Senja menjadi kelabu saat aku memilih duduk di emperan
toko itu, menyembunyikan kepala di antara kedua lututku. Aku menangis.
Menangisi dia yang terlalu kejam menduakanku, padahal sebelumnya ia menarikku masuk ke dalam hidupnya. Mengenal keluarganya. tapi tenyata dia bisa
menduakanku dengan begitu mudahnya.
Apakah itu sifat alami semua laki-laki? Aku tidak tahu,
yang jelas rasanya sakit sekali.
Isak lirih dan air mata ini bagaikan tiada akhir. Aku lemah, aku tak ada bedanya dengan mereka yang setiap hari kutertawakan bersama ketiga kakakku. Lalu apakah ini
karma atas rasa bahagiaku dulu?
Sekarang aku paham rasanya menjadi perempuan yang semestinya. Menangis ketika Iara menyapa dan tertawa
ketika bahagia benar-benar terlihat nyata.
"Berhenti menangis. Io bukan Ciarra yang gue kenal.
Bangun dan tunjukkin, kalau dia nggak ada apa-apanya
EmoticonEmoticon