benci, kufur, stress, kosong, dst.).
Sementara itu menurut Ibnul Qayyim, “Hati yang kosong dari keimanan dan kebaikan, akan menjadi gelap dan menjadi tempat peristirahatan setan. Setan kemudian mengambil tempat dalam hatinya hingga leluasa mengatur apapun yang ia inginkan dan mewujudkan tujuan-tujuannya.”
Prof. Dr. Dadang Hawari, psikiater dari Universitas Indonesia, menjelaskan, kesurupan adalah reaksi kejiwaan yang dinamakan reaksi disosiasi atau reaksi yang mengakibatkan hilangnya kemampuan seseorang untuk menyadari realitas di sekitarnya, yang disebabkan oleh tekanan fisik maupun mental (berlebihan). Tetapi kalau kesurupannya massal, itu melibatkan sugesti. Reaksi disosiasi dapat terjadi secara perorangan atau bersama-sama, saling memengaruhi, dan tidak jarang menimbulkan histeria massal.
Sama juga dengan yang dikatakan oleh Prof. Dr. dr. H. Soewadi, MPH, Guru Besar Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. Dia yakin kesurupan bukan disebabkan oleh masuknya makhluk halus, seperti jin, kuntilanak, atau lainnya. Soewadi memandang tekanan sosial sebagai biang kesurupan. Kesurupan, menurut ahli jiwa ini adalah gejala gangguan jiwa pada seseorang yang diikuti orang lain dan mengakibatkan hilangnya kepribadian yang asli.
Menurut Sartono Mukadis, pakar Psikologi Universitas Indonesia, munculnya fenomena kesurupan jika dilihat dari sudut pandang psikologi disebabkan oleh faktor labilitas kepribadian. “Yang terkena pada umumnya orang-orang yang labil dan yang mencari pegangan. Anak badung sekali pun biasanya tidak ada yang kena,” kata Sartono, seperti dikutip di detik.com (25/3/2006).
Tentunya pengertian kesurupan menurut psikiater dan ilmu agama tentu sedikit banyak mempunyai beberapa perbedaan. Dalam sisi keagamaan jelas kesurupan disebakan oleh masuknya jin kedalam tubuh manusia yang kemudian menguasai tindak tanduk dan perkataannya; hal ini disebabkan seseorang kurang kuat iman dan dalam kondisi pikiran kosong. Sementara menurut psikiater pada intinya kesurupan disebabkan oleh tekanan fisik, mental dan social dan labilnya kepribadian. Terlepas dari kedua pengertian tersebut pada intinya adalah kesurupan dapat terjadi karena lemahnya hati dan pemikiran seseoarang, sehingga terkesan kosong dari sesuatu yang positif. Fenomena ini tentunya sangat dipengaruhi oleh sistem pendidikan agama di Indonesia. Lalu apa yang kurang dari pendidikan keagamaan kita?

Pendidikan agama di Indonesia

Ada beberapa poin yang harus dikritisi dari pendidikan keagamaan di Indonesia saat ini. Karena kesurupan salah satunya disebabkan dari kurang dalamnya ilmu keagamaan para siswa.
1. Kurangnya jam untuk mata pelajaran Agama (baik itu aga Islam, Kristen, Budha atau Hindu). Pelajaran agama hanya diterima siswa 2 jam dalam satu minggu, tentu berbeda jauh bila disbanding pelajaran matematika, bahasa atau pelajaran lain.
2. Mata pelajaran Agama tidak diujikan sebagai syarat kelulusan, padahal ilmu agama dan ilmu dunia itu kan harus seimbang. Sehingga terkesan pelajaran agama itu tidak penting
3. Materi pendidikan agama bersifat teori dan kurang mampu untuk dapat membendung fenomena-fenomena yang terjadi di kehidupan nyata. Sebagai contoh maraknya film-film mistik dan takhayul di beberapa TV swasta yang semakin menjamur di Indonesia.
4. Pelajaran agama cenderung bersifat pengajaran bukan pendidikan. Sehingga yang terjadi bukan transformasi ilmu-ilmu agama agar bersifar aplikatif namun cenderung kepada tranfer ilmu yang bersifat teoritis.
Hal inilah yang menyebabkan degradasi moral pelajar dan generasi muda di Indonesia, sehingga mereka kurang mempunyai bekal keagamaan yang tinggi. Sehingga mudah dipengaruhi pengaruh-pengaruh negatif salah satunya kesurupan.

