hanya akan berakhir dengan dia yang marah-marah. Selalu seperti itu.
Aku berbalik. Mengambil semua barang-barangku. Mungkin lain kali.
"Pikirmu kemana kau akan pergi?" Regan meraih bahuku, menekannya hingga aku mencoba menahan ringisan. "Kau tidak akan kemana-mana sebelum ini selesai Casey." Saat dia menyebut namaku saat itulah aku tahu kalau aku telah menjadi kemarahan baginya.
"Tidak dengan menyakiti dia Regan, aku hanya ingin kita sedikit menjaga jarak. Dia mulai curiga."
"Aku tidak peduli!" Serunya dengan nada yang emosi.
"Tapi aku peduli Regan, dia sahabatku." Kutekan setiap kata dalam suaraku.
"Kau menginginkan aku Casey, kau jelas sangat menginginkan aku. Tapi kenapa? Aku bisa melakukan apapun demi bisa bersama denganmu. Tapi tidak saat kau malah menjadikan aku sebagai pilihan kedua."
Aku memegang wajahnya, mencoba melihat matanya yang jelas menghindar dariku. "Tidak ada yang menjadikan dirimu pilihan kedua Regan, kau tetap menjadi priotas untukku. Tapi dia kekasihmu, kekasih yang seharusnya tidak kau sakiti."
EmoticonEmoticon