Manajemen komunikasi, menurut pendapat Parag Diwan adalah proses penggunaan berbagai sumber daya komunikasi secara terpadu melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan unsur-unsur komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Keterampilan manajemen komunikasi mutlak diperlukan oleh para praktisi komunikasi agar mereka bisa menjadi lebih profesional di bidangnya.
Salah satu hal terpenting untuk menjadi profesional bagi praktisi komunikasi adalah menguasai dan membekali dirinya dengan kemampuan manajerial. Kemampuan manajerial tersebut akan membentuk para praktisi komunikasi tidak hanya berperan sebagai teknisi komunikasi tetapi juga akan mampu berperan sebagai manajer komunikasi.
- teknisi komunikasi (communication technician), yaitu orang yang menjalankan pekerjaannya hanya berdasarkan keterampilan komunikasi yang dimilikinya. Mereka tidak ikut dalam setiap pengambilan atau pembuatan keputusan organisasi serta tidak melakukan riset baik untuk perencanaan maupun untuk evaluasi. Mereka hanya mengimplementasikan keputusan-keputusan yang dibuat oleh orang lain atau manajerial.
- manajer komunikasi (communication manager), yaitu orang yang melakukan penelitian secara sistematis dan melakukan perencanaan untuk setiap program komunikasi suatu organisasi. Seorang manajer komunikasi ikut dalam proses pengambilan keputusan pada tingkat puncak dapa suatu organisasi.
Fungsi Manajemen Komunikasi. Keterampilan dalam manajemen komunikasi yang dimiliki anggota suatu organisasi akan sangat bermanfaat bagi perkembangan dan kemajuan organisasi tersebut. Manajemen komunikasi dalam suatu organisasi mempunyai manfaat sebagai berikut :
- sebagai alat untuk menyamakan pemahaman dan pengertian di antara para anggota dalam organisasi.
- sebagai alat untuk menggerakkan anggota organisasi sesuai dengan informasi yang diberikan.
- manajemen komunikasi sebagai kendali. Dalam fungsi ini, manajemen komunikasi digunakan oleh manajemen organisasi dalam bertindak untuk mengendalikan perilaku anggota organisasi melalui penyebaran informasi-informasi tertentu untuk mencegah konflik di antara para anggota organisasi. Contoh, digunakan untuk menginformasikan tentang tata tertib dan peraturan organisasi.
- manajemen komunikasi sebagai motivasi. Dalam fungsi ini, manajemen komunikasi digunakan oleh manajemen organisasi dalam melakukan pengarahan terhadap anggota organisasi sehingga dapat memotivasi setiap anggota organisasi untuk bekerja dengan lebih baik sesuai dengan standar organisasi.
- manajemen komunikasi sebagai bentuk pengungkapan emosional. Dalam fungsi ini, manajemen komunikasi digunakan oleh manajemen organisasi untuk melakukan koordinasi di antara anggota atau tim dalam organisasi. Fungsi ini juga diharapkan dapat menjadi alat bagi setiap anggota organisasi dalam mengungkapkan keinginan termasuk apa yang mereka rasakan terhadap organisasi.
- manajemen komunikasi sebagai alat penyampaian informasi. Dalam fungsi ini, manajemen komunikasi digunakan untuk menyampaikan dan menentukan alternatif sebagai langkah pengambilan keputusan yang bijaksana.
Tujuan Manajemen Komunikasi. Pada hakekatnya tujuan dari manajemen komunikasi adalah sebagai sarana untuk berinteraksi dengan baik sehingga dapat memahami dan mengerti cara berkomunikasi dengan pihak lain. Pada interaksi antar individu di dalam masyarakat atau organisasi, manajemen komunikasi mempunyai tujuan sebagai berikut :
- mengembangkan interaksi yang profesional.
- membentuk keinginan yang baik (goodwill).
- saling menghargai (mutual appreciation).
- rasa toleransi (tolerance).
- saling bekerja sama (mutual understanding).
- memperoleh opini yang menguntungkan, baik dalam hubungan internal maupun eksternal.
Sedangkan sebagai satu disiplin ilmu, tujuan dari pendidikan manajemen komunikasi adalah :
- menumbuhkan sikap kritis dan antisipatif terhadap fenomena komunikasi yang terjadi dan menjadi trend dalam perkembangan ilmu dan teknologi komunikasi.
- memberikan pengetahuan yang mendalam mengenai filosofi, metodologi, dan teori-teori di bidang manajemen komunikasi.
- mengajarkan keterampilan teknis dan strategis dalam mengelola sumber daya dan perilaku komunikasi.
- menumbuhkan kemampuan nyata dalam mengelola berbagai sumber daya komunikasi guna diimplementasikan ke dalam program dan aktivitas komunikasi, baik dalam konteks interpersonal, kelompok, organisasi, maupun masyarakat.
- memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam merancang, memproduksi, dan mengevaluasi berbagai produk komunikasi.
- menumbuhkan kemampuan untuk mendayagunakan penggunaan teknik-teknik pertukaran informasi.
Bentuk Manajemen Komunikasi. Terdapat beberapa bentuk manajemen komunikasi. Menurut George R. Terry, di dalam manajemen terdapat lima bentuk komunikasi, yatu :
- Komunikasi Formal. Komunikasi formal merupakan bentuk komunikasi antara atasan dan bawahan, yang terjadi dalam jalur komunikasi formal atau membutuhkan pengaturan khusus. Komunikasi formal yang berlangsung antara atasan dan bawahan tersebut di dalamnya terkandung wewenang dan tanggung jawab yaitu melalui instruksi, baik lisan maupun tulisan, sesuai dengan prosedur fungsional yang berlaku dari arus atasan ke bawahan atau sebaliknya.
- Komunikasi Non Formal. Komunikasi non formal merupakan bentuk komunikasi di luar komunikasi formal, yang tidak membutuhkan pengaturan secara khusus dan biasanya terjadi secara spontan.
- Komunikasi Informal. Komunikasi informal merupakan bentuk komunikasi yang lebih menekankan pada aspek hubungan antar manusia, dan biasanya digunakan dalam mengkomunikasikan permasalahan-permasalahan di luar pekerjaan secara langsung.
- Komunikasi Teknis. Komunikasi teknis merupakan bentuk komunikasi yang hanya dilakukan dan dimengerti oleh orang-orang tertentu yang berkaitan dengan kegiatan teknis yang dimaksud. Komunikasi teknis dilakukan dengan tujuan untuk menyampaikan suatu strategi tertentu.
- Komunikasi Prosedural. Komunikasi prosedural merupakan bentuk komunikasi yang diterapkan dalam pembuatan pelaporan kinerja suatu perusahaan.
Sedangkan menurut Onong U. Effendy, di dalam manajemen terdapat tiga bentuk komunikasi, yaitu :
- Komunikasi Vertikal. Komunikasi vertikal adalah bentuk komunikasi timbal balik (berlangsung dua arah) antara atasan dan bawahan melalui suatu etika komunikasi yang dilakukan dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen. Arus komunikasi vertikal dapat terjadi dari atas ke bawah (downward communication) atau bisa juga dari bawah ke atas (upward communication). Fungsi komunikasi vertikal dapat dikatakan sama dengan fungsi komunikasi formal.
- Komunikasi Horizontal. Komunikasi horizontal adalah bentuk komunikasi yang terjadi dalam satu level, yaitu antara satu karyawan dengan karyawan yang lain atau antara pimpinan satu departemen dengan pimpinan departemen yang lain dalam satu tingkatan. Komunikasi horizontal merupakan arus komunikasi yang berada di satu level dalam organisasi.
- Komunikasi Eksternal. Komunikasi eksternal adalah bentuk komunikasi yang terjadi secara dua arah antara satu organisasi dengan organisasi yang lain atau pihak luar organisasi yang terjalin di luar organisasi.
Komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi ditentukan oleh kebijakan dan arus informasi yang ada dalam organisasi tersebut. Arus informasi akan membentuk pola-pola hubungan atau jaringan komunikasi.
Semoga bermanfaat.
EmoticonEmoticon