Internet memiliki dua sistem penamaan host, yaitu IP address dan URL (uniform resource locator). Pengguna internet biasanya mengakses alamat sebuah website menggunakan URL seperti berikut ini :
www.detik.com
www.yahoo.co.
www.google.com
dan sebagainya.
Sedangkan untuk akses IP address jarang dipakai secara umum, karena memang susah untuk dihafalkan. Penomeran berbasis IP ini merupakan nomor unik yang hanya dimiliki oleh satu komputer yang terkoneksi di internet.
Satu nomor hanya digunakan untuk satu perangkat, tetapi sebuah perangkat bisa saja memiliki banyak nomor IP. Hubungan dari URL dan IP address ini dipetakan dengan sebuah sistem yang disebut DNS (domain name service). Komputer yang berperan sebagai DNS akan meneruskan permintaan kita berupa alamat URL menjadi nomor IP yang dipetakan ke URL tersebut.
DNS memungkinkan para pengguna jaringan komputer menggunakan nama seperti www.filekontrol.com sebagai pengganti untuk mengganti IP address 192.168.1.1.
Pada saat suatu host di dalam sebuah jaringan terhubung ke jaringan lain melalui nama host maka proses ini disebut juga fully qualified domain name (FQDN), DNS digunakan untuk mengetahui IP address dari host tersebut.
DNS diimplementasikan menggunakan sebuah server pusat yang mempunyai hak atas beberapa domain dan akan diarahkan ke DNS lain jika koneksi dilakukan ke domain yang di luar tanggung jawabnya.
DNS menggunakan arsitektur hirarki di dalam pemberian nama. Tingkat pertama adalah nama domain yang oleh lembaga Internet Assigned Number Authority (IANA) dikategorikan sebagai berikut :
- .com untuk dipakai perusahaan-perusahaan
- .edu untuk dipakai perguruan tinggi
- .gov untuk dipakai badan-badan pemerintah
- .mil untuk dipakai badan-badan militer
- .org untuk dipakai badan-badan yang tidak termasuk kategori di atas.
Selain itu untuk membedakan pemakaian nama oleh suatu negara dengan negara lain digunakan tanda misalnya
.id untuk Indonesia
.au untuk Australia dan lain-lain.
Tingkat berikutnya adalah sub-domain, suatu domain dapat diterapkan ke berbagai sub-domain yang berupa bagian dari domain tersebut. Misalnya perusahaan “beta soft” mempunyai domain betasoft.com, dapat mempunyai berbagai sub-domain seperti support.betasoft.com, sales.betasoft.com.
Jenis Name Server
Terdapat empat jenis konfigurasi yang banyak digunakan :
a. Master :
digunakan untuk menyimpan record-record zona original dan authoritative untuk name space tertentu, menjawab pertanyaan dari name server lain yang mencari jawaban space tersebut.
b. Slave :
digunakan untuk menjawab permintaan dari name server lain. Server slave merupakan backup dari server master. Server ini mendapatkan informasi name space dari name server master. Server master akan mengirim perubahan tersebut ke slavenya setiap periode tertentu.
c. Caching-only :
digunakan untuk menawarkan layanan resolusi nama ke IP tetapi sama sekali tidak mengelola zona. Jawaban atas semua resolusi di-cache di dalam memori selama periode waktu tertentu, yang ditentukan oleh record zona yang diterima.
d. Forwarding :
digunakan untuk memforward permintaan ke suatu name server untuk resolusi nama. Jika name server yang diminta tidak ditemukan, maka resolusi gagal.
Name server dapat berupa satu atau lebih jenis-jenis di atas. Tetapi sebagai contoh, sebuah name server dapat berupa master untuk beberapa zona, slave untuk zona lainnya, dan hanya menawarkan resolusi forwarding untuk zona tertentu.
Dynamic Host Control Protocol (DHCP) Server
DHCP server digunakan untuk memberikan IP address kepada client atau workstation yang memerlukan IP address secara otomatis. Komputer yang memberikan nomor IP disebut sebagai DHCP server, sedangkan komputer yang meminta nomor IP disebut sebagai DHCP client.
Dengan demikian administrator tidak perlu lagi harus memberikan nomor IP secara manual pada saat konfigurasi TCP/IP, tapi cukup dengan memberikan referensi kepada DHCP server.
Dengan demikian administrator tidak perlu lagi harus memberikan nomor IP secara manual pada saat konfigurasi TCP/IP, tapi cukup dengan memberikan referensi kepada DHCP server.
DHCP menggunakan 5 tahapan proses untuk memberikan konfigurasi nomor IP, 5 tahapan proses itu antara lain :
a. IP Least Request
Merupakan proses saat client meminta nomor IP ke server (broadcast mencari DHCP server). Pada saat DHCP client dihidupkan, maka komputer tersebut melakukan request ke DHCP server untuk mendapatkan nomor IP.
b. IP Least Offer
DHCP menjawab dengan memberikan nomor IP yang ada di database DHCP. DHCP server (bisa satu atau lebih server jika memang ada) yang mempunyai no IP memberikan penawaran ke client tersebut.
c. IP Lease Selection
Client memilih penawaran DHCP server yang pertama diterima dan kembali melakukan broadcast dengan message menyetujui peminjaman tersebut kepada DHCP Server.
d. IP Lease Acknowledge
DHCP server memberikan jawaban atas pesan tersebut berupa konfirmasi no IP dan informasi lain kepada client dengan sebuah ACKnowledgment. Kemudian client melakukan inisialisasi dengan mengikat (binding) nomor IP tersebut dan client dapat bekerja pada jaringan tersebut.
Nomor IP diberikan bersama dengan subnet mask dan default gateway. Setelah server memberikan nomor IP, maka server meminjamkan (lease) nomor IP yang ada ke DHCP client dan mencoret nomor IP tersebut dari daftar pool.
Jika tidak ada lagi nomor IP yang dapat diberikan, maka client tidak dapat menginisialisasi TCP/IP, dengan sendirinya tidak dapat tersambung pada jaringan tersebut.
e. Lease Period
Setelah periode waktu tertentu, maka pemakaian DHCP client tersebut dinyatakan selesai dan client tidak memperbaharui permintaan kembali, maka nomor IP tersebut dikembalikan kepada DHCP server, dan server dapat memberikan nomor IP tersebut kepada client yang membutuhkan.
Lama periode ini dapat ditentukan dalam menit, jam, bulan atau selamanya.
EmoticonEmoticon