Kecanduan Gadget, Belasan Anak dan Remaja di Bogor Alami Gangguan Jiwa

January 25, 2020
Rumah sakit jiwa RSMM (Rumah Sakit Marzuki Mahdi) Kota Bogor menangani puluhan pasien anak dan remaja yang mengalami gangguan jiwa. Beberapa di antaranya merupakan pasien gangguan kejiwaan akibat kecanduan gadget.

anak kecanduan gadget

Dokter spesialis kejiwaan anak dan remaja RSMM, dr Ira Safitri T mengibaratkan gangguan kejiwaan akibat gadget ini sebagai fenomena gunung es. Menurut Ira, jumlah pasien setiap tahunnya meningkat.

"Kalau selama 2019 itu kita tangani 10-15 pasien (akibat kecanduan gadget). Ada 3 orang yang sempat jalani rawat inap, tapi sekarang sudah pulang. Sampai sekarang, kita layani antara 2 sampai 3 orang (pasien akibat kecanduan gadget) yang rawat jalan setiap hari," kata Ira Safitri ditemui di RSMM, Jalan Semeru, Bogor Barat Kota Bogor, Kamis (17/10/2019).

"Untuk gangguan masalah kejiwaan di sini memang kebanyakan yang dirawat itu dengan gangguan kejiwaan skizofrenia, tapi memang saat ini mulai meningkat pasien-pasien dengan masalah gangguan adiksi internet, gadget atau gawai," tambahnya.

Selama 2019, ada 3 remaja yang dirawat di RSMM karena mengalami gangguan kejiwaan akibat kecanduan gadget. Rata-rata usia mereka antara 11-16 tahun dan berasal dari Bogor. Hanya sebagian kecil dari luar Bogor seperti Jakarta dan Bekasi.

"Ada anak usia 11 tahun, masih SD. Dia kecanduan gadget dan sudah tidak terkontrol lagi. Orang tuanya tidak bisa menangani sehingga dibawa kesini. Kemudian ada anak yang usianya sudah 16 tahun. Sudah tidak mau ngapa-ngapain, tidak mau mandi bahkan sampai sebulan, orang tuanya audah tidak bisa mengendalikannya sehingga dibawa ke sini, dan kami rawat," papar Ira.

Ira berharap orang tua bisa lebih berperan untuk mengantisipasi agar anak-anak tidak kecanduan gadget. Orang tua juga diminta konsisten jika sudah memberikan aturan terhadap anak kapan bisa bermain gadget.


"Orang tua. Karena semuanya kan diawali oleh orang tua. Yang memberikan gadget kan orang tua, yang membelikan kuota juga orang tua, jadi orang tua di sini harus sebijaksana mungkin, memberikan gadget kepada anak. Ketika aturan itu dikasih kepada si anak, ini harus konsisten. Ini kadang orangtuanya yang tidak konsisten, apalagi anaknya merengek, akhirnya dibiarin aja (bermain gadget). Ini kan tidak konsisten, nanti yang ada kebablasan," tutupnya.

Sumber: news.detik.com 

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »