Murid SD di Masbagik Nekat Gantung Diri Gara-gara Kesal Tidak Dibelikan HP.

August 03, 2019
Radar Tumbuh Mulia_Hairudin, 70 tahun warga Desa Lendang Nangka Utara, Kecamatan Masbagik terkejut saat menemukan putri bungsunya tak bernyawa dalam keadaan leher terikat kain. Putrinya, Nisa Sapitri, 11 tahun, siswi SDN 2 Lendang Nangka diduga gantung diri menggunakan kain dan pakaian gamis berwarna biru miliknya sendiri. “Tepat di dalam kamar ini,” kata Hairudin kepada Lombok Post, kemarin (1/8).


Kejadian nahas tersebut terjadi pada Rabu (31/7) siang lalu. Sekitar pukul 13.00 Wita, Hairudin yang baru pulang bekerja tak habis pikir melihat apa yang disaksikannya. Ibu korban Rauhun juga tak kalah kaget. Kata Hairudin, tak ada tanda sedikitpun jika putrinya akan mengakhiri hidup seperti itu.

Di pagi Rabu itu, Nisa tak enak badan.  Kata Hairudin, mendapat kabar putrinya pusing, ia pun memperbolehkan anaknya untuk tidak berangkat ke sekolah. Namun meskipun sakit, kata Hairudin, Nisa malah naik ke atap seng rumahnya. Di sana ia membersihkan daun-daun yang berjatuhan. Lalu mengambil nasi dan makan di sana. “Piringnya masih di atas atap,” kata Hairudin menggunakan bahasa Sasak.

Rauhun merupakan seorang buruh pengangkut pasir. Di saat ia sendiri di dalam rumah dari pagi sampai siang, tak ada yang menyangka, Nisa mengakhiri hidupnya. Hairudin yang pertama kali menemukan putrinya dalam keadaan tak bernyawa bersaksi, kalau Nisa memang benar ditemukan dalam keadaan gantung diri.

Lebih lanjut, Hairudin menerangkan, jika Selasa (30/7) malam, Nisa sempat meminta kepada orang tuanya untuk dibelikan handphone (HP). “Mungkin ia mau seperti teman-temannya,” katanya.

Kata Hairudin, ibunya telah menyanggupi akan membelikannya HP. “Saya tidak tahu kenapa ini bisa terjadi. Saya sedih sekali,” kata Hairudin menahan tangisnya.

Baca juga...Kesal Selalu Ditanya Kapan Nikah, Pria Ini Tega Membunuh Tetangganya.

Kapolsek Masbagik Kompol L Sugiartha mengatakan, setelah ditemukan tak bernyawa, korban langsung dilarikan ke Puskesmas Lendang Nangka. “Dari keterangan dokter di sana, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan fisik dari luar, atau pun kekerasan seksual,” kata L Sugiartha.

Menurut Sugiartha, memang pihaknya ingin membawa jenazah ke RSUD Selong untuk diotopsi. Akan tetapi kedua orang tua korban tidak menginginkan hal tersebut. Dan mengikhlaskan kepergian putrinya sebagai musibah yang mesti diterima.

Kepala Sekolah SDN 2 Lendang Nangka Bq Hilmiah mengatakan, korban merupakan siswa yang baik dan ceria. Setiap hari berkomunikasi dengan teman-temannya. “Sebelum kejadian ini ia selalu ceria. Tidak pernah terlihat ada masalah serius,” kata Hilmiah.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »