Kemandirian kaum terpelajar

February 17, 2019


Liu Chuanzhi ketika tahun 1976, dipaksa keluar dari kantornya Chinese Academy Of Sciences karena pemerintah tidak punya anggaran untuk membiayai. Pemerintah akan focus membangun infrastrutkur. Demikian kebjjakan Deng dalam reformasi ekonomi. Liu datang kepada Menteri menanyakan nasipnya sebagai ketua lembaga Penelitian. 
“Sudah cukup kamu terlelap dalam tidur panjang dengan mimpi idealisme mu. Saatnya sekarang kamu bangun dan berbuat. “ Kata Menteri.
“Bagaimana caranya berbuat bila tidak ada anggaran”
“ Bertanyalah kepada rakyat di pedesaan yang tak punya anggaran namun dapat memastikan perutmu diisi oleh nasi sepanjang tahun. Harusnya pertanyaan itu tidak datang dari orang terdidik. Kamu harus malu!.”

Liu Chuanzhi tidak marah dengan sikap pemerintah itu. Bahkan dia benar benar merasakan terbangun dari tidur panjangnya. Selama ini teamnya menghabiskan anggaran untuk Militer dan melakukan penelitian dasar yang memuaskan egonya sebagai peneliti. Tetapi tidak ada yang bisa di implementasikan bagi kemakmuran rakyat. Tidak. “ Kamu harus malu!” kata kata itu memukul intelektual dan spiritualnya. Dia harus bangkit. Bagaimana berbuat terbaik tanpa harus tergantung lagi dana dari Pemerintah.

Selanjutanya para peneliti di bolehkan menggunakan kantor dan fasilitas Penelitian milik pemerintah tetapi mereka harus bayar biaya sewa kepada pemerintah. Dari kebijakan itu, China bisa menghemat anggaran untuk ekspansi pembangunan infrastruktur. Saat itulah China masuk ke sistem pengelolaan pegawai secara modern yang berorientasi kepada produktifitas. Namun pemerintah memberikan proyek penelitian pertanian, permesinan dan lain lain kepada Peneliti China Academy of Science. Mereka hanya akan dibayar apabila sukses. Namun darimana anggaran operasional? itu urusan dari Peneliti itu sendiri. Bayangkan betapa berat awalnya ketika China membangun. Namun para peneliti tidak punya pilihan. Mereka tidak mau di cap tidak punya malu.

Dua puluh lima tahun setelah itu. Dua puluh lima tahun terpanjang dan terberat dalam menggapai peluang dan kesempatan ditengah kelangkaan dukungan pemerintah. Liu bersama teman temannya telah berhasil menciptakan perubahan sangat hebat di China. Mereka digaris depan membawa china unggul dalam persaingan tekhnologi tinggi. Dibawah bendera , Lenovo, Liu berhasil mengambil alih perusahaan paling dibanggakan di AS, yaitu IBM. Sebagian besar industri high tech china kini boss nya adalah alumi dari China Academy of Science.
***
Seorang insinyur muda datang dengan pakaian sederhana menemui Angel investor di kantornya di Shangahai. Anak muda itu menyerahkan Feasibility Study untuk membangun Industri MRI ( Magnetic Resonance Imaging ). Sebagai pemain Private Equity punya akses dana di Amerika dan Eropa, dan berpengalaman dalam project assessment ,angel investor itu meliat anak muda ini hanya punya impian yang hampir tidak mungkin bisa dilakukan di China.

Mengapa? Alat ini merupakan tekhnologi paling maju dan paling mahal karena merupakan keajaiban tekhnologi yang dapat menangkap gambar gambar jaringan lunak dengan rinci dalam tubuh manusia. Proses membuat MRI memerlukan keahlian terbaik dari beberapa bidang yang sangat bersifat tekhnis. Industri ini akan melibatkan ahli ahli fisika yang memiliki pengetahuan mutakhir tentang resonansi nuklir dan kemampuan superkonduksi. Hal ini akan membutuhkan ahli programmer dan tekhnisi yang dapat menangani design bidang magnetic tiga dimenasi dengan processor super high speed.

Ada kendala serius yang bisa menghambat impian anak muda ini yaitu adanya kartel tekhnology dari Industri alat kesehatan yang sudah ada seperti Philips, General electric , Siemens , dll. Mereka akan memboikot tekhnoloy dengan melarang industri supply chain untuk mendukung impian anak muda ini. Bukan rahasia lagi bahwa bisnis alat kesehatan adalah bisnis triliunan dengan tingkat laba yang memeras ala kapitalis. Namun anak muda ini terus meyakinkan dengan penuh semangat bahwa dia bersama teamnya akan menghadapi semua kendala tersebut.

Bagi china tidak ada yang tidak mungkin. Setelah melalui berkali kali pertemuan dengan melibatkan team Ahli , Sang Angel punya keyakinan untuk mendukung anak muda ini. Apalagi anak muda ini sangat mengetahui kelebihan dari bisnisnya yang dapat menghasilkan MRI yang harganya 50% lebih murah dari produk yang sudah ada di pasar. Sang Angel, akhirnya menyetujui unntuk memberikan commitment financing project ini ,apalagi pemerintah China memberikan commitment akan membeli MRI ini untuk keperluan Rumah sakit diseluruh China. Ini demand market raksasa yang mungkin mengalahkan pasar Eropad dan Amerika.

