"Suamimu memang tampan, tidak perlu memandanginya seperti itu." Suara berat, serak dan setengah mengantuk, yang begitu kusukai terdengar. Lee Donghae, menguap lobar, matanya setengah terpeiam selagi menarikku ke dalam pelukan yang begitu hangat. Dadanya keras, bergerak pelan berirama, dengan detak jantung menenangkan. jujur, aku tidak akan sanggup membayangkan segala kenyamanan ini direnggut, apalagi bila hams menyaksikan Lee Donghae bersama wanita lain. "Pagi-pagi tidak boleh eemberut, apa yang sedang kau pikirkan, Istri keeilku yang eantik?" Dadanya bergetar ketika mengatakan itu.
Segeta aku mengusir segala kegelisahan ke sudut terjauh dalam hati, menyadari ketakutan itu tidak beralasan. Setelah hampir tuiuh tahun menikah, tidak ada sampun yang bembah dalam diri Lee Donghae, semua sama, keeuali sikap dingin meniaga iarak yang dulu sering ia perlihatkan di awal pernikahan, kim' telah digantikan dengan kehangatan seorang suami dan ayah. Tuan Salju musim panas itu tidak ada lagi, hanya kehangatan dan kenyamanan matahari musim semi yang seolah berlangsung sepanjang tahun. Mr. Sunshine, begitulah sekarang aku
menyebutnya.
Tersenyum senang, kueratkan pelukan di tubuhnya. Menghirup dalam-dalam aroma maskulin menyenangkan yang selalu mampu menenangkan setiap kegelisahanku. "Aku hanya
bertanya-tanya, masihkah kau meneintaiku?"
EmoticonEmoticon