Istilah komunikasi asertif merupakan penggabungan dari dua kata, komunikasi dan asertif. Komunikasi secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Sedangkan asertif dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengungkapkan atau mengekspresikan apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, dan perasaan tanpa merusak relasi dengan orang lain.
Aspek-Aspek Asertif. Pada prinsipnya asertif merupakan bentuk kecakapan seseorang untuk berkata ya atau tidak, untuk mengekspresikan perasaan positf atau negatif, untuk melakukan inisiatif dan memulai pembicaraan, dan lain-lain dengan tetap menjaga hubungan baiknya dengan orang lain. Sehingga, perilaku asertif dimaksud dapat dikategorikan menjadi beberapa aspek, yaitu :
- asertif penolakan, yang berupa ucapan untuk memperhalus suatu penolakan. Misalnya dengan didahului dengan kata 'maaf'.
- asertif pujian, yang berupa ekspresi perasaan positif. Misalnya memuji, bersyukur, mencintai, dan lain sebagainya.
- asertif permintaan, yang berupa permintaan kepada orang lain untuk melakukan sesuatu tanpa adanya tekanan atau paksaan.
Sedangkan menurut Kelly, perilaku asertif memiliki beberapa aspek, yaitu :
- permintaan, yaitu kemampuan individu dalam mengemukakan haknya, meminta pertolongan dan tanggung jawab orang lain tentang suatu hal.
- penolakan, yaitu kemampuan individu untuk menolak keinginan, ajakan, dan saran yang tidak sesuai dengan dirinya.
- pengekspresian, yaitu kemampuan individu untuk berani mengekspresikan perasaan dan pikiran secara tepat.
- pujian, yaitu kemampuan individu dalam memberikan pujian atau penghargaan secara tulus pada orang lain serta sikap individu yang sewajarnya dala menerima pujian dari orang lain.
- berperan dalam pembicaraan, yaitu kemampuan individu untuk memulai atau berinisiatif dalam pembicaraan, ikut serta atau terlibat sekaligus dapat mempertahankan pembicaraan.
Pembentukan Perilaku Asertif. Menurut Rees dan Graham, perilaku asertif muncul disebabkan karena adanya unsur-unsur :
- kejujuran (honesty). Perilaku asertif akan sulit diwujudkan jika seseorang tidak jujur, karena dengan kejujuran membuat orang lain mengerti, memahami, dan menghormati apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh orang yang bersangkutan.
- kesadaran diri (self awareness). Untuk dapat menjadi asertif, seseorang mesti paham dan mengenal dirinya sendiri terlebih dahulu. Dengan demikian ia akan lebih mudah untuk memperhatikan, memunculkan, dan memikirkan cara-cara berperilaku yang diinginkan.
- tanggung jawab (responsibility). Seorang asertif harus bertanggung jawab atas pilihan dan keputusannya tanpa menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi pada dirinya.
- percara diri (self confident). Percaya diri merupakan bentuk keyakinan seseorang untuk mampu berperilaku sesuai dengan yang diharapkan dan diinginkan.
Pengertian Komunikasi Asertif. Berdasarkan pengertian dari istilah komunikasi dan asertif tersebut, dapat disimpulkan bahwa komunikasi asertif merupakan suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain, dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain. Komunikasi asertif juga dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif tanpa terlalu banyak terganggu dengan apa yang orang lain pikirkan atau katakan.
Ciri-Ciri Komunikasi Asertif. Terdapat beberapa ciri-ciri dalam komunikasi asertif, yaitu :
- mempunyai rasa percaya diri yang tinggi.
- dapat berkomunikasi dengan semua orang.
- mempunyai pandangan aktif tentang hidupnya.
Karakteristik Pesan Asertif. Pada dasarnya pesan asertif terdiri dari bagian, yaitu :
- perilaku, merupakan deskripsi non penilaian dari sebuah perilaku yang diubah.
- perasaan, merujuk pada perasaan asserter atau komunikator yang biasanya tidak dinyatakan secara langsung.
- efek, merupakan klarifikasi dari sebuah efek perilaku orang lain terhadap asserter.
Sedangkan menurut Adler dalam bukunya yang berjudul "Understanding Human Communication" disebutkan bahwa suatu pesan asertif yang lengkap terdiri dari lima bagian, yaitu :
- diskrepsi perilaku, yaitu gambaran dari tujuan perilaku tanpa melakukan berbagai penilaian.
