Namanya Ravendra Aryabima Dewandana. Tubuhnya tinggi besar seperti tokoh Bima dalam pewayangan. Kalau Bima memiliki ajian dan kesaktian, Ravendra Aryabima Dewandana memiliki kekuasaan dan kekayaan yang berlimpah.
Sayang, sejak berumur empat belas tahun, kedua orang tuanya meninggal dunia karena kecelakaan pesawat.
Papaku merupakan salah satu staff-nya. Ia merupakan staff terlama di rumah itu karena sejak muda, Papa sudah bekerja di sana. Aku sering ke rumah besarnya yang seperti istana itu untuk mengantarkan makan siang Papa.
Biasanya aku hanya melihatnya dari kejauhan. Aku tidak berani mendekat. Aku hanya berani mengintipnya dari balik perdu hias yang dibentuk dengan aneka pola.
Hari ini aku kembali ke rumah besar itu. Aku membuatkan tumis kacang dan tempe goreng serta sambal terasi. Kuhampiri Papa yang terbatuk-batuk. Tubuhnya membungkuk menahan sakit yang dideritanya.
Dokter sudah melarang Papa untuk merokok, tapi Papa tetap membandel. Sekarang batuknya makin menjadi.
"Pa, obatnya sudah diminum?“ Kutepuk‘tepuk ringan punggung Papa, berharap batuknya berkurang.
EmoticonEmoticon