Realisasi investasi ?

March 13, 2019
Sebelum tahun 2008, teman saya cerita pengalamannya mendirikan pabrik di China. Dia datang ke BKPM nya China. Pejabat China menanyakan jenis investasi, berapa modal , berapa lahan diperlukan, kemana pasarnya, dan darimana bahan bakunya, berapa kebutuhan tenaga kerja dan kebutuhan listrik. Ya standar form yang harus diisinya. Yang menarik adalah form itu bukan hanya sekedar sebagai pra syarat tetapi juga sebagai solusi menyeluruh atas kebutuhan dasarnya berinvestasi di China. Lokasi ? China hanya mengizinkan industri berada dikawasan industri. Artinya tidak boleh didaerah pemukiman umum. Pejabat China menunjukan peta lokasi kawasan industri yang ada. Dia tinggal pilih. Ada yang siap pakai tinggal bawa mesin. Ada tanah kosong yang siap bangun. Semua lokasi itu dijamin akan tersedia listrik dan sarana air bersih, termasuk infrastruktur jalan ke pusat logistik. 

Investor tinggal datang ke kawasan industri. Dia bisa menyewa bangun pabrik siap pakai dari berbagai ukuran. Bayar , langsung kerja. Bisa juga membangun sendiri diatas lahan kosong. Bagaimana dengan kontraktor? pihak pengelola kawasan industri menyediakan jasa kontruksi sesuai design. Ongkos lebih murah dan terjamin kualitas. Saya rasa itu standar dimana saja kalau kita bangun pabrik di kawasan industri. Lantas apa kelebihan China sehingga mendatangkan banyak investor dari berbagai belahan dunia ? China membangun kawasan industri berdasarkan potensi wilayah. Ada wilayah punya potensi dibidang industri berat seperti provinsi Hobey. Ada wilayah yang punya potensi agro industri seperti Hunan, dan ada wilayah yang punya potensi industri kreatif seperti Hangzhou. Potensi wilayah itu di create oleh negara dan dibina pengembangannya terus menerus sebagai asset wilayah. 

Potensi wilayah ini menjamin tersedianya supply chain industri untuk kebutuhan bahan baku dan bahan tambahan termasuk jasa. Juga ketersediaan tenaga kerja terampil sesuai kebutuhan industri. Setiap wilayah punya punya pusat latihan kerja yang besar termasuk pusat riset. Bayangkan, pusat riset agro industri yang ada di Provinsi Hobey sama dengan 5 kali Puspitek Serpong luasnya. Itu sebabnya pembangunan pabrik di China tersebar keseluruh wilayah. Tidak ada daerah yang mati atau sepi investasi. Semua daerah punya potensi ekonomi dan investasi yang punya daya tarik bagi beragam investasi.  Contoh saya bangun pabrik Universal Biopack di China. Supply chain sudah tersedia dikawasan industry, termasuk pusat logistiknya. Jadi saya tidak perlu sewa gudang untuk stock. Dan supply selalu ontime. Dan ini sangat besar sekali mengurangi biaya produksi.

Bagaimana dengan pemasaran ekspor? Sebetulnya yang bangun pabrik di China sebagian besar adalah pihak yang udah menguasai pemasaran eksport.  Mereka bisa saja investor asing sendiri atau pengusaha lokal yang bermitra dengan buyer di luar negeri. Contoh Siemen atau GE , mereka sudah punya pasar international. Nah mengapa mereka mau investasi di China? pertama biaya produksi murah karena didukung supply chain yang efisien. Kedua, biaya logistik yang murah karena infrastruktur tersedia meluas. Ketiga, tersedia tenaga kerja dari semua skill dan murah upahnya. Kelima, birokrasi yang efisien dan praktis. Sejak tahun 2002 China sudah menerapkan e-government dan meluas penerapannya ditahun 2004. Jadi praktis semua sudah paperless. 

Jadi tumbuhnya industri karena permintaan pasar dari mereka yang sudah menguasai pasar. Lantas China dapat apa? ya contoh Apple itu ada 5 pabrik di China dengan tenaga kerja 200.000. Tetapi supply chain nya melibatkan angkatan kerja 5 juta orang. Itu baru Apple. Belum yang lainnya. Pabrik Banana Pasta saya di China melibatkan ratusan supply chain petani pisang dengan angkatan kerja ratusan ribu orang. Sementara tenaga kerja pabrik saya sendiri hanya 1600 orang. Jadi walau investor  asing bertumbuhan di CHina tetap saja yang diuntungkan adalah rakyat. Mengapa ? spread opportunity sebagai multiplier effect dari hadirnya investor asing itu yang menikmati ya rakyat China. Itu karena China membangun industri by design dengan bertumpu kepada kekuatan supply chain. Supply chain tumbuh berkat riset. Riset bisa berkembang karena SDM yang kreatif. Dan semua tidak akan terjadi tanpa tersedianya infrastruktur ekonomi  

Keluhan Jokowi kepada menteri atas rendahnya ekspor indonesia dan rendahnya realisasi invesasi di Indonesia sebagai sinyal bahwa diperiode kedua kekuasaannya kelak, masalah SDM itu akan menjadi focus. Karena kalau SDM tidak dikembangkan maka potensi wilayah hanya jadi potensi saja. SDM  bukan jadi asset malah jadi beban sosial. Tidak menjadi potensi ekonomi dan financial. Infrastruktur yang dibangun akan useless. Juga bila SDM baik maka debirokratisasi dapat dilaksanakan. Peluang indonesia sangat besar kedepan. Karena kapasitas Industri dan jasa  kita masih rendah. Dibawah 50% dari PDB. Padahal PDB kita sudah tembuh USD 1 trilion. Artinya sumber daya kita sangat mendukung untuk mencapai kapasitas industri diatas 50% PDB. 

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »