WAN (Wide Area Network)

September 30, 2015 Add Comment

1.WAN (Wide Area Network)
WAN (Wide Area Network) merupakan jaringan komputer yang mencakup area yang besar sebagai contoh yaitu jaringan computer antar wilayah, kota atau bahkan negara, atau dapat diidefinisikan juga sebagai jaringan komputer yang membutuhkan router dan saluran
komunikasi publik. 
Internet merupakan contoh dari jaringan WAN ini Jika Wide Area Network sudah mencakup area intercontinental maka disebut jaringan informasi global atau internet.
Disamping pengiriman paket secara datagram, dalam jaringan IP juga dikenal pengiriman paket secara connection oriented dimana sebelum paket dikirim, dilakukan setup koneksi logika dari tempat asal ketujuan oleh proses paket control dengan request logical connection agar paket suatu informasi menempuh rute yang sama. 
Mode koneksi ini disebut virtual circuit, tetapi tidak seperti pada jaringan circuit switched yang menduduki kanal (bandwidth/resources) secara monopoli, dalam virtual circuit penggunaan resources masih dalam pola sharing. 
Dengan cara demikian urutan paket bisa dijamin, tetap tingkat kontinuitas real time tidak dijamin, sangat bergantung pada kapasitas dan tingkat kepadatan trafik dalam jaringan. 
Dengan mode virtual circuit ini memungkinkan suatu kelompok organisasi/perusahaan memiliki jaringan privat (semacam jaringan PBX) secara virtual (disebut IP VPN / Virtual Private Network), atau semacam jaringan PBX (Private Branch Exchange) tetapi lingkup area tidak terbatas seperti PABX karena jaringan yang dibangun dalam IP VPN bukan secara fisik melainkan secara logika dan pembentukan jaringan hanya saat diperlukan saja sehingga lingkup jaringan pribadi IP VPN dapat mencakup area nasional bahkan internasional.
Jaringan berbasis packet switched lain yang banyak dikembangkan di AS adalah jaringan ATM (Asynchronus Transfer Mode). 
Perbedaannya dengan jaringan IP, bahwa pada jaringan ATM mode koneksi secara keseluruhan menggunakan virtual circuit, sedangkan pada jaringan IP, virtual circuit hanya bersifat option. 
Perbedaan lain, paket pada jaringan ATM disebut cell selalu tetap yakni 53 oktet (Byte) yang terdiri dari 48 oktet payload, 5 oktet header. Sedangkan dalam jaringan IP, ukuran paket tidak tetap. Teknologi ATM banyak dikembangkan di Amerika Serikat (tidak dibahas disini). 
Satu hal lagi, bahwa jaringan ATM dirancang berbasis layanan broadband dan dapat mengakomodasi layanan VBR (Variable Bit Rate) selain CBR (Constant Bit Rate). Sedangkan rancangan awal jaringan IP berbasis Narrow Band dan layanan CBR.

2.Konsep Jaringan WAN
Wide Area Network (WAN) mencakup daerah geografis yang luas, seringkali mencakup sebuah negara atau benua. WAN terdiri dari kumpulan mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program aplikasi.mesin-mesin ini sebagai host. Istilah End System kadang-kadang juga digunakan dalam literatur. 
Host dihubungkan dengan sebuah subnet komunikasi, atau cukup disebut subnet. Tugas subnet adalah membawa pesan dari host ke host lainnya, seperti halnya sistem telepon yang membawa isi pembicaraan dari pembicara ke pendengar. 
Dengan memisahkan aspek komunikasi murni sebuah jaringan (subnet) dari aspek aspek aplikasi (host), rancangan jaringan lengkap menjadi jauh lebih sederhana. Pada sebagian besar WAN, subnet terdiri dari dua komponen, yaitu kabel transmisi dan elemen switching. Kabel transmisi (disebut juga sirkuit, channel, atau trunk) memindahkan bit-bit dari satu mesin ke mesin lainnya.
Element switching adalah komputer khusus yang dipakai untuk menghubungkan dua kabel transmisi atau lebih. Saat data sampai ke kabel penerima, element switching harus memilih kabel pengirim untuk meneruskan pesan-pesan tersebut. 
Sayangnya tidak ada terminologi standart dalam menamakan komputer seperti ini. Namanya sangat bervariasi disebut paket switching node, intermidiate system, data switching exchange dan sebagainya.
Sebagai istilah generik bagi komputer switching, kita akan menggunakan istilah router. Tapi perlu diketahui terlebih dahulu bahwa tidak ada konsensus dalam penggunaan terminologi ini. 
Dalam model ini, seperti ditunjukkan oleh gambar dibawah setiap host dihubungkan ke LAN tempat dimana terdapat sebuah router, walaupun dalam beberapa keadaan tertentu sebuah host dapat dihubungkan langsung ke sebuah router.
Kumpulan saluran komunikasi dan router (tapi bukan host) akan membentuk subnet.



Istilah subnet sangat penting, tadinya subnet berarti kumpulan kumpulan router-router dan saluran-sakuran komunikasi yang memindahkan paket dari host host tujuan. Akan tatapi, beberpa tahun kemudian subnet mendapatkan arti lainnya sehubungan dengan pengalamatan jaringan.
Pada sebagian besar WAN, jaringan terdiri dari sejumlah banyak kabel atau saluran telepon yang menghubungkan sepasang router. Bila dua router yang tidak mengandung kabel yang sama akan melakukan komunikasi, keduanya harus berkomunikasi secara tak langsung melalui router lainnya. 
Ketika sebuah paket dikirimkan dari sebuah router ke router lainnya melalui router perantara atau lebih, maka paket akan diterima router dalam keadaan lengkap, disimpan sampai saluran output menjadi bebas, dan kemudian baru diteruskan.
Subnet yang mengandung prinsip seperti ini disebut subnet point-to-point, store-and-forward, atau packet-switched. Hampir semua WAN (kecuali yang menggunakan satelit) memiliki subnet store-and-forward.
Di dalam menggunakan subnet point-to-point, masalah rancangan yang penting adalah pemilihan jenis topologi interkoneksi router. LAN biasanya berbentuk topologi simetris, sebaliknya WAN umumnya bertopologi tak menentu.
Jaringan WAN (Wide Area Network) merupakan kumpulan dari LAN dan/atau Workgroup yang dihubungkan dengan menggunakan alat komunikasi modem dan jaringan Internet, dari/ke kantor pusat dan kantor cabang, maupun antar kantor cabang. 
Dengan sistem jaringan ini, pertukaran data antar kantor dapat dilakukan dengan cepat serta dengan biaya yang relatif murah. Sistem jaringan ini dapat menggunakan jaringan Internet yang sudah ada, untuk menghubungkan antara kantor pusat dan kantor cabang atau dengan PC Stand Alone/Notebook yang berada di lain kota ataupun negara.

3. Keuntungan Jaringan WAN.
3.1. Server kantor pusat dapat berfungsi sebagai bank data dari kantor cabang.
3.2. Komunikasi antar kantor dapat menggunakan E-Mail & Chat.
3.3. Dokumen/File yang biasanya dikirimkan melalui fax ataupun paket pos, dapat dikirim melalui E-mail dan Transfer file dari/ke kantor pusat dan kantor cabang dengan biaya yang relatif murah dan dalam jangka waktu yang sangat cepat.
3.4. Pooling Data dan Updating Data antar kantor dapat dilakukan setiap hari pada waktu yang ditentukan.
Resep Sambal Petis Tahu Goreng Hmmm

Resep Sambal Petis Tahu Goreng Hmmm

September 30, 2015 Add Comment
Resep Sambal Petis Tahu Goreng yg punya rasa Hhmmm mantap. haah pedas tentu, namanya aja sambel, berikut ini cara membuat saus warna pekat, sebagai pelengkap tahu goreng yg crispy.

Kita kenal beberapa aneka sambel milik tradisional indonesia, sebut saja , sambal terasi, sambal bajak, ijo, sambal petis dan banyak lagi, masing punya keunikan dan ruang tersendiri atau "tugas" masing-masing untuk

Kode Blok Data dan Kode Humming.

September 29, 2015 Add Comment


1. Blok Data
Pengkodean untuk pengiriman data secara blok yang dilengkapi dengan paritas ganjil atau paritas genap merupakan cara pengujian lebih baik, karena satu blok data akan disertai dengan paritas yang diletakan pada akhir blok data.
Untuk menguji data terkirim terjadi kesalahan bit (bit error) atau tidak bit paritas tersebutlah yang digunakan sebagai kunci uji untuk setiap karakter terkirim, dalam sistem transmisi data secara blok data artinya beberapa karakter terkumpul menjadi satu blok data maka bit paritas ini juga bisa dimanfaatkan.


Gambar 1. Rangkaian pembangkit paritas


Adapun penempatan bit paritas pada blok data adalah ditempatkan pada akhir sebuah blok, dengan demikian bit akhir dari blok data inilah yang disebut dengan block check character(BCC).
Paritas dapat dibangkitkan melalui software atau melalui hardware, baik secara software maupun secara hardware memiliki metode logika yang sama. Berikut merupakan pembangkitan paritas menggunakan gerbang EXOR:
Berdasarkan gambar 1. jika kode ASCII yang ingin dikirimkan memiliki logikabit 101 0010 maka akan didapatkan paritas sebagai berikut:

Gambar 2. Pembangkitan paritas dengan masukan 101 0010


Bit-0 EXOR bit-1 = 1, 
bit-2 EXOR 1 = 1, 
bit-3 EXOR 1 = 1, 
bit-4 EXOR 1 = 0,
bit-5 EXOR 0 = 0, 
bit-6 EXOR 0 = 1.
Dengan demikian didapatkan paritas genap berlogika 1 dan paritas ganjil didapatkan logika 0. Kelemahan kode paritas ini adalah apabila terjadi kesalahan atau error pada 2 bit maka error tidak terdekteksi sebagai error, 
Sebagai contoh data = 1010000 paritas genap digunakan sehingga data terkirim adalah 01010000. Ternyata pada penerima data terkirim menjadi 01010011,
Maka secara rumus paritas data adalah benar pada hal terdapat kesalahan pada bit 0 dan bit 1 yaitu berubah dari 00 menjadi 11. Dengan demikian error atau kesalahan pada bit 0 dan bit 1 tidak terdeteksi.
Perbaikan dari sistem ini adalah dengan mengirimkan data bukan perkarakter tetapi melalui blok data.
Misalkan dalam satu blok data disusun dari 7 buah karakter, dan isi data berupa pesan berbunyi “selamat” maka paritas dapat dicari dengan cara sebagai berikut:


Dari blok data yang terbentuk dari pesan selamat dicari kode ASCII setiap karakter, kemudian dicari paritasnya dalam kode ini diambil paritas genap dan dituliskan pada bit-7.
Setelah ditemukan semua paritas dari setiap karakter pembentuk pesan dan dituliskan pada bit-7, maka langkah selanjutnya adalah mencari paritas dari setiap kolom mulai bit-0 sampai bit-7 dan dituliskan secara mendatar pada baris BCC.
Adapun fungsi dari paritas pada bit-7 adalah sebagai kunci uji data untuk mencari error setiap karakter secara horisontal, istilah deteksi error secara horizontal adalah longitudinal redundancy check (LRC). 
Sedang fungsi paritas pada BCC sebagai baris penutup blok data difungsikan sebagai deteksi error secara vertikal, istilah deteksi vertikal adalah vertical redundancy check (VRC). Dari kedua paritas inilah terbentuk model matrik deteksi error yaitu kombinasi dari deteksi LRC dan deteksi VRC.

2. Kode Humming
Kerusakan data atau kesalahan data yang diterima oleh terminal penerima dalam sistem komunikasi data sering terjadi, hal yang mendasar sebagai penyebab adalah adanya interferensi sinyal luar yang masuk ke dalam jalur komunikasi, koneksi kawat penghubung, terminal, konektor pada layer terendah yang kurang baik. 
Hal tersebut menyebabkan sinyal gangguan (noise), sebagai akibat gangguan tersebut muncul permasalahan pada data yang diterima oleh penerima berupa data error. 
Terlebih pada transmisi data serial dengan kecepatan tinggi dan kualitas jalur transmisi yang rendah kesalahan (error) sangat mungkin terjadi, ukuran banyaknya bit error dalam blok data disebut sebagai bit error rate   (BER).
Terdapat toleransi kesalahan bit dalam sistem transmisi data, dan batasan nilai BER dalam satu kelompok data 105 bit.
Dalam penanganan kesalahan (error handling) bit terkirim tahapan utama dalam penerimaan data adalah deteksi kesalahan bit terkirim, selanjutnya dilakukan koreksi terhadap kesalahan (error).
Perbaikan data bisa dilakukan oleh penerima atau pengirim melalui permintaan pengiriman ulang data, permintaan ini melalui sinyal NAK dari penerima ke pengirim.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa proses deteksi kesalahan melalui bit yang ditambahkan (redundant bit) ke dalam data, dengan metode pengkodean tersebut dapat ditentukan kesalahan bitnya. 
Sistem pengkodean yang lain yang dapat digunakan dalam komunikasi data adalah kode Hamming. Konsep penerapan kode Hamming adalah dengan menggunakan bit paritas untuk disisipkan pada posisi tertentu dalam blok data, dengan demikian memungkinkan untuk dapat digunakan dalam pemeriksaan kesalahan dalam blok data. 
Aturan untuk menyatakan bit Hamming adalah melalui pendekatan 2n, nilai n dan n adalah bilangan bulat positif, cara untuk menentukan bit Hamming adalah sebagai berikut :
 Data = 1011 → penyisipan bit Hamming adalah 101x1xx
 Nilai x dapat dipilih 1 atau 0 dan disisipkan pada data
 Menentukan jumlah modulo-2 bit-1 agar data berparitas genap.
Bit ke- 7 6 5 4 3 2 1
Data    1 0 1 x 1 x x
Langkah selanjutnya adalah menentukan bit-Hamming yang harus disisipkan ke dalam bit-bit data, dalam hal ini semua bit yang ditandai dengan hurf x adalah tempat posisi bit Humming yang seharus disisipkan. 
Dengan demikian data yang semula terdiri dari 4 bit data maka pada akhirnya jumlah bit adalah 7 bit.
 Tabel penentuan bit-Hamming
 Bit-Hamming disisipkan ke dalam data, sehingga menjadi:
Bit ke- 7 6 5 4 3 2 1
Data    1 0 1 0 1 0 1
 Deteksi data error yang diakibatkan data berubah saat transmisi, diasumsikan terjadi perubahan pada bit ke 3 dari nilai logika 1 menjadi logika 0. Sehingga data yang diterima sebagai berikut:
Bit ke- 7 6 5 4 3 2 1
Data    1 0 1 0 0 0 1
 Pemeriksaan data melalui bit-bit Hamming ditemukan error berikut posisi bitnya, pada contoh terjadi error pada posisi bit ke 3.
 Berdasarkan tabel penentuan error diperoleh nilai biner 011, yang berarti bisa ditentukan kesalahan adalah pada posisi bit ke 3 pada data.
Perbaikan logika bit dapat dilakukan dengan melakukan inverting bit ke dari data, dengan demikian tidak diperlukan lagi pengiriman NAK ke pengirim untuk melakukan pengiriman ulang
---------------------- Suplemen ---------------------

Gerbang Logika EXOR




Artikel Terkait
Komunikasi Data
15. Topologi Jaringan Liniear Bus
14. Media Transmisi Jaringan
13. Perangkat Keras Jaringan 2 (Repeaters, Birdges dan Routers)
12. Perangkat Keras Jaringan 1 (File Servers, WorkStation, NIC dan Hubs)
11. Sistem Jaringan Lokal
10. Kode Blok Data dan Kode Humming
9. Unipolar, Polar dan Bipolar Line Coding dalam Slide
8. Kode 2B1Q, Kode Blok dan Kode ASCII
7. Unipolar Line Coding, Polar Line Coding dan Bipolar Line Coding
4. OSI (Open System Interconnection)
3. Aplikasi Komunikasi
2. Pengantar Sistem komunikasi Data
1. Glosarium Komunikasi Data.


Taedong River Pollution

September 27, 2015 Add Comment
(Taedong River as seen from the Juche Tower in Pyongyang. Source: Commons)

The Taedong River is North Korea's second longest river and it flows through the heart of the country, bisecting Pyongyang and eventually discharging into the Yellow Sea. Despite serving as the main source of drinking water for the nation's capital of nearly 3 million, the river is heavily polluted.

North Korea has adopted ten major environmental laws (as of 2005) and, as in many areas, pays lip service to environmental protection. However, the country has one of the world's worst environmental records. Even though the destruction of the environment, like deforestation, has directly contributed to famine, flooding, and loss of life, the country's economic desperation has led them to continually ignore the environment in favor of industrial and agricultural activity. According to CSR Asia, by 2005 North Korea was releasing 10.8 million tons of air pollutants.

The Taedong estuary is the recipient of the bulk of the pollution released into the river. This is made even worse by the West Sea Barrage (completed in 1986) which prevents natural and adequate removal of pollutants. And thanks to a lack of necessary water treatment plants, the river has "an average chemical oxygen demand of 2.15 ppm in 2008, falling behind the environmental standard of 3 ppm." Industries along the river also dump as much as 30,000 cubic meters (over 1 million cubic feet) of polluted water a day directly into the Taedong. The estuary isn't the only place where river water ends up. A massive system of irrigation canals instituted in 1989 means that thousands of acres of farm land receive water from the Taedong, with crops (and eventually the humans that eat them) taking up the various toxins left behind.

North Korea's two largest coal-fired electrical plants lie along the Taedong. The Pukchang (also spelled Bukchang) Thermal Power Plant, located 6 miles east of the Kaechon internment camp in South Pyongan Province, is one of eight major coal-fired electrical plants in the country. It has a capacity of 1.6 GW (twice the capacity of America's Three Mile Island Nuclear Plant) and is the largest of North Korea's power plants. However, the reality on the ground is that Pukchang's output may be less than one third of it's designed capacity. Regardless of production, the plant still releases vast amounts of pollution into the air (over 6 million tons of CO2) and river.

From 2005 to 2007 the country embarked on a new construction program: cut off a 3.4 mile long portion of the Taedong River and turn it into a massive pool of toxic sludge.


Previously, waste from the Pukchang plant was diverted into two smaller bends of the river, seen as the flat areas at the top and center-right of the loop. These coal ash basins were not fully separated from the river and during heavy rains pollutants would wash into the Taedong. This new, much larger waste basin was created when a neck of land (left side of image) was cut, the rock being used to build makeshift retention dams.

Sludge deposits seen filling up the old river channel.

Dam failure is a well-known threat in North Korea and many smaller earthen dams (like this new retention dam) are routinely overtopped, particularly during heavy rains. Not only would that release large quantities of surface waste into the river, but it further weakens the dam and can cut channels into it, making future failure easier. Beyond the risks associated with overtopping, coal ash sludge contains large amounts of toxic materials and heavy metals. Lead, cadmium, arsenic, and even radioactive thorium and uranium - which occur naturally - are concentrated during the coal burning process and are then discharged into this basin. Lacking adequate barriers, this material will slowly seep into the river and result in a continual source of pollution for years to come.

In a touch of irony during the construction of this new basin, a small hydroelectric generating station was also built. It's located where the land was cut and takes advantage of the river's new, slightly shorter course.

