Rosa menatap remaja seusianya juga pemuda yang jauh lebih dewasa, berlalu lalang pada sebuah ruangan bertembok tebal dan sangat kokoh. Mereka memakai pakaian pakaian sederhana dengan wama wama dan model senada. Abu abu dan hijau untuk para anak laki laki, pink pucat dan merah marun untuk anak perempuan. Dan sekarang Rosa sendiri dalam balutan kaos berwama merah marun. Seperti mereka memakai seragam sekolah.
Rosa menarik ke belakang rambut pendeknya, sebelum akhimya bergabung dengan para remaja juga pemuda yang lain untuk mencari teman atau yang lainnya. Perempuan sangat sedikjt di sini, setahu Rosa. Memang banyak perempuan yang menjadi korban virus mengerikan itu. Virus zombie, yang ada secara tak terduga.
Rosa benci memikirkannya. Ia berharap bertemu saudaranya yang mungkin selamat, atau temannya. Tapi dia sama sekali tidak menemukan orang yang dikenalnya. Keluarga... entahlah. Rosa tidak mau memikirkannya karena itu terlalu menyakitkan.
Orang orang disini dari berbagai negara, suku, ras dan agama. Tapi tidak ada yang bersikap rasis atau saling mengganggu. Karena sejak awal mereka sudah diberitahukan peraturan utama.
‘Dilarang saling memusuhi atau kau akan dilemparkan ke para zombie kanibal yang kelaparan. ’
Zombie kanibal adalah tingkatan paling buruk seseorang terkena virus. Dia bukan saling menyebar virus lagi, melainkan saling memangsa. Meskipun mereka dari berbagai negara yang berbeda bahasa, mereka mengerti bahasa satu sama lain. Tidak sempat untuk belajar bahasa Inggris hingga fasih. Mereka dibcrikan earphone yang selalu terpasang di telinga kanan, untuk menerjemahkan bahasa lain yang tidak dimengeni.
Rosa barn tiga han' di sini. Dia mengalami koma selama dua hari sebelum akhimya sadar di pagi hari ke-tiga, namun dia baru keluar
EmoticonEmoticon