"Kamu cantik sekali malam ini." pujinya saat Irma keluar. menyambut uluran tangannya. Biar duda tapi gombalan recehannya tetap ya gak ada matinya.
"Ah. Mas bisa aja."
"Aku sama sekali gak bohonng."
Inna lersenyum malu-malu. "Iya deh. Makasih ya Mas pujiannya."
Mas Wisnu mcmbawanya masuk. bcrhcnti scbcntar untuk berbicara dengan resepsionis restauran hingga Irma bisa mcmperhatikan penampilannya yang gagah dari belakang.
Kelly memang pengasuh anak Mas Wisnu yang kurang ajar. Majikannya dia bilang gak ganteng-gameng amat dan gak punya perm
kotak-kotak padahal wajahnya tampan dan murah senyum. Inna yakin.
di balik kemeja yang dikcnakannya itu ada latakan roli manis mcski tivis-tivis walaupun hal itu awalnya tidak terlalu Inna perhalikan karena fokusnya dipenuhi oleh sosok lain.
Mas Wisnu membawanya ke salah satu meja. memesan makanan dan saling mengobrol tingan tentang sekolah Malika sampai pesanan makanan datang dan menyantapnya dengan khidmat.
"Terima kasih banyak, Ir." Irma menegak wine-nya saat Mas Wisnu buka suara setelah mereka selesai menyantap makan malam. "Kamu sudah mau memenuhi undangan makan malamku."
Inna meletakkan gelasnya dan tersenyum. "lya Mas sama-sama."
"Hmm-" Wisnu berdeham dan tersenyum gugup membuat Irma jadi salah lingkah sendiri. "Jadi begini Ir. Awalnya Mas tidak punya maksud apa-apa mcngajakmu makan malam sepcrti ini tapi Mas berpikir kalau mungkin nanli tidak akan punya kesempatan lagi jadi Mas ingin mengutarakan sesuatu yang penting sama kamu." Irma diam mendengarkan seraya meremas tangannya sendiri. "Jadi. Mas mau nanya dan minta izin. apa Mas boleh datang ke rumah kamu untuk melamar?"
EmoticonEmoticon