Additional Reading
Inside North Korea's Environmental Collapse, by Phil McKenna, NOVA/PBS 2013

--Jacob Bogle, 9/27/15 (updated on June 30, 2017)
Facebook.com/JacobBogle
Twitter.com/JacobBogle
www.JacobBogle.com 
CFP Alert: Red Feather Journal

CFP Alert: Red Feather Journal

September 26, 2015 Add Comment
Just saw this CFP on the Exploring Childhood Studies mailing list and wanted to pass it on. The deadline is coming up pretty soon, but the scope is fairly broad. I've been meaning to submit something to this journal for ages now - I really like its style and format, and have enjoyed a number of its issues and articles over the years. Here's a copy+paste of the announcement sent out today:


CFP:
iSchool Colloquia Series Launches THIS Thursday

iSchool Colloquia Series Launches THIS Thursday

September 22, 2015 Add Comment


Not related to kids' digital media in any (real) way, but related to my work since I'm co-charing this year's iSchool Colloquia Series...please spread the word far and wide that there's a cool talk about McLuhan happening at the iSchool this Thursday (and yes, that's right - I said "cool" and "McLuhan" in the same sentence but am NOT going to make a clever pun about hot versus cool media. So
Resep Garang Asem Daging Ayam TOP

Resep Garang Asem Daging Ayam TOP

September 21, 2015 Add Comment
Resep Garang Asem Daging Ayam akan kita temui di pekalongan kudus solo Semarang. Nah Apakah cara membuat masakan ni sama dr setiap daerah?, yng pasti enak dech.

Okey mari kita cek sama-sama cara mengolah garang asem dan menyajikan kuliner khas tradisional jawa kita, yang berbahan dasar ayam, walaupun ikan jg sebenarnya bisa loh, memasak garang asem harus banyak dipersiapkan bumbu bumbu rempahnya
Resep Telur Dadar Spesial Isi Daging Tebal Enak

Resep Telur Dadar Spesial Isi Daging Tebal Enak

September 19, 2015 Add Comment
Resep Telur Dadar Spesial Isi Daging Tebal Enak Jempol dech. Hidangan ni sangat istimewa berbeda dgn masakan biasa, maka nya cara membuat olahan inipun gak sama.

Bagi sebagian orang Telur dadar sudah tidak asing lagi, mungkin sering memasaknya, menu masakan ini cukup fleksibel diajak kemana saja dan buat apa saja, telur di dadar bisa dibuat untuk tambahan nasi goreng, nasi uduk atau nasi putih
Resep Gorengan Kambing Masakan Betawi

Resep Gorengan Kambing Masakan Betawi

September 17, 2015 Add Comment
Resep Gorengan Kambing Masakan Betawi asli hampir punah. kreasi lain cita rasa yg enak, Nich cara membuat hidangan khas jakarta dr bahan daging kambing.

Inspirasi kali ini cara mengolah daging kambing yang berbeda, memasak olahan ini cukup sederhana, dari namanya anda jangan terkecoh, hidangan ini bukan berbentuk gorengan melainkan masakan berkuah layaknya gulai bagar kambing atau opor, cukup
Resep Gulai Bagar Daging Kambing Padang

Resep Gulai Bagar Daging Kambing Padang

September 16, 2015 Add Comment
Resep Gulai Bagar Daging Kambing Padang sebuah masakan yg Enak. 1 lagi kuliner khas sumatra barat degn bahan dasar kambing, yuk sini intip cara membuat nya pasti praktis juga lezat.

Satu lagi cara olah yang patut anda coba di rumah GULAI, walaupun sebelumnya ada gulai kambing dari kami, tapi kali ini berbeda Gulai Bagar kambing khas padang, ok kalau anda punya daging sapi, mungkin lebih baik

Unipolar, Polar dan Bipolar Line Coding dalam Slide

September 16, 2015 Add Comment
1.  Unipolar Line Coding
Logika 0 memiliki level zero
Logika 1 memiliki level non-zero.


2. Polar Line Coding
2.1  Non Return to Zero (NRZ)
Level-NRZ
Logika 0 dinyatakan dalam tegangan positip
Logika 1 dinyatakan dalam tegangan negatip. 

Invers-NRZ
Logika 0 apabila tidak ada perubahan level tegangan.  
Logika 1 apabila ada perubahan level tegangan  (Positif ke Negatif atau Negatif ke Positif)


2.2 Return to Zero (RZ)
Logika 0 dinyatakan dalam tegangan negatip
Logika 1 dinyatakan dalam tegangan positip,
Sinyal harus kembali zero untuk separuh sinyal berdasarkan interval dari setiap bit.





Artikel Terkait
Komunikasi Data
15. Topologi Jaringan Liniear Bus
14. Media Transmisi Jaringan
13. Perangkat Keras Jaringan 2 (Repeaters, Birdges dan Routers)
12. Perangkat Keras Jaringan 1 (File Servers, WorkStation, NIC dan Hubs)
11. Sistem Jaringan Lokal
10. Kode Blok Data dan Kode Humming
9. Unipolar, Polar dan Bipolar Line Coding dalam Slide
8. Kode 2B1Q, Kode Blok dan Kode ASCII
7. Unipolar Line Coding, Polar Line Coding dan Bipolar Line Coding
4. OSI (Open System Interconnection)
3. Aplikasi Komunikasi
2. Pengantar Sistem komunikasi Data
1. Glosarium Komunikasi Data.


Kode 2B1Q, Kode Blok dan Kode ASCII

September 15, 2015 Add Comment


1. Kode 2B1Q

Pengkodean dengan cara ini adalah dengan melakukan pengkodean 2 (dua) biner untuk dijadikan 1 (satu) kuarter, pola data yang terdiri dari 2 bit dikodekan menjadi sebuah elemen sinyal yang merupakan bagian dari sinyal berlevel empat. 
Sedangkan data dikirim dengan kecepatan 2 (dua) kali lebih cepat dibanding dengan pengkodean NRZ-L, dan pada bagian penerima memiliki empat threshold untuk melayani penerimaan data terkirim. 
Jika level sebelumnya adalah positip maka untuk nilai bit berikutnya 00 levelnya adalah +1, untuk bit 01 levelnya adalah +3, bit 10 levelnya adalah - 1 dan bit 11 levelnya adalah  -3.

Jika level sebelumnya adalah negatip maka untuk nilai bit berikutnya 00 levelnya adalah -1, untuk bit 01 levelnya adalah -3, bit 10 levelnya adalah +1 dan bit 11 levelnya adalah +3.

Konversi positip dan negatip dapat digambarkan diagram pulsanya sebagai berikut:  
Gambar 1. Diagram pulsa pengkodean 2B1Q

2. Kode Blok (Block Coding)

Tidak seperti kode jalur yang dijelaskan di atas, untuk kode blok ini beroperasi pada sebuah formasi stream bit informasi. 
Berikut beberapa hal terkait dengan kode blok yang beroperasi berdasarkan formasi blok bit informasi.
 Bit redundan ditambahkan ke setiap blok informasi, hal ini dilakukan untuk memberikan kepastian sinkronisasi dan pendeteksian kesalahan (error).
 Setiap 4 bit data dikodekan menjadi kode 5-bit.
 Kode 5-bit normalnya digunakan untuk penggunaan kode invers NRZ.
 Pemilihan kode 5-bit seperti halnya setiap kode berisi tidak lebih satu bit 0 sebagai bit awal dan tidak ada lagi lebih dari dua buah logika 0.
Oleh karena itu, ketika kode 5-bit dikirim secara sekuensial maka tidak akan terlihat tiga buah bit berlogika 0 lagi.Kode 4B/5B digunakan pada sistem komunikasi dengan media transmisi fiber optik (FDDI). 
Tabel 1. berikut merupakan tabel konversi 4 bit menjadi 5 bit. 



Tabel 1. Konversi Data 4B/5B




3. Kode ASCII

Sebuah standar Amerika untuk menunjuk sebuah karakter diberi nama American Standard Code for Information Interchange (ASCII), standar ini dapat digunakan untuk membuat kode sejumlah 128 buah karakter. Kode ASCII pertama digunakan tahun 1963, karena ada penambahan kode beberapa karakter maka kode ini disempumakan pada tahun 1967.

Setiap kode ASCII dinyatakan dalam bilangan heksa, kode ini merupakan cikal bakal sistem komunikasi digital antar perangkat komputer dan merupakan sistem kode yang pertama kali digunakan dalam sistem komputer dan komunikasinya. 

Sampai saat ini setiap komputer yang diproduksi menggunakan kode ASCII, baik pada komputer personal, laptop maupun jenis komputer lainnya.






Tabel 2. Kode ASCII


Tabel 2 merupakan sistem kode ASCII yang disusun secara matrik, bit ke 1 sampai bit ke 4 menunjukan kode belakang dan bit ke 5 sampai bit ke 7 menunjukan kode depan. Kode ASCII berdasarkan tabel 2 tersebut merupakan bilangan heksa desimal, jadi untuk karakter A (kapital) dari kolom menunjukan 100 berarti sama dengan 4 dan dari baris menunjukan 0001 yang berarti nilai 1 sehingga kode huruf A adalah 41 dalam bilangan heksa.

Misal ditanyakan berapa kode huruf b dalam heksa berdasarkan kode ASCII, maka jawabnya dilihat pada tabel 2 dari kolom = 110 dan dari baris diperoleh 0010 sehingga diperoleh kode 110 0010 = 62 dalam heksa.

Kode ASCII yang terdiri dari 7 bit akan memiliki pengkodean karakter sejumlah 27 = 128, yaitu mulai dari 000 0000 sampai dengan 111 1111. Pemanfaatan kode ASCII dalam transmisi data adalah dengan menambahkan 1(satu) bit lagi sehingga kode karakter menjadi 8 bit, fungsi dari bit ke delapan adalah untuk memberikan identitas paritas pada data terkirim.
Penambahan satu bit pariti ini dapat dimanfaatkan untuk menguji apakah data berupa karakter terkirim dengan benar atau tidak, atau dengan kata lain berfungsi untuk deteksi kesalahan bit pada data berupa kode ASCII terkirim. Dalam menentukan paritas karakter dapat dipilih, yaitu menggunakan paritas genap (even parity) atau diinginkan menggunakan paritas ganjil (odd parity).

Bit pariti akan menjadi bit MSB kode ASCII, sehingga dengan penambahan 1 bit setiap karakter akan membentuk jumlah logika 1(satu) pada kode tersebut.
Jika diharapkan kode dengan paritas ganjil maka jumlah logika 1(satu) harus ganjil, demikian juga jika diharapkan kode berparitas genap maka jumlah logika dalam kode tersebut berjumlah genap.
Misalkan untuk huruf A berdasarkan tabel 2 ditemukan kode 100 0001=(41H), pada kode ternyata memiliki jumlah logika 1 adalah dua buah. Jika diinginkan pengiriman data dengan paritas ganjil maka bit ke delapan sebagai pariti harus berlogika 1, demikian pula untuk kebalikannya jika diinginkan data terkirim dengan paritas genap maka bit ke delapan sebagai pariti harus berlogika 0.
Standar telekomunikasi ITU-T merekomendasikan bit terbesar (MSB) dari kode karakter untuk digunakan sebagai bit paritas, artinya untuk kode ASCII yang menggunakan 7 bit maka bit ke delapanlah sebagai bit paritasnya (lihat contoh untuk karakter A).



Artikel Terkait
Komunikasi Data
15. Topologi Jaringan Liniear Bus
14. Media Transmisi Jaringan
13. Perangkat Keras Jaringan 2 (Repeaters, Birdges dan Routers)
12. Perangkat Keras Jaringan 1 (File Servers, WorkStation, NIC dan Hubs)
11. Sistem Jaringan Lokal
10. Kode Blok Data dan Kode Humming
9. Unipolar, Polar dan Bipolar Line Coding dalam Slide
8. Kode 2B1Q, Kode Blok dan Kode ASCII
7. Unipolar Line Coding, Polar Line Coding dan Bipolar Line Coding
4. OSI (Open System Interconnection)
3. Aplikasi Komunikasi
2. Pengantar Sistem komunikasi Data
1. Glosarium Komunikasi Data.