Karakteristik, Fungsi, dan Tujuan Komunikasi Lintas Budaya Serta Hambatan Dalam Komunikasi Lintas Budaya

July 31, 2019
Komunikasi lintas budaya (cross cultural communication) merupakan proses di mana dialihkan suatu ide atau gagasan dari satu budaya ke budaya yang lain atau sebaliknya. Peralihan ide atau gagasan tersebut dapat terjadi antara dua kebudayaan yang terkait atau lebih, yang bertujuan untuk saling mempengaruhi satu sama lain, baik untuk kebaikan atau sebaliknya, atau bisa juga sebagai tahap awal dari proses akulturasi yaitu penggabungan dua kebudayaan atau lebih yang menghasilkan kebudayaan yang baru.

Pembahasan komunikasi lintas budaya seringkali berkisar pada perbandingan perilaku komunikasi antar budaya (intercultural communication) dengan menunjukkan perbedaan dan persamaan yang berkaitan dengan :
  • persepsi. Sifat dasar persepsi dan pengalaman persepsi, peranan lingkungan sosial dan fisik terhadap pembentukan persepsi.
  • kognisis. Terdiri dari unsur-unsur khusus kebudayaan, proses berpikir, bahasa, dan cara berpikir.
  • sosialisasi. Berhubungan dengan masalah sosialisasi universal dan relativitas, serta tujuan-tujuan institusionalisasi.
  • kepribadian. Yang meliputi tipe-tipe budaya pribadi yang mempengaruhi etos dan tipologi karakter atau watak bangsa.
  • tujuan komunikasi lintas budaya.
Kebutuhan akan mempelajari dan memahami komunikasi lintas budaya semakin dirasakan perlu, oleh karena komununikasi lintas budaya merupakan pintu gerbang dalam mempelajari dan memahami komunikasi antar budaya.

Karakteristik Komunikasi Lintas Budaya. Terdapat beberapa karakteristik dalam komunikasi lintas budaya, beberapa diantaranya adalah :
  • bersifat dinamis, yaitu berkesinambungan dan berubah.
  • bersifat interaktif atau saling mempengaruhi.
  • berlangsung dalam konteks fisik dan sosial.
  • sosial.
  • temporal.

Fungsi Komunikasi Lintas Budaya. Komunikasi lintas budaya sangat penting, terutama dalam hal usaha untuk mencapai suatu hubungan kerja sama yang saling menguntungkan, seperti hubungan bilateral, trilateral, maupun multilateral. Secara khusus, komunikasi lintas budaya mempunyai fungsi sebagai berikut :
  • mengurangi ketidak-pastian komunikasi antar orang, antar suku, dan antar bangsa yang berbeda budaya.

Tujuan Komunikasi Lintas Budaya. Seperti halnya tujuan komunikasi pada umumnya, dalam komunikasi lintas budaya juga mempunyai beberapa tujuan utama, yaitu untuk :
  • mengubah sikap (to change the attitude).
  • mengubah opini atau pandangan (to change the opinion).
  • mengubah perilaku (to change the before).
  • mengubah masyarakat (to change society).

Hambatan Dalam Komunikasi Lintas Budaya. Menurut Chaney dan Martin dalam bukunya yang berjudul "Intercultural Business Communication", yang dimaksud dengan hambatan komunikasi adalah segala sesuatu yang menjadi penghalang untuk terjadinya komunikasi yang efektif. Dalam komunikasi, hambatan seringkali bersumber pada :
  • faktor psikologis. Kondisi psikologis memiliki kekuatan untuk mempengaruhi secara positif dan negatif terhadap jalannya suatu komunikasi.
  • faktor ekologis. Ekologi atau lingkungan berkaitan erat dengan kekuatan-kekuatan eksternal yang mempengaruhi peserta komunikasi.
  • faktor mekanis. Berkaitan dengan teknologi atau media yang digunakan untuk berkomunikasi.

Tujuan komunikasi akan lebih mudah tercapai dan efektif apabila peserta komunikasi mempunyai persamaan atau homofili. Berkaitan dengan hal tersebut, terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi penghambat dalam komunikasi lintas budaya, yaitu :
  • perbedaan norma sosial. Keaneka-ragaman suku, bangsa, atau etnik di satu sisi membuka peluang untuk memperluas hubungan, tetapi di sisi lain keaneka-ragaman tersebut juga menjadi faktor penghambat dalam komunikasi.
  • etnosentrisme. Merupakan penilaian suatu kelompok masyarakat terhadap kebudayaan kelompok masyarakat lain dengan cara membandingkan atau menggunakan standar kebudayaannya sendiri.
  • stereotip atau prasangka. Seperti halnya etnosentris, stereotip merupakan suatu penilaian yang tidak berdasar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, stereotip diartikan sebagai konsepsi mengenai sifat suatu golongan masyarakat  berdasarkan prasangka yang subyektif dan tidak tepat.
  • perbedaan perspektif. Perspektif merupakan cara pandang terhadap suatu obyek, benda, peristiwa, atau realitas yang bergantung pada pengamatan (observasi) dan penafsiran (interpretasi) seseorang.
  • perbedaan pola pikir. Merupakan bagian dari kajian mental psikologis. Pola pikir berkaitan dengan pencairan kebenaran yang mengadalkan rasionalisme.
  • faktor bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi dapat menjadi hambatan utama komunikasi ketika di antara peserta komunikasi tidak memiliki persamaan bahasa.
  • faktor sintaksis dan semantik. Sintaksis adalah pengetahuan tentang tata bahasa. Sedangkan semantik adalah pengetahuan tentang pengertian atau makna yang sebenarnya. Hambatan sintaksis sering terjadi saat peserta komunikasi terpaku pada kaidah bahasa aslinya, sedangkan bahasa aslinya (asing) menentukan aturan atau tata bahasa yang berbeda.
  • ketidak-merataan pendidikan. Tidak meratanya tingkat pendidikan dan kesenjangan pendidikan di antara penduduk dapat menjadi faktor penghambat dalam komunikasi.
  • gegar budaya (cultural shock). Pada umumnya orang yang mengalami gegar budaya akan kurang dapat memahami beberapa hal mendasar yang terkait dengan cara-cara komunikasi.

Terlepas dari semua faktor penghambat tersebut di atas, yang menjadi faktor penghambat utama dalam komunikasi lintas budaya adalah faktor perbedaan budaya itu sendiri. Di samping itu, banyak pihak yang beranggapan bahwa hambatan-hambatan dalam komunikasi lintas budaya adalah sama dengan  hambatan-hambatan dalam komunikasi antar budaya, yaitu hambatan dalam proses komunikasi yang terjadi karena adanya perbedaan budaya antara komunikator dan komunikan, yang meliputi hambatan fisik, budaya, persepsi, motivasi, pengalaman, emosi, bahasa (verbal), non verbal, dan kompetisi.

Semoga bermanfaat.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »