Demi masa. Sungguh manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran. (QS. AL-ASR:1-3).
Ayat di atas, Allah SWT bersumpah atas nama waktu. Mengapa Allah bersumpah atas nama waktu? Hal ini membuktikan betapa pentingnya waktu bagi umat manusia. Tanpa manajemen yang baik, manusia akan kehilangan kesempatan berharga untuk beraktifitas, mengukir prestasi, dan bahkan kehilangan kesempatan untuk memperoleh uang sekalipun. Tidak salah kalau jaman dahulu para pendahulu mengatakan bahwa time is money; bagi sebagian orang kehilangan sedetik waktu terkadang mereka juga kehilangan jutaan rupiah bahkan lebih.
Ada beberapa pendapat beberapa ahli mengenai waktu:
Ø Musuh terbesar manusia dalam karir seseorang adalah waktu (Argogalih)
Ø One of the best lessons that anyone can learn in life is how to use time wisely. (Wiliam A. Irwin dalam Hendry Risjawan)
Ø Waktu yang tersedia tak akan terlahir kembali, tak mengajak anda untuk bersamanya. Ia juga tak akan diam di tempat, tak akan mundur ke belakang, tetapi senantiasa maju ke depan. (DR. Awaidh bin Muhammad Al-Qarni)
Ø Waktu adalah sesuatu yang paling bernilai yang dapat dihabiskan manusia. (Theopratus: 278 SM)
Agar kita tidak kehilangan waktu berharga dalam hidup ini, atau agar tidak terkesen diatur oleh waktu; maka dibutuhkan manajemen yang baik. Manajemen waktu adalah suatu proses pengaturan waktu dengan tujuan agar dapat memanfaatkannya dengan efektif dan efisien.
Manajemen Waktu Bagi Guru
Terkadang seorang guru merasa waktunya telah habis digunakan hanya untuk berkerja. Mereka merasa waktu yang diberikan oleh Allah terasa sedikit, di karenakan mereka harus bekerja di sekolah dari pagi sampai sore, di lain pihak mereka juga harus berperan sebagai makhluk sosial, melayani istri/suami, mendidik anak, dll. Selain sedikit, mereka merasa setiap hari hanya itu-itu saja kegiatannya tanpa ada kegiatan yang lain, dan terkesan kegiatan yang mereka lakukan tidak efektif.
Mengelola waktu bekerja oleh seorang guru bukan berarti kehilangan waktu luang untuk bersenang-senang. Bukan pula berarti bahwa waktu dalam 24 jam per hari harus dihabiskan untuk belajar dan mengajar. Justru sebaliknya. Prinsip utama dari pengelolaan waktu secara efektif adalah pembagian waktu yang efektif untuk kegiatan-kegiatan yang meliputi: waktu untuk belajar, waktu untuk bekerja dan kegiatan sosial maupun waktu bagi diri sendiri untuk bersantai.
Bagaimanapun waktu untuk bersantai diperlukan oleh seorang guru selain waktu untuk bekerja. Sebagian waktu untuk bersantai tersebut diperlukan untuk mengembalikan energi yang sudah terpakai untuk memberikan pelayanan kepada muridnya. Baik belajar maupun bekerja membutuhkan energi yang tidak sedikit, terutama untuk berkonsentrasi dalam mengerjakan sesuatu. Energi yang terpakai untuk berkonsentrasi ini harus diganti. Jika tidak, maka sangat mungkin sekali seorang guru mengalami perasaan tertekan atau stres.
Kiat utama untuk mengelola waktu adalah kombinasi dari fleksibilitas dan disiplin. Seringkali jadwal bekerja telah disusun, namun kemudian ada kegiatan mendadak yang harus diikiuti (misalnya: ada keluarga yang membutuhkan pertolongan). Maka kitapun diharapkan tetap berdisiplin namun sekaligus fleksibel untuk mengganti waktu yang hilang tersebut dengan mencari waktu lain.
Berikut adalah kiat utama dalam manajemen waktu yang baik bagi para guru, agar kegiatan sehari-harinya tidak terkesan sia-sia.
D = Divide (bagi waktu dengan baik, bagi-bagilah tugas).
