Brand terkenal asal Cina yang satu ini semakin mengepakkan sayapnya. Berdiri sejak tahun 2010, popularitas Xiaomi terus beranjak naik. Bahkan pada tahun 2015 lalu, Xiaomi menduduki peringkat keempat sebagai produsen smartphone terbesar di dunia. Banyak orang penasaran, mengapa smartphone Xiaomi selalu laku keras di pasaran?
Jawaban yang paling tepat adalah karena model bisnis cerdas yang mereka lakukan. Bayangkan saja, mereka mampu menjual produk berspesifikasi tinggi dengan harga yang lebih murah dibanding smartphone lainnya. Mengapa bisa begitu? Berikut adalah empat alasan mengapa hal ini bisa terjadi.
Ogah beriklan
Alasan yang paling utama adalah Xiaomi tidak melakukan promosi atau pengiklanan produk secara besar-besaran. Tentu saja Xiaomi pernah beriklan, namun bujetnya berbeda dengan vendor lain seperti Samsung yang rela mengeluarkan dana sangat besar untuk proses promosinya saja.
Xiaomi lebih mengandalkan jaringan media sosial dan para fans untuk mempromosikan produknya. Melalui media sosial, produk Xiaomi diperkenalkan dari mulut ke mulut. Dengan cara ini, Xiaomi telah menghemat banyak dana dan mengalokasikannya untuk merilis smartphone baru di setiap tahunnya.
Di sektor penjualan, Xiaomi menggunakan e-commerce seperti Flipkart, Amazon, dan Snapdeal untuk penjualan online-nya, serta menggunakan beberapa toko seperti Mobile Store dan Airtel Store untuk penjualan offline-nya. Hal ini juga berlaku di Indonesia dimana pada awalnya Xiaomi dijual secara online melalui Lazada.
Jual cepat terbatas
Penjualan dengan harga murah ini megharuskan Xiaomi membuat kebijakan dalam proses produksinya, yakni menjual produk secara cepat dan terbatas. Sebenarnya, banyak orang khusunya fans Xiaomi mengeluh dan mengkritik keras kebijakan ini. Tapi faktanya disitulah letak strategi bisnis yang Xiaomi lakukan agar dapat menjual produk dengan murah namun tetap balik modal atau bahkan untung.
Kebijakan ini membuat Xiaomi tidak mampu memenuhi seluruh permintaan konsumennya. Ini karena Xiaomi hanya menjual setiap seri smartphone secara terbatas dan penjualannya pun dilakukan dengan sangat cepat. Dengan cara ini pula, Xiaomi tidak perlu mengeluarkan dana untuk penyimpanan dan pemeliharaan produk.
Ekspor ke pasar potensial
Xiaomi tidak hanya menjual smartphone pada basis pelanggan kecil. Xiaomi terus berusaha memperluas pasar hingga ke berbagai negara. Memang tidak banyak cakupan Xiaomi, tapi mereka menyasar negara yang potensial, seperti Indonesia, sebagian besar Asia Tenggara, India, Brazil, Rusia, dan Meksiko. Dengan mengekspor produk ke luar negeri, pendapatan Xiaomi menjadi lebih banyak.
Seperti kata pepatah mengatakan “Drops make an Ocean”, semakin banyak pembeli semakin besar keuntungan yang didapat. Meski keuntungan yang didapat kecil karena harga produknya yang murah, namun jika pelanggan membeludak, pasti keuntungan meningkat seiring berjalannya waktu.
Kerjasama strategis
Perlu diketahui, Xiaomi didirikan oleh pemain-pemain lama dalam dunia bisnis teknologi, termasuk Hugo Bara yang kini menjabat sebagai Vice President Xiaomi. “Kami punya hubungan yang sangat baik dengan para penyuplai komponen (hardware),” ujar mantan bos Google tersebut. Dengan begitu, Xiaomi bisa mendapat pasokan komponen dengan harga lebih miring.
Ya, Xiaomi memiliki banyak mitra besar termasuk Qualcomm. Kita tahu Qualcomm adalah perusahaan yang selalu menghadirkan prosesor super kuat. Oleh sebab itu, banyak lini smartphone Xiaomi menggunakan prosesor Qualcomm sebagai otaknya.
Berkat kerjasama dengan Qualcomm, Xiaomi mendapatkan prosesor dengan harga yang relatif lebih murah. Tentunya bukan hanya dekat dengan Qualcomm, Xiaomi juga sangat dekat dengan produsen layar dan komponen lainnya.
EmoticonEmoticon