Perencanaan produksi merupakan satu hal yang penting dalam manajemen perusahaan. Perencanaan produksi sangat mempengaruhi maju atau mundurnya suatu perusahaan. Apabila perencanaan produksi dilakukan dengan tepat pada proses produksi, maka akan dapat menghasilkan efisiensi yang tinggi sehingga dapat meningkatkan pendapatan dari perusahaan. Demikian juga sebaliknya, apabila suatu perusahaan kurang mampu dalam melakukan perencanaan produksi, maka akan memunculkan hambatan dalam produksi, sehingga biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan-pun juga akan semakin tinggi.
- kapasitas produksi.
- sumber daya yang tersedia, mulai dari persediaan material, peralatan pendukung, dan lain sebagainya.
Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Produksi. Sedangkan beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam perencanaan produksi diantaranya adalah sebagai berikut :
- manfaat produk bagi konsumen.
- permintaan pasar.
- potensi pasar.
- kemungkinan pengembangan produk di masa yang akan datang.
- kekuatan pesaing.
Sedangkan menurut Sofjan Assaury, beberapa faktor yang mempengaruhi perencanaan produksi dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Faktor Internal.
Faktor internal adalah faktor yang berada dalam kekuasaan pimpinan perusahaan yang dapat mempengaruhi perencanaan produksi. Faktor internal diantaranya adalah :
- kapasitas mesin dan peralatan.
- produksi tenaga kerja.
- kemampuan pengadaan dan penyediaan.
2. Faktor Eksternal.
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar perusahaan yang berada di luar kekuasaan pimpinan perusahaan yang dapat mempengaruhi perencanaan produksi. Faktor eksternal diantaranya adalah :
- kebijakan pemerintah.
- inflasi.
- bencana alam.
Selain itu, masih terdapat beberapa faktor lain yang perlu menjadi bahan pertimbangan dalam perencanaan produksi, yaitu :
- sifat proses produksi.
- jenis dan mutu barang yang diproduksi.
- sifat dari barang yang diproduksi, apakah barang baru atau barang lama.
Tujuan Perencanaan Produksi. Suatu perencanaan dibuat untuk menentukan suatu kegiatan yang akan dilakukan kemudian, hal tersebut harus dilakukan oleh suatu perusahaan oleh karena tidak adanya suatu kepastian di masa yang akan datang. Sehingga dapat dikatakan bahwa perencanaan merupakan bagian dari antisipasi atas kejadian atau resiko yang mungkin timbul di masa yang akan datang. Terdapat beberapa tujuan dari perencanaan produksi, diantaranya adalah sebagai berikut :
- menghasilkan produk yang berkualitas. Dengan adanya perencanaan produksi yang baik dan tepat, diharapkan dapat menghasilkan barang produksi yang berkualitas sehingga mampu untuk tetap bersaing di pangsa pasar.
- penyelesaian proses produksi dengan tepat waktu. Perencanaan produksi akan membantu perusahaan dalam menyelesaikan produksinya sesuai waktu yang telah direncanakan.
- menghasilkan input yang berkualitas. Semua divisi dalam perusahaan sesuai dengan perencanaan produksi yang dibuat, akan saling bekerja sama dan bertanggung jawab penuh dalam memproduksi suatu barang yang berkualitas. Hal tersebut akan memberikan dampak positif bagi proses produksi dan hasil yang diciptakan.
- menekan biaya pengeluaran dalam proses produksi. Perencanaan produksi yang dibuat dengan baik dan tepat akan menciptakan efisiensi, sehingga hal tersebut akan berpengaruh dengan semakin dapat ditekannya biaya produksi dari suatu perusahaan.
- meningkatkan keselamatan kerja. Adanya perencanaan produksi yang baik akan dapat menjamin peningkatan keselamatan kerja para tenaga kerja perusahaan. Hal ini akan berdampak baik pada peningkatan kualitas dan produktivitas para tenaga kerja.
- menyeimbangkan kapasitas bahan baku dan ramalan permintaan pasar. Dengan perencanaan produksi, suatu perusahaan dapat menyesuaikan berapa barang yang harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan pasar. Hal tersebut tentunya berkaitan erat dengan berapa banyak bahan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi berdasarkan perkiraan kebutuhan akan permintaan pasar.
- menumbuhkan brand awareness. Brand awareness diartikan sebagai kesadaran akan merk atau produk. Suatu perusahaan yang telah mendapatkan brand awareness berarti telah mendapati posisi spesial di hati konsumen dibandingkan dengan produk-produk dari perusahaan lain. Untuk mendapatkan brand awareness tersebut dibutuhkan suatu perencanaan produksi yang baik dan tepat.
Tahapan Penyusunan Perencanaan Produksi. Terdapat tiga langkah dalam penyusunan perencanaan produksi, yaitu :
- Routing, yaitu menentukan jalur dan rute dari susunan pekerjaan atau proses. Dalam tahapan routing hal yang harus diperhatikan adalah yang berkaitan dengan kuantitas produk, kualitas produk, sumber daya manusia, mesin, dan lain sebagainya.
- Penjadwalan, yaitu melakukan atau membuat penjadwalan kerja, termasuk di dalamnya adalah perbaikan jumlah pekerjaan yang harus dilakukan, mengatur operasi manufaktur yang berbeda dalam urutan prioritas, tanggal dan waktu untuk setiap operasinya.
- Dispatching, dapat diartikan sebagai suatu tindakan, melakukan atau tahap implementasi. Proses ini membutuhkan beberapa hal, seperti bahan, alat, perlengkapan, dan hal lain yang diperlukan untuk produksi, serta memerlukan juga perintah, instruksi, gambar, dan lain-lain untuk memulai pekerjaan.
Adam dan Ebert dalam bukunya yang berjudul "Production Management and Operation" menyebutkan bahwa pada dasarnya produksi adalah suatu bagian dari bussines plan suatu perusahaan. Bussines plan merupakan suatu pernyataan tentang seluruh aktivitas bisnis suatu perusahaan untuk jangka waktu 6 sampai dengan 18 bulan yang akan datang, dan biasanya dinyatakan dalam jumlah satuan uang dari seluruh hasil penjualan. Menurut mereka, tahapan perencanaan produksi adalah sebagai berikut :
1. Membuat rencana operasi, yang terbagi atas :
- Output Planning, yang terdiri dari Aggregate Output Planning, Master Production Schedule (MPS), Material Requirement Planning (MRP), dan Shoop Floor Control.
- Capacity Planning, yang terdiri dari Aggregate Capacity Planning, Rough-cut Capacity Planning, Detailed Capacity Planning, dan Term Capacity Control.
2. Menghitung :
- Aggregate Output Planning, yang menunjukkan biaya jumlah produk yang akan dibuat.
- Aggregate Capacity Planning, yang merupakan proses mengevaluasi pemanfaatan seluruh kapasitas.
3. Membuat Master Production Schedule (MPS).
Master Production Schedule (MPS) merupakan penentuan jumlah produk individual yang akan diproduksi sesuai dengan jumlah permintaan.
4. Setelah Master Production Schedule (MPS) dibuat, maka selanjutnya membuat rencana-rencana yang lebih mendetail, seperti :
- Material Requirement Planning (MRP), yang merupakan rencana kebutuhan bahan baku.
- Shop Floor Control, yang terdiri dari loading, sequencing, detailed schedulling, dan expediting.
Semoga bermanfaat.
EmoticonEmoticon