Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Persuasif Serta Hambatan Dalam Komunikasi Persuasif

July 14, 2019
Komunikasi persuasif, menurut Deddy Mulyana adalah suatu proses komunikasi di mana terdapat usaha untuk meyakinkan orang lain agar berbuat dan bertingkah laku seperti yang diharapkan komunikator, dengan cara membujuk tanpa memaksa. Pada dasarnya komunikasi persuasif bertujuan untuk menguatkan atau mengubah sikap dan perilaku, sehingga fakta, pendapat, dan himbauan motivasional harus bersifat memperkuat tujuan persuasifnya.

Bentuk Komunikasi Persuasif. Terdapat banyak bentuk komunikasi persuasif. Menurut Alvonco, bentuk-bentuk penyampaian pesan komunikasi dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
  • klaim. Orang-orang menggunakan klaim ketika menggunakan pernyataan, baik tersirat maupun eksplisit.
  • surat perintah. Ini adalah bentuk pengiriman pesan yang dikemas dalam bentuk permohonan atau persuasi, dan tidak wajib.
  • data. Merupakan persuasi yang mengandalkan data-data atau fakta-fakta untuk memperkuat argumentasi dari pesan yang disampaikan.

Berkaitan dengan hal tersebut, komunikasi persuasif dapat berwujud dalam beberapa bentuk, diantaranya adalah :
  • iklan. Iklan seringkali memanfaatkan jenis komunikasi persuasif. Karena iklan merupakan bentuk dari promosi yang berupa ajakan, anjuran, dan lain-lain yang sejenis. 
  • pamflet. Pamflet merupakan bentuk komunikasi persuasif verbal yang berbentuk tulisan. Di dalam pamflet pada umumnya berisi iklan yang bersifat ajakan, anjuran, dan lain-lain yang sejenis.
  • dakwah. Dakwah merupakan suatu aktivitas dalam bentuk orasi, yang bersifat mengajak orang-orang untuk berjalan di jalan kebenaran.

Faktor-Faktor Yang Ada Dalam Komunikasi Persuasif. Dalam melakukan komunikasi persuasif akan lebih mudah apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator mempunyai kesamaan dengan apa yang dipahami oleh komunikan. Faktor-faktor yang ada dan terlibat dalam komunikasi persuasif yang harus dipahami dan diketahui oleh komunikator diantaranya adalah :
  • analisis audiens (audience analysis). Komunikator harus mengetahui dan mempelajari karakteristik dari audiens (komunikan) seperti perilaku, kepercayaan, fokus, dan gaya hidupnya. Dengan mengetahui hal tersebut, akan menolong komunikator dalam menyampaikan dan menyesuaikan pesan yang disampaikannya.
  • kredibilitas sumber (source credibility). Pesan yang dikirimkan oleh komunikator akan dipercaya oleh audiens (komunikan) apabila sumbernya (komunikator) memiliki kredibilitas.
  • menarik bagi kepentingan diri audiens (appeal to self interest). Komunikasi persuasif akan berhasil apabila pesan yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan pribadi audiens.
  • kejelasan pesan (clarity of message). Pesan yang disampaikan dalam komunikasi persuatif harus langsung, sifatnya menyatakan, dan hanya berisi satu ide utama.
  • waktu dan konteks (timing and context). Pesan yang disampaikan dalam komunikasi persuasif akan efektif jika faktor-faktor lingkungan mendukung pesan atau jika pesan yang diterima dalam konteks dari pesan lain dengan individu yang akrab.
  • partisipasi audiens (audience participation). Perubahan dan penguatan sikap ditingkatkan dengan keterlibatan dan partisipasi komunikan atau audiens.
  • sugesti untuk bertindak (suggestions for action). Dukungan yang diberikan terhadap ide-ide yang disampaikan dalam bentk tindakan yang jelas.
  • konten dan struktur pesan (content and structure of message). Beruwujud teknik dalam membuat pesan lebih persuasif.
  • berbicara persuasif (persuasive speaking). Komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata yang positif berupa ajakan, bujukan, dan lain-lain yang sejenis.
  • meminta lebih. Memberikan alternatif lain untuk sesuatu yang ditawarkan kepada komunikan atau audiens.

Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Persuasif Agar Efektif. Disamping hal tersebut di atas, terdapat beberapa faktor yang dapat menentukan keefektifan suatu komunikasi persusif sehingga apa yang menjadi tujuan komunikasi persuasif berhasil. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi persuasif agar efektif adalah sebagai berikut :
  • komunikator (persuader) atau sumber pesan mempunyai kredibilitas tinggi, yaitu seseorang yang mempunyai pengetahuan dan memahami tentang apa yang disampaikan.
  • pesan yang disampaikan harus masuk akal, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh komunikan.
  • pengaruh lingkungan, dapat mempengaruhi pola pikir seseorang sehingga kondisi lingkungan dapat mempengaruhi berhasil atau tidaknya komunikasi persuasif.
  • pengertian dan kesinambungan suatu pesan, hal ini berkaitan dengan pesan yang disampaikan haruslah masuk di akal atau logika yang benar. 

Menurut Cangara, faktor-faktor yang mempengaruhi keefektivan komunikasi persuasif adalah :
  • kejelasan tujuan. Komunikasi persuasif dilakukan dengan tujuan yang jelas. Tujuan komunikasi persuasif adalah untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku sasaran persuasi atau komunikan.
  • memikirkan secara cermat orang yang dihadapi. Sebelum melakukan komunikasi persuasif, komunikator harus mempelajari dan memahami kondisi komunikan atau sasaran persuasi yang sangat beragam, baik keragaman karakteristik demografi, gender, pekerjaan, suku bangsa, gaya hidup, dan lain-lain.
  • memilih strategi komunikasi yang tepat. Strategi komunikasi persuasif merupakan perpaduan antara perencanaan komunikasi persuasif dengan manajemen komunikasi. Hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan strategi tersebut adalah siapa sasaran persuasi, tempat dan waktu pelaksanaan komunikasi persuasi, pesan apa yang harus disampaikan, hingga mengapa pesan harus disampaikan.

Hambatan Dalam Komunikasi Persuasif. Selain adanya faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi persuasif sebagaimana tersebut di atas, terdapat juga faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam komunikasi persuasif. Hambatan dalam komunikasi persuasif tersebut diantaranya adalah :
  • hambatan sosiologis. Hambatan sosiologis berupa perbedaan stasus. Suatu komunikasi seringkali tidak tercapai diakibatkan karena perbedaan status yang sangat mengcolok.
  • hambatan psikologis. Hambatan sosiologis dapat berupa prasangka, adanya kepentingan pribadi (hidden agendas), apriori terhadap perubahan, dan pengalaman buruk.
  • hambatan semantik. Hambatan semantik yaitu ketidak-pahaman terhadap penguasaan perbendaharaan kata dan tata bahasa yang dapat menimbulkan miskomunikasi dan mispersepsi di antara orang yang berkomunikasi.
  • hambatan ekologis. Hambatan ekologis terjadi karena gangguan lingkungan terhadap proses berlangsungnya komunikasi, seperi kondisi lingkungan yang tidak nyaman, bising, dan lain-lain.
  • hambatan antropologis. Hambatan antropologis terjadi karena perbedaan pada diri manusia, seperti warna kulit, postur tubuh, budaya, dan lain-lain.
  • hambatan mekanik. Hambatan mekanik merupakan hambatan yang berasal dari media yang digunakan dalam berkomunikasi. 

Menurut Verderber dan Sellno, hambatan merupakan stimulus yang merintangi proses dalam berbagi makna. Hambatan-hambatan yang dimaksud adalah :
  • hambatan fisik. Yang termasuk dalam hambatan fisik adalah suara dan kondisi-kondisi lain dalam lingkungan yang menarik perhatian yang jauh dari makna yang dimaksudkan.
  • hambatan psikologi. Yang termasuk dalam hambatan psikologi adalah semua hambatan yang berasal dari dalam (internal) yang didasarkan pada pemikiran, perasaan, atau reaksi emosional.
  • hambatan semantik. Yang termasuk dalam hambatan semantik adalah bentuk hambatan yang mengacu pada simbol-simbol tertentu yang mengambil perhatian kita dari pesan utama yang disampaikan.

Pada umumnya, hambatan-hambatan dalam komunikasi persuasif dapat diselesaikan oleh dua faktor utama, yaitu faktor mekanistis komunikasi manusia dan faktor psikologis. Selain itu hambatan dalam komunikasi persuasif juga dapat diselesaikan dengan dogmatisme, stereotip, dan pengaruh lingkungan.

Semoga bermanfaat.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »