'Ya Allah, kenapa harus aku?’ Dini terus menangis tiada henti. Merasa mulai kedinginan, ia mengambil handuk lalu mengeringkan badan dan memakai pakaiannya kembali. Kissmark di sepanjang lehemya, dagu, bahkan dada membuat
Dini menjambak rambutnya. Menyesali apa yang sudah
teljadi malam ini, matanya beralih pada ranjang yang kini sedang tidur terlentang seorang laki-laki. Laki-laki yang sudah mengambil mahkotanya, Dini meluruh ke lantai. Rasanya ia ingin sekali menikam laki laki tersebut, namun ia masih punya akal sehat untuk tidak berurusan dengan kepolisian.
Dini pergi dari kamar hotel tersebut dan berjalan menunggu taksi untuk mengantamya pulang.
***
Iqbal meregangkan tangannya dan meraba-raba kasur mencari bantal gulingnya, namun tak ditemukan sama sekali. Iqbal membuka matanya, ia merasa asing dengan tempat ini dan ia seperti mengingat kejadian beberapa jam yang lalu.
“Shit,” umpatnya. Ia mengingat bahwa ia sudah
meniduri seorang perempuan dan segera ia melihat ke sprei
EmoticonEmoticon