Namun , permasalahan muncul ketika menyangkut chip computer untuk menggerakan system MRI itu, yang membutuhkan prosesor sehebat Intel. Sementara Intel menolak menjadi Supply chain untuk proyek ini. Anak muda ini melapor kepada pemerintah tentang adanya penolakan dari Intel. Ini disikapi oleh pemerintah china. Pemerintah memberikan penugasan kepada China academy of Science. Kalau berhasil menemukan prosesor melebihi kehebatan Intel pemerintah akan bayar biaya riset itu.

Melalui perjuangan panjang dan rumit akhirnya para peneliti dari Chinese Academy of Science, mereka berhasil menemukan suatu chip yang disebut Godson 3. Untuk meningkatkan kemampuan dari chip tersebut, mereka mengambil alih Advance Miro Device ( AMD),yang juga pesaing utama Intel di Amerika. Sehingga impian membuat MRI buatan China dapat menjadi kenyataan. Kini China menjadi pemain yang diperhitungkan dipasar microchip, yang hampir tidak mungkin dilakukan oleh Negara manapun dalam waktu sesingkat yang dapat dilakukan china. Selanjutnya , akan menjadikan china sebagai pesaing utama dbidang peralatan kedokteran didunia. Miliaran dollar pangsa pasar dalam negari china berhasil dikuasai oleh tekhnologi china sendiri dan sebagian menembus pasar eksport ke AS , Eropa dan Negara lainnya.

Kita dapat menarik pelajaran berharga dari cerita tersebut diatas bahwa Sumber Daya Manusia adalah kata kunci untuk meraih akumulasi modal. China memiliki 17 juta mahasiswa , yang mayoritas mengambil bidang sains dan tekhnic. Setiap tahun china menghasilkan tidak kurang dari 325,000 insinyur. SDM China bukan SDM yang menadahkan tangan kepada pemerintah. Kebebasan dari Negara itu adalah kekuatan mereka untuk mandiri. Setidaknya USD 60 miliar dana riset di belanjakan setiap tahun, hanya 5% saja keluar dari kantong pemerintah. Selebihnya di biayai Swasta yang di motori oleh China Academy of Science. Pemerintah China memberikan motivasi kepada para insinyur untuk berada digaris depan dalam pertarungan kompetisi global dibidang tekhnology dan bisnis. Semangat kemandirian dan rasa tanggung jawab sebagai orang terpelajar ditanamkan kepada seluruh insinyur China agar mereka punya rasa malu. Kalau mereka punya rasa malu maka seharusnya tidak punya alasan hanya akan berbuat kalau pemerintah sediakan dana riset melimpah. 

***

CEO bukalapak menyampaikan dalam Tweet nya dia mengkritik pendanaan riset untuk industri 4.0 di Indonesia yang hanya mencapai US$2 miliar. Zaky menyatakan dana itu jauh lebih rendah dibandingkan negara lain macam Singapura dan Malaysia masing-masing US$10 miliar, atau AS yang mencapai US$511 miliar. Saya tidak tahu dari mana datanya. Menurut R&D Magazine Survey, dana untuk penelitian di Indonesia pada 2018 diperkirakan sekitar USD 10,23 miliar atau 0,91 persen dari PDB. Memang harus diakui bahwa kalau dilihat dari sisi rasio terhadap PDB, porsi dana penelitian itu masih relatif kecil. Namun focus dan masalah Indonesia tidak seperti negara maju dimana pendidikan sudah established. Sementara Indonesia masih berjuang untuk meningkatkan SDM. Dan ketertinggalan dibidang infrastruktur ekonomi dan masalah jaminan sosial. Kalau menyudutkan Jokowi dengan membandingkan kepada negara maju tentu tidak tepat. Setidaknya secara budget R&D menempatkan Indonesia pada peringkat 28 dari 116 negara. Itu termasuk bagus.

Di era Jokowi dana penelitian terus meningkat. Kalau era sebelumnya dana penelitian hanya Rp 28 T tetapi sekarang meningkat diatas Rp 100 T. Bukan itu saja, APBN juga meningkatkan alokasi dana abadi ( endowment fund). Dan abadi ini akan terus tersedia setiap tahun dalam APBN. Total dana abadi ini sekarang mencapai Rp. 40 T. Dana abadi ini dikelola secara profesional untuk mendukung biaya penelitian seperti bea siswa pendidikan, bantuan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat bencana alam, bantuan dana riset, dan sebagainya. Setiap tahun sekitar 20 proposal sudah dibiayai melalui dana abadi ini. Umumnya riset yang disetujui pendanaannya adalah riset yang bersifat komersial dan implementatif. Pemerintah Jokowi sangat besar dorongannya bagi kemampuan iptek khusus nya IT. Bahkan walau banyak dikecam bisnis online mengakibatkan pasar retail sepi namun dia meng endorse kehadiran bisnis online seperti bukalapak yang sekarang omzetnya mencapai USD 4 miliar setahun. Itu suatu kemajuan yang luar biasa. Ini peluang besar bagi pemerintah dan swasta untuk meningkatkan dana R& D dimasa yang akan datang. Karena kehadiran tekhnologi IT membantu meningkatkan penyerapan lapangan kerja. Kritik boleh tetapi gunakan dengan cara terpelajar. Agar menjadi kritik membangun. Semoga bisa dipahami



Share this

Related Posts

Previous
Next Post »