- intepretasi yang diberikan terhadap perilaku orang lain. Sebuah pesan asertif mengekspresikan intepretasi komunikator, yaitu berpikiran positif mengenai arti perilaku orang lain.
- deskripsi perasaan komunikator. Mengekspresikan perasaan menambah dimensi baru terhadap sebuah pesan sehingga pesan asertif menjadi lebih jelas.
- deskripsi konsekuensi. Sebuah penyataan konsekuensi menjelaskan apa yang terjadi sebagai sebuah hasil perilaku yang digambarkan, intepretasi, dan perasaan. Terdapat tiga macam konsekuensi, yaitu : apa yang terjadi dengan pembicara, apa yang terjadi dengan pendengar, dan apa yang terjadi dengan orang lain.
- pernyataan intensi komunikator, merupakan elemen akhir dalam bentuk pesan asertif. Pernyataan intensi dapat mengkomunikasikan tiga macam pesan, yaitu : posisi komunikator terhadap suatu isu, permintaan kepada orang lain, dan deskripsi tentang rencana tindakan di masa mendatang.
Pernyataan intensi sangat penting, karena jika pernyataan intensi mengalami kegagalan akan mengakibatkan orang lain merasa kesulitan dalam mengetahui dan memahami apa yang diinginkan oleh komunikator.
Teknik Komunikasi Asertif. Terdapat beberapa teknik dalam komunikasi asertif, yaitu :
- empati atau validasi, yaitu mencoba untuk mengatakan sesuatu yang memperlihatkan pemahaman atau pengertian terhadap perasaan orang lain.
- pernyataan masalah, yaitu suatu hal yang menggambarkan kesulitan yang dirasakan.
- menyatakan apa yang dirasakan, yaitu suatu permintaan khusus untuk perubahan yang khusus dalam perilaku orang lain.
Kelebihan Komunikasi Asertif. Terdapat beberapa kelebihan dari komunikasi asertif, yaitu :
- bebas dari konflik internal. Sikap asertif akan membuat seseorang terhindar dari tekanan dan konflik dari dalam dirinya sendiri, sehingga ia akan terhindar dari tekanan yang tidak perlu dari lingkungan.
- meningkatkan rasa percaya diri. Komunikasi asertif membantu meningkatkan kepercayaan diri. Orang yang asertif berarti tidak ragu dalam menyuarakan pendapatnya.
- membantu mengelola stress. Bersikap asertif akan membuat orang lebih mudah dalam mengelola stress. Hal ini dikarenakan orang yang asertif tidak akan menyesali apa yang telah dilakukan sebab telah menyuarakan apa yang menjadi pendapat dan keyakinannya.
- hidup yang tidak terikat dan bebas. Orang asertif selalu percaya dengan prinsipnya tanpa terlalu banyak terganggu dengan apa yang dikatakan orang lain.
Hambatan Komunikasi Asertif. Sebagai suatu bentuk komunikasi, komunikasi asertif bukan berarti tanpa hambatan. Beberapa hambatan dalam komunikasi asertif diantaranya adalah sebagai berikut :
- adanya perasaan tidak enak dengan orang lain. Maksudnya adalah kebanyakan orang mempunyai pikiran bahwa kita harus menyenangkan hati dan mengikuti keinginan orang lain, apabila tidak demikian maka akan menimbulkan kekacauan.
- adanya keinginan untuk menjaga perasaan orang lain. Maksudnya adalah jika seseorang mengatakan sesuatu yang tidak kita sukai atau bertentangan dengan pendapat kita, maka ada keinginan dari diri kita untuk diam atau bahkan menghindari komunikasi dengan orang tersebut.
- adanya kekuatiran kehilangan sesuatu, bisa posisi atau jabatan, teman, dan lain-lain.
Perilaku asertif tidak sama dengan perilaku agresif. Perbedaan yang paling pokok adalah bahwa orang yang asertif biasanya berani menyuarakan sesuatu yang menjadi pendapatnya dengan tetap menghargai orang lain. Komunikasi asertif juga akan menuntun seseorang untuk memutuskan antara mengatakan 'ya' atau 'tidak' untuk sesuatu tertentu. Pertanyaannya adalah apakah kita harus setiap saat dan kondisi bersikap asertif ? Jawabnya tentu saja 'tidak'. Menjadi asertif juga akan memunculkan potensi konflik. Kita tidak akan pernah sepenuhnya dapat mengendalikan respon lawan bicara kita. Jadi, jika setiap saat kita harus bersikap asertif, dapat dipastikan kita akan merasa lelah sendiri.
Semoga bermanfaat.
EmoticonEmoticon