Cara Mencegah Kesurupan

Kesurupan akan selalu menyerang seseorang dan tidak ada yang bisa menyembuhakan kecuali kekuatan dari dalam diri seseorang itu sendiri. Meskipun kita mendatangkan ustadz atau paranormal kondang, itu hanya menyembuhkan sementara dan korban sewaktu-waktu akan dapat terserang kembali. Hanya pagar dan aksi preventif dari inner power yang bisa mengatasi hal tersebut. Ada beberapa langkah agar kita terhindar dari kesurupan:
1. Bekali diri dengan ilmu keagamaan yang tinggi. Karena kondisi pendidikan di Indonesia dirasa kurang maka ikutilah pengajian, les tambahan, ngaji di masjid/madrasah (bagi yang beragama Islam) atau kegiatan keagamaan lainnya bagi pemeluk agama lain.
2. Sibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan yang positif dan selalau berpositif thinking
3. Kurangi MELAMUN dan pikiran kosong karena jika pikiran kosong, jin akan mudah merasuk melalui sel darah kita. Bercerita dan berbagi dengan teman akan permasalahan yang kita hadapi merupakan cara ampuh agar kita tidak dibebani dengan pikiran dan permasalahan yang kita hadapi
4. Kurangi menonton film-film yang bersifat takhayul dan mistik karena akan mendorong imajinasi kita untuk percaya kepada takhayul
5. Bagi yang islam mulailah sesuatu dengan bacaan ta’awuz dan basmalah agar kita terhindar dari godaan setan
6. Selalu mengingat Allah SWT (zikrullah) dimanapun, kapanpun dan apapun yang tengah kita lakukan.
7. Jangan sombong dan takabur.

Semoga dengan tulisan ini, dapat memberikat sedikit kontribusi terhadap permasalahan yang tengah kita hadapai saat ini. Penulis mengharapkan agar kita menghapuskan anggapan bahwa tragedi kesurupan ini adalah bahagian dari strategi agama tertentu untuk pemurtadan; namun kita harus meyakininya bahwa ini adalah suatu teguran dari Allah SWT agar hambanya lebih meningkatkan ibadah. Terlepas musibah ini adalah kutukan atau apapun yang jelas kita harus dapat mengambil hikmah dan ibrah dari kejadian ini sehingga dapat menghidarinya untuk terjadi kembali di masa yang akan datang. Walahuallam.
Pemuda dalam Menyongsong Jambi Sejahtera (Sebuah Ide Menyambut 17 Agustus) Dion Eprijum Ginanto*)

Pemuda dalam Menyongsong Jambi Sejahtera (Sebuah Ide Menyambut 17 Agustus) Dion Eprijum Ginanto*)

June 14, 2011 Add Comment
Ikon pembangunan dan kemajuan suatu bangsa adalah pemuda. Hampir seluruh sendi urat nadi perkembangan suatu negara terletak pada potensi pemudanya. Semakin tinggi kualitas pemuda, maka akan semakin mempercepat internsitas pembangunan. Begitu pentingnya pemuda presiden pertama Republik Indonesia pernah mengatakan dalam pidatonya bahawa berikan kepadanya sepuluh pemuda, maka ia akan merubah Negara ini.
Kita pasti ingat peristiwa Rengas Dengklok. Peristiwa pengamanan Presiden Soekarna ke Rengas Dengklok oleh PEMUDA dengan tujuan mendesak kepada Soekarnao dan Hatta untuk memproklamirkan kemerdekaan RI. Hasil dari perjuangan dan desakan para pemuda saat itu mebuahkan hasil pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia melalui Soekarno dan Hatta mengumandangkan teks proklamasi yang hasilnya bisa kita rasakan sampai saat ini.
Jumlah penduduk Indonesia menurut data BPS pusat, bahwa saat ini lebih dari 210 juta orang. Dari jumlah tersebut, kelompok yang dikategorikan generasi muda atau yang berusia di antara 15-35 tahun, diperkirakan berjumlah sekitar 78 juta jiwa atau 37 persen dari jumlah penduduk seluruhnya. Sebagian besar dari kelompok usia ini adalah tenaga kerja produktif yang akan mengisi berbagai bidang kehidupan. Pemuda akan menempati posisi penting dan strategis, sebagai pelaku-pelaku pembangunan maupun sebagai generasi penerus untuk berkiprah di masa depan.
Karena itu, saya berpendapat bahwa pemuda harus disiapkan dan diberdayakan agar mampu memiliki kualitas dan keunggulan daya saing, guna menghadapi tuntutan, kebutuhan, serta tantangan dan persaingan di era global. Pembangunan bidang kepemudaan merupakan mata rantai tak terpisahkan dari sasaran pembangunan manusia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya. Keberhasilan pembangunan pemuda sebagai sumberdaya manusia yang berkualitas dan memiliki keunggulan daya saing, merupakan salah satu kunci untuk membuka peluang untuk keberhasilan di berbagai sektor pembangunan lainnya. Oleh karena itu pembangunan kepemudaan dianggap sebagai salah satu program yang tidak dapat diabaikan dalam menyiapkan kehidupan bangsa di masa depan. Usaha untuk memberdayakan pemuda adalah tugas dari pemerintah pusat, masyarakat dan pemerintah daerah di propinsi masing-masing.
Di Jambi, jumlah pendudukanya pada tahun 2005 berjumlah 2.657.536 sementara jumlah pemudanya adalah 532.752 atau sekitar 26 % (BPS Jambi). Jumlah ini bukanlah jumlah yang sedikit untuk membangun Jambi ke depan. Diperlukan usaha yang sangat keras untuk membentuk pemuda yang berkualitas, bertanggung jawab, dan dapat berkompetisi dalam mengisi pembangunan.
Jambi adalah propinsi yang berada di tengah-tengah pulau Sumatera, tentunya posisi ini sangat strategis dalam menunjang pembangunan. Dengan tekad dan kemauan yang kuat dari seluruh elemen yang ada terutama pemudanya, maka tidak mustahil apabila beberapa tahun ke depan Jambi merupakan propinsi yang kuat dan sejahtera. Hal ini bukanlah impian belaka karena Jambi pada zaman dahulu kala pernah menorehkan kejayaannya terbukti dengan ditemukannya situs purbakala terluas di Asia Tenggara yaitu situs purbakala Candi Muara Jambi.
Permasaslahan Pemuda di Jambi
Upaya mempersiapakan, membangun dan memberdayakan pemuda agar dapat berperan sebagai peleku-pelaku aktif dalam pembangunan di Propinsi Jambi, dihadapkan pada berbagai permasalahan dan tantangan. Munculnya berbagai permasalahan social yang melibatkan atau dilakukan pemuda di Jambi adalah seperti tawuran dan kriminalitas lainnya, penyalahgunaan narkoba dan zat adiktif lainnya, minuman keras, penagguran, free sex, penyebaran penyakit HIV/AIDS dan penyakit menular, penyaluran aspirasi dan partisipasi, serta apresiasi terhadapar kalangan pemuda. Apabila permasalahan ini tidak memeperoleh perhatian dan penanganan yang bijaksana oleh pemerintah daerah, maka ini akan mengakibatkan dampak yang luas dan mengganggu kesinambungan dan kesetabilan pembanguann di Jambi.
Permasalahan yang tidak kalah pentingnya adalah era globalisasi yang terjadi di berbagai aspek kehidupan sangat mempengaruhi daya saing pemuda. Sehingga pemuda baik langsung maupun tidak langsung dituntut untuk mempunyai keterampilan bersifat keterampilan praktis maupun keterampilan yang menggunaklan teknologi tinggi untuk mampu bersaing dalam menciptakan lapangan kerja/mengembangkan jenis pekerjaan yang sedang dijalaninya.

