Komunikasi persuasif merupakan komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau mempengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator atau persuader. Sikap-sikap yang hendak dipengaruhi oleh komunikasi persuasif terdiri atas tiga komponen, yaitu :
- kognitif, yaitu perilaku di mana individu mencapai tingkat "tahu" pada obyek yang diperkenalkan.
- afektif, yaitu perilaku di mana individu mempunyai kecenderungan untuk suka atau tidak suka pada obyek.
- konatif, yaitu perilaku yang sudah sampai tahap hingga individu melakukan sesuatu perbuatan terhadap obyek.
Klasifikasi Komunikan atau Persuadee. Sebelum melakukan komunikasi persuasif, ada baiknya komunikator atau persuader mempelajari terlebih dahulu hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek pribadi dan sosial dari komunikan atau persuadee. Dengan mempelajari hal-hal tersebut, komunikator dapat mengklasifikasikan atau mengelompokkan komunikan selaku audiens-nya sehingga komunikasi persuasif dapat berjalan dengan efektif. Nothstine mengklasifikasikan komunikan menjadi beberapa kelompok, yaitu :
- Komunikan yang mendukung, yaitu kelompok komunikan yang memahami posisi dan menyenangi pribadi komunikator. Meskipun dilakukan dengan tidak terang-terangan, para komunikan tersebut berpikiran positif terhadap tindakan yang dilakukan oleh komunikator.
- Komunikan yang mendukung secara terbuka, yaitu kelompok komunikan yang mendukung komunikator sepenuh hati. Mereka tidak ragu dalam menerima informasi yang komunikator sampaikan.
- Komunikan yang netral, yaitu kelompok komunikan yang cenderung memahami posisi komunikator, tapi sikap mereka tidak memihak.
- Komunikan yang ragu-ragu, yaitu kelompok komunikan yang ragu-ragu, tapi cenderung memahami posisi komunikator. Kelompok komunikan jenis ini akan sulit dalam mengambil keputusan, mereka tidak dapat melihat alternatif jawaban apakah menolak atau menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator.
- Komunikan yang tidak bersahabat, yaitu kelompok komunikan yang melakukan penolakan terhadap komunikator. Hal tersebut dilakukan karena ketidaksetujuannya dengan posisi komunikator. Kelompok komunikan jenis ini juga tidak mencari dukungan atau bantuan orang lain untuk melawan komunikator.
- Komunikan yang tidak bersahabat secara terbuka, yaitu kelompok komunikan yang tidak hanya melakukan penolakan tetapi juga menentang terhadap komunikator. Mereka akan secara aktif melawan komunikator. Bentuk perlawanan yang mereka lakukan dapat berupa bicara langsung atau mengumpulkan orang lain untuk bersama-sama menentang komunikator.
- Komunikan yang tidak mengetahui, yaitu kelompok komunikan yang tidak memiliki informasi tentang diri atau tidak mengenal komunikator. Keputusan yang mereka buat bergantung pada seberapa besar komunikator dapat meyakinkan mereka.
Tujuan Komunikasi Persuasif. Sebagaimana telah disebutkan di atas, bahwa komunikasi persuasif merupakan suatu komunikasi yang dilakukan dengan tujuan untuk mengubah atau mempengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku komunikan. Lebih jauh, tujuan dari komunikasi persuasif adalah :
- mengubah sikap (attitude change), yaitu usaha untuk mengubah pola pikir komunikan sehingga mereka dapat mengubah sikapnya terhadap pesan yang diterimanya.
- mengubah pendapat (opinion change), yaitu usaha untuk mengubah pola pikir komunikan sehingga mengikuti pendapat yang disampaikan oleh komunikator.
- mengubah perilaku (behavior change), yaitu usaha untuk mengubah sikap komunikan. Ketika sikap berubah, maka perilaku pun juga ikut berubah mengikuti pola pikir dari pesan yang ia terima.
- mengubah lingkungan sosial (social change). Perubahan lingkungan sosial merupakan salah satu dampak dari adanya bahasa yang persuasif. Komunikator yang berbahasa persuasif akan membawa perubahan dalam lingkungan masyarakat, pola pikir, hingga perilaku masyarakat.
Selain hal-hal yang tersebut di atas, komunikasi persuasif juga bertujuan untuk :
- mengubah tanggapan (changing responses), yaitu usaha yang dilakukan oleh komunikator untuk mengubah tanggapan, pendapat, cara pandang, atau perilaku sekelompok komunikan atau audiens terhadap suatu konsep, ide, atau gagasan.
- penguatan tanggapan (reinforcing responses), yaitu usaha yang dilakukan oleh komunikator untuk lebih menguatkan tanggapan, pendapat, atau perilaku sekelompok komunikan atau audiens terhadap kesinambugan suatu konsep, ide, atau gagasan.
- pembentukan tanggapan (shaping responses), yaitu usaha yang dilakukan oleh komunikator untuk membentuk cara sekelompok komunikan atau audiens dalam memberikan tanggapan, pendapat, atau berperilaku terhadap suatu konsep, ide, atau gagasan.
Menurut Devito, tujuan dari komunikasi persuasif adalah sebagai berikut :
- untuk memperkuat atau memperlemah perilaku, kepercayaan, dan nilai. Komunikasi persuasif sering digunakan untuk memperkuat suatu pandangan komunikan atau audiens, komunikasi persuasif terkadang juga dapat memperlemah kepercayaan yang telah ada untuk menunjukkan apa yang mereka percaya mungkin tidak sepenuhnya benar.
- untuk merubah perilaku, kepercayaan, dan nilai. Komunikasi persuasif dapat mengubah apa yang komunikan atau audiens rasakan terhadap sesuatu.
- memotivasi untuk bertindak. Pada dasarnya tujuan melakukan komunikasi persuasif adalah memotivasi komunikan untuk melakukan suatu tindakan.
Menurut Wilcox dan Cameron, tujuan dari komunikasi persuasif adalah :
- mengubah atau menetralisir pendapat yang berbeda.
- mengkristalkan pendapat laten atau terpendam dan sikap-sikap positif.
- berbicara pendapat yang menguntungkan.
Sedangkan menurut Sandra Goodall dan Jill Schiefelbein, tujuan komunikasi persuasif adalah untuk mendorong pendengarm rekan kerja, dan atasan atau bawahan organisasi untuk membuat keputusan atau melakukan suatu tindakan.
Semoga bermanfaat.
EmoticonEmoticon