Upaya dalam mengatasi Permasalahan

Dalam bidang ekonomi, seperti yang dikemukakan di atas adalah banyaknya pengangguran di propisi Jambi. Dari data yang didapat dari BPS Jambi bahwa pada tahun 2005 terdapat 28.110 pencari kerja di Dinas Tenaga Kerja dan yang ditempatkan hanya 3.791 sementara sisanya belum ditempatkan. Sementara itu pada tahun 2005 lulusan Universtias Jambi berjumlah 1.129 dan yang mampu mengisi pos swasta dan pemerintahan hanya berjumlah 11 %, sementara 89 % lainnya dalah pengangguran. Data ini belum lagi ditambah dengan pemuda yang berada di desa yang tidak berstatus pengangguran.
Permasalahan ini dapat diatasi dengan cara melakukan kegiatan-kegiatan pokok di antaranya: (1) memberdayakan pengusaha kecil, menengah, dan koperasi pemuda agar lebih efisien, produktif, dan berdaya saing dengan menciptakan iklim berusaha yang kondusif dan peluang usaha yang seluas-luasnya bagi pemuda; (2) meningkatkan kualitas, kompetensi, kemandirian, dan profesialisme pengusaha kecil, menengah, koperasi pemuda agar lebih kreatif, inovatif, produktif, dan berdaya saing global; (3) meningkatkan keterampilan dan keahlian tenaga kerja pemuda yang diarahkan bagi peningkatan kompetensi, kemandirian, dan profesionalisme; (4) mengembangkan kewirausahaan pemuda yang berorientasi global dengan memperhatikan kompetensi dan produk unggulan di setiap daerah; (5) meningkatkan pemahaman dan kesadaran pemuda tentang manfaat penggunaan iptek dan informasi dalam meningkatkan keunggulan daya saing pemuda; (6) meningkatkan partisipasi dan kepedulian pemuda dalam pengelolaan lingkungan hidup dan pelestarian sumber daya alam untuk kesejahteraan.
Dalam bidang keamanan dan kriminalitas, frekuensi kriminalitas yang dilakukan oleh pemuda di Jambi masih cukup tinggi. Termasuk di dalammya angka free sex dan penyebaran HIV AIDS di mana di Jambi dari data BKKBN kasus AIDS di Jambi berjumlah 182 orang sementara 29 diantaranya meninggal dunia. Kasus-kasus seperti ini seharusnya tidak perlu terjadi apabila sejak usia dini mereka mendapat pengetahuan tentang agama, moral dan tingkah laku, terlepas dengan terdididk atau tidaknya para pemuda di masa dini; pemerintah dan elemen masyarakat hendaknya dapat bekerjasama dalam melakukan usaha separti: dilakukan adalah (1) memperluas kesempatan dalam berorganisasi dan berkreasi bagi Pemuda secara bebas dan bertanggung jawab; (2) meningkatkan apresiasi seni dan budaya di kalangan pemuda Jambi sebagai media persahabatan antar daerah/antar negara; 3) meningkatkan rasa kesetiakawanan dan kepedulian sosial di kalangan pemuda; (4) mencegah berbagai pengaruh negatif budaya asing di kalangan pemuda dalam rangka memperkuat ketahanan budaya daerah dan nasional; (5) meningkatkan partisipasi pemuda dalam berbagai bidang pembangunan untuk memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia pada umumnya dan Jambi pada khususnys yang bertumpu pada penghargaan kepada kemajemukan; (6) meningkatkan peran aktif pemuda dalam penanggulangan masalah penyalahgunaan narkoba, minuman keras, penyebaran penyakit HIV/AIDS, dan penyakit menular seksual di kalangan pemuda; (7) meningkatkan peran aktif pemuda dalam penanggulangan kriminalitas termasuk tawuran di kalangan pelajar dan pemuda; (8) memberikan pemahaman, penanaman nilai-nilai, dan penghormatan terhadap supremasi hukum dan hak asasi manusia (HAM) bagi pemuda; (9) meningkatkan jaringan kerjasama di kalangan pemuda, baik tingkat nasional maupun internasional.
Dari apaparan awal, tujuan akhir tentang kondisi pemuda di Jambi adalah : (1) meningkatnya partisipasi pemuda Jambi dalam lembaga sosial kemasyarakatan dan organisasi kepemudaan; (2) terbentuknya peraturan perundang-undangan di Jambi yang menjamin kebebasan pemuda untuk mengorganisasikan dirinya secara bertanggungjawab; (3) meningkatnya jumlah wirausahawan muda; (4) meningkatnya jumlah karya: kreasi, karsa, dan apresiasi pemuda di berbagai bidang pembangunan; (5) menurunnya jumlah kasus dan penyalahgunaan Narkoba oleh pemuda serta meningkatnya peran dan partisipasi pemuda dalam pencegahan dan penanggulangan Narkoba; (6) menurunnya angka kriminalitas yang dilakukan pemuda.
Jambi, akan bisa maju, kokoh dan mandiri apabila pemudanya dapat bersatu dan bersinergi dalam upaya mewujudkan pembangunan di Jambi. Tentunya tidak terlepas dari bimbingan dan arahan dari generasi yang telah memahami kondisi pembangunan ini. Propinsi Jambi mempunyai peluang yang besar untuk menjadi propinsi paling makmur di Indonesia karena terletak pada posisi yang strategis serta mempunyai SDA yang luar biasa, tinggal sekarang mampukah pemuda dalam memanfaatkan peluang yang ada?.

*) Penulis adalah Guru Bahasa Inggris di SMA N 1 BATANG HARI dan Dosen ABA Nurdin Hamzah Jambi
MEMBUNUH PUTRA NURDIN M. TOP DI BANGKU SEKOLAH Oleh: Dion Eprijum Ginanto*)

MEMBUNUH PUTRA NURDIN M. TOP DI BANGKU SEKOLAH Oleh: Dion Eprijum Ginanto*)

June 14, 2011 Add Comment
Di bulan ramadhan lalu, seluruh media memberikan berita yang mencengangkan. Gembong teroris asal Malaysia yang telah diburu pihak kepolisian Republik Indonesia akhirnya menghembuskan nafas terakhir di Solo; dalam baku tembak dengan aparat kepolisian Indonesia. Mayoritas bangsa Indonesia saat itu sangat bersuka cita atas terbunuhnya sosok yang pernah mengotaki beberapa rangkaian aksi bom bunuh diri di Indonesia. Belum lagi ditambah dengan beberapa hari lalu, Syaifuddin Zuhri dan M. Shahrir yang diduga sebagai komplotan Nurdin M. Top juga tewas dalam aksi penggerebekan Densus 88 di Ciputat. Namun demikian, rakyat Indonesia tidak boleh bangga dan puas begitu saja dengan pihak kepolisian atas prestasinya dalam membunuh teroris nomor wahid di Indonesia itu; karena meskipun Nurdin M. Top, dkk telah tewas, namun cepat atau lambat putra-putri penerusnya akan selalu ada.
Oleh karenanya, sebelum embrio teroris kembali lahir maka salah satu langkah efektif adalah dengan membunuh keturunannya di bangku sekolah. Apa maksudnya? Apakah kita benar-benar membunuh putra-putri kandung Nurdin M. Top yang saat ini sedang duduk di bangku sekolah? Jawabannya tidak.
Pola pikir teroris akan selalu muncul pada jiwa-jiwa muda, yang pada kodratnya pemuda akan selalu mencoba sesuatu hal yang baru dalam hidupnya. Ia akan terus mencoba mencari jawaban atas segala pertanyaan yang muncul di pikirannya. Sebelum mereka terdoktrin dengan paradigma berpikir yang salah tentang jihad Islam, maka bangku sekolah adalah sarana yang sangat ampuh dalam membenteginya dari pengaruh fikroh sesat.
Mengapa di bangku sekolah? Sekolah adalah pemberi warna dalam otak siswa-siswi yang nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa. Di bangku sekolah mereka akan terwarnai dengan berbagai macam pengetahuan baru yang menjadi kunci dalam menjadi apakah ia kelak setelah dewasa. Teroris di Indonesia muncul karena Nurdin M. Top dkk, berhasil memberi doktrin pada pemuda yang tidak mempunyai benteng pola pikir tentang arti jihad sebenarnya.
Di Indonesia, jam pelajaran agama Islam sangatlah minim jika dibandingkan dengan pelajaran-pelajaran duniawi semisal Matematika, Kimia, Bahasa Inggris dll. Bisakah kita membayangkan, ilmu yang bisa menjadi bekal dalam bergaul, berakhlak dan bertingkah laku serta beribadah dalam kehidupan sehari-hari hanya diberikan alokasi waktu 2 jam (itu pun tidak 120 menit). Wajarlah ketika mereka bertemu dengan beberapa aliran pemikiran yang mengklaim pejuang Islam maka mereka langsung menelan mentah-mentah intisari ajaran yang mereka doktrinkan kepada sejumlah pelaku pengeboman yang notabene pemuda.
Mukhtar Latif menuliskan dalam makalah seminarnya, bahwa pendidikan agama Islam saat ini mengalami krisis dalam pelaksanaannya. Proses pendidikan Agama Islam yang berlangsung selama ini telah menggeser pendidikan hati nurani, karena diarahkan untuk mencapai keunggulan materi, kekayaan, kedudukan dan kesenangan duniawi semata. Hubungan pendidik dan peserta didik hampir menjadi hubungan bisnis. Pendidikan di sekolah hanya melaksanakan sebatas apa yang tertera pada kurikulum yang lebih banyak menekankan transfer of knowledge dari pendidik kepada peserta didik. Padahal yang sebenarnya adalah pendidikan Islam tidak boleh berorientasi pada pencapaian ilmu untuk ilmu semata, tapi harus didasari oleh adanya semangat moral (akhlak yang soleh).
Pendidikan Agama Islam (PAI) yang diharapakan menjadi ujung tombak dalam membenahi akhlak generasi muda saat ini kurang begitu manjur untuk dijadikan sebagai tumpuan. Mampukah seorang peserta didik yang nantinya akan menjadi pemimpin negeri ini hanya dibekali dengan ilmu agama Islam di sekolah umum yang hanya berkapasitas 5 % dari keseluruhan mata di pelajaran. Apakah balance, dan apakah kira-kira cukup 5 % alokasi waktu di sekolah untuk membenahi dan membekali generasi muda dengan ilmu agama, sementara di sisi lain mereka menerima 95 % lainya ilmu-ilmu duniawi. Bukankah Ilmu Dunia dan Ilmu Akhirat harus seimbang?
Oleh karena itu, dibutuhkan langkah strategis dalam upaya membunuh putra Nurdin M. Top di bangku sekolah. Atau jika perlu sedapat mungkin untuk mencegahnya menjadi embrio teroris. Ada beberapa langkah strategis yang dapat saya sumbangkan dalam tulisan kali ini:

1. Reformasi Sistem Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah
Desain Pendidikan Islam nantinya diharapakan dapat menciptakan output yang unggul dan berkualitas, oleh karenanya sistem belajar yang yang juga berkualitas tinggi harus dapat diciptakan. Reformasi pembelajaran peserta didik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan pembelajaran, khususnya untuk memajukan atau menghasilakan motivasi dan konsep diri peserta didik. Peserta didik hendaknya harus juga dibekali dengan materi keislaman yang contextual/thematic. Materi-materi yang diajarkan haruslah yang dapat mereka jumpai sehari-hari, sehingga diharapkan dapat langsung diterapkan. Salah satu contohnya: materi tentang jihad Islam, mereka harus bisa mebedakan jihad dalam artian perang (berhadapan dengan musuh): melakukan penyerangan menggunakan bom, bisa dikatakan sebagai jihad. Namun, jika meledakkan bom pada seseorang yang tidak mempunyai senjata dan dalam keadaan tidak siap, serta kita tidak mengenal siapa yang akan dikenakan bom, maka itu bukan dinamakan jihad.
Selain itu reformasi bidang pendidikan agama Islam diharapkan seperti dalam kutipan makalah Prof. Dr. Mukhtar Latif, yaitu berusaha merubah paradigma pembelajaran konvensional menuju reformasi pembelajaran :
Pembelajaran Konvensional:
• Terpusat pada pendidik
• Pengajaran diktatik
• Mengarah pada satu subjek
• Kerja Individual
• Pendidik sebagai sumber
• Kemampuan mengelompokkan
• Penilaian berdasarkan pengetahuan dan kemampuan tersendiri
• Peserta didik mempraktekkan kemampuan yang biasa
Pembelajaran Konvesional seperti di atas, haruslah dirubah paradigmanya menjadi:
• Terpusat pada peserta didik
• Pengajaran interaktif
• Mengarah pada multidisipliner
• Kerja kelompok
• Pendidik sebagai fasilitator
• Kelompok heterogen
• Penilaian berdsarkan kinerja
• Peserta didik mempraktekkan kempuan yang memadai.
Setelah adanya perubahan paradigma pola belajar mengajar PAI, maka langkah selanjutnya adalah dengan memberikan alokasi waktu tambahan, dari 5 % diharapkan dapat meningkat minimal menjadi 15 % dari total keseluruhan mata pelajaran. Jika perlu, materi Agama Islam, dapat dimasukkan sebagai salah satu mata pelajaran yang di UAN kan.
2. Memberikan Pemahaman tentang Makna Pluralisme di Indonesia
Fanatik yang berlebihan pada suatu keyakinan tertentu dapat mengakibatkan efek yang sangat berbahaya, salah satunya adalah adanya aksi terror bom yang marak di Indonesia. Ada pemahaman konsep yang salah pada beberapa oknum pelaku aksi pengeboman, mereka mengira bahwa hanya keyakinan yang ada pada diri merekalah yang benar. Padahal, Indonesia adalah Negara majemuk. Negara yang di dalamya terdapat ribuan suku, enam agama yang diakui pemerintah, sekte keyakinan yang saat ini mulai menjamur, belum lagi aliran keagamaan yang selalu bermunculan. Setiap suku, penganut agama, penganut kepercayaan, pasti meyakini bahwa merekalah yang benar, namun meskipun mereka meyakini kebenaran apa yang diyakininya; hal ini haruslah diiringi dengan penghormatan terhadap orang lain yang mempuyai keyakinan berbeda.
Pemahaman tentang toleransi pada orang lain inilah yang kemudian disebut pemahaman terhadap pluralisme yang sebenarnya. Selama ini ada pemahaman yang salah pentang pluralisme, ada yang melencengkan bahwa pluralisme adalah pemahaman bahwa semua agama di dunia ini adalah sama; kalau demikian berarti kita boleh beragama lebih dari satu. Pluralisme yang sebenarnya adalah pluralitas yang diartikan sebagai kenyataan bahwa masyarakat memiliki agama yang berbeda-beda dan karenanya harus saling menghormati dan berdampingan dengan baik. Pemahaman yang benar tentang pluralisme harus dapat ditanamkan pada peserta didik agar mereka dapat mempunyai konsep yang kuat, dan tujuan akhirnya adalah untuk dapat menciptakan kehidupan yang rukun, aman, damai dan sejahtera.
3. Memberikan Pelatihan Kepemimpinan dan life skill pada Peserta Didik
Latihan kepemimpinan dan atau pelatihan life skill kepada peserta didik saat ini telah jarang dilakukan di sekolah-sekolah. Kebanyakan sekolah saat ini disibukkan dengan les tambahan untuk mempersiapakan agar anak didiknya mampu mengerjakan soal-soal UAN. Al-hasil, output pendidikan saat ini hanyalah melahirkan siswa-siswi yang mahir membahas soal dengan tepat dan cepat, bukan peserta didik yang mempunyai keterampilan life skill dan kepemimpinan. Tidak heran, jika setelah lulus sekolah mereka enggan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan lebih memilih berprofesi sebagai pengangguran. Ketiaka generasi muda tidak mempunyai kecakapan hidup dan sifat kepemimpinan yang baik, maka mereka akan mudah terkena doktrin-doktrin sesat, termasuk di dalamnya menjadi pelaku pengeboman. Pada umumnya pengangguran identik dengan kekerasan. Oleh karena itu, kegiatan semisal OSIS (ROHIS, PMR, KIR, PRAMUKA, PASKIBRAKA, OLAH RAGA, BELA DIRI,dll), LIFE SKILL (Seminar/work shop kewirausahaan, Koperasi siswa, Kantin kejujuran), harus sesegera mungkin diaktifkan kembali.
4. Menghidupkan Ghirah (semangat) dan fungsi Guru BK
Bimbingan konseling bukan diartikan sebagai guru yang bertugas memberikan hukuman pada siswa yang bermasalah. Atau sering diartikan sebagai guru yang jarang berangkat ke sekolah karena tidak ada jadwal mengajar di kelas. Atau sering diartikan sebagai guru yang super killer, kejam dan tidak berperikemanusiaan. Sehingga siswa terkesan takut kepada guru BK, pada akhirnya tugas dan fungsi sebenarnya guru BK yang memberikan bimbingan dan konseling pada siswa menjadi berubah.
Guru BK ke depan harus dapat difungsikan sebagai teman curhat bagi siswa, orang tua bagi siswa, kakak bagi siswa, dan sekaligus teman dekat siswa. Oleh karena itu, semua permasalahan pribadi siswa dapat dipecahkan di sekolah dan tidak terbawa di lingkungan bermasyarakat.

Semoga dengan empat langkah efektif di atas, kita dapat benar-benar memberantas terorisme sampai ke akar-akarnya. Empat langkah di atas dapat dijadikan sebagai sumbangsih pemikiran dalam upaya membunuh putra-putri pelaku terror di bangku sekolah. Nah, bagaimana? Apakah anda tertantang untuk melakukan aksi tersebut? Selamat mencoba dan selamat mempraktekkan.


*) Penulis adalah Guru Bahasa Inggris di SMA N 1 BATANG HARI dan Dosen ABA Nurdin Hamzah Jambi
Peluang Menjadi Pengajar Bahasa Indonesia di Australia

Peluang Menjadi Pengajar Bahasa Indonesia di Australia

June 10, 2011 Add Comment
Applications are now open for the 2012 school Language Assistant Program
Balai Bahasa Indonesia Perth (Inc) in collaboration with the Consulate General of the Republic of Indonesia in Perth, and the Department of Education of Western Australia are now seeking participants in the 2012 Indonesian Language Assistant Program in Western Australia. The program is open to Indonesian citizens under the age of thirty years who have a degree in the areas of Indonesian or English language.
The program will be held for a year, from January to December 2012. During the program, participants will teach and assist in Indonesian language classrooms in WA, promoting the Indonesian language teaching and learning program while serving as goodwill ambassadors to introduce Indonesian culture to enhance the bilateral relationship between Indonesia and Australia.
For information on the program and application package download the following:
Language Assistant Program Guidelines
Language Assistant Program Application Form
Applications close 11 July 2011
VISIT:
http://www.balaibahasaperth.org/
Coming up next week: NxNE in Toronto

Coming up next week: NxNE in Toronto

June 09, 2011 Add Comment
©2011 nxne festival
For those of you in the Toronto area, be sure to mark your calendars and check out the line-up for next week's North by Northeast (nxne) Music Festival and Conference. The event (now in its 17th year) runs from June 13 to June 19th, and boasts a fantastic program of concerts, (music-themed) film screenings and a number of industry + academic panels on a variety of