Allah memberikan waktu selama 24 jam dalam sehari; ada yang melewatinya dengan begitu saja, namun ada pula sebagaian dari merka merasa waktu dua puluh empat jam serasa kurang dikarenakan banyaknya kegiatan yang ada. Padatnya kegiatan seorang guru harus dapat disiasati dengan baik, salah satunya adalah membuat agenda/jadwal kegiatan sehari-hari.
Ada dua jenis metode dalam membuat jadwal kegiatan sehari-hari, ada yang ditulis dalam agenda harian atau dilakukan rutin secara langsung sebelum dan sesudah bangun tidur. Kedua metoda ini mempunyai keefektifan yang sama, maka bebas bagi kita untuk memilih manakah yang lebih cocok untuk diaplikasikan. Menuliskan agenda kegiatan dapat dilakukan rutin setiap ahri atau berjangka (seminggu sekali, 3 hari atau 2 hari sekali) dalam bentuk kertas kecil atau dalam buku agenda. Sedangkan dalam manajemen secara langsung tidak perlu dituliskan; Umar Bin Khattab selalu mengatur kegiatan sehari-harinya ketika sebelum dan sesudah tidur tanpa ditulis.
O = Organize (atur gimana melaksanakannya).
Ketika telah menuliskan atau mengarur secara langung kegiatan sehari-hari, maka apa yang harus dilakukan adalah mengorganize mereka agar semua rencana berjalan dengan baik. Ketika telah menuliskan agenda harian maka, sebisa mungkin kita harus disiplin dalam melakukannya; namun demikian fleksibilitas harus juga tetap ada. Sebagai contoh ketika sudah diagendakan acara bersilarurahmi ke rumah tetangga, namun tiba-tiba ada ajakan untuk menjenguk teman yang sakit; maka kita harus menyediakan waktu di hari yang lain untuk mengganti waktu yang terlanur dipakai.
I = Ignore (abaikan gangguan).
Pasti akan ada gangguan atau hal-hal lain yang nantinya akan mempengaruhi jadwal kegiatan yang sudah diatur tidak berjalan dengan baik. Sebagai contoh tiba-tiba ada teman yang datang untuk mengajak nonton, main atau kegiatan yang kurang positif sedangkan agenda telah diatur. Maka apa yang harus dilakukan adalah harus berani mengatakan TIDAK kepada orang lain, rasa sungkan dan tidak enak sudah saatnya untuk dieliminir dengan tujuan agar tidak banyak kehilangan waktu berharga.
T = Take (ambil kesempatan).
Dalam manajaemen waktu, seorang guru harus pandai dan cerdas dalam mengambil setaiap kali ada kesempatan. Kesempatan ini macam-macam jenisnya: ada kesempatan untuk istirahat sejenak, kesempatan untuk melakukan aktifitas lain yang dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan lain, kesempatan untuk menciptakan peluang, dll. Usaakan jangan sampai satu menitpun terlewatkan dengan begitu saja, tanpa ada kesan dan efek psoitif. Ingatkan pada diri kita sendiri apabila kita telah merasa bahwa ada indikasi kita membuang/menyiakan waktu.
N = Now (sekarang harus dijalankan).
Lakukanlah sekarang juga. Jangan enunggu hari esok atau nanti. Karena sedetik saja kita menunda planning yang telah direncanakan maka hasilnya akan semakin fatal. ada kalanya setiapa kita akan melakukan sesuatu, kita mengatakan: ”ah bentar lagi, masih capek...”. kita harus benar-benar meyakini, apabila kita tidak melukannya sekarang maka kita tidak akan pernah melakukannaya lagi. ”Lakukan sekarang!! Atau tidak sama sekali!!O = Opportunity (ambil peluang).
Setiap orang mempunyai peluang yang sama dalam mengukir kesuksesan. Maka setiap guru harus dapat menciptakan peluang setiap jam, menit dan bahkan detik untuk terus mengembangkan kulitas diri, pangkat dan finansial. Ikutilah setiap kegiatan yang bersifat postif misalnya menulis artikel di koran, mengikuti perlombaan-perlombaan ilmiah, dll. Agendakan kegiatan untuk pengembangan diri, misalnya ke warnet, baca buku, majalah, berita, dll. W = Watch out (waspada dengan waktu).
Waspadalah dengan waktu, jangan sampai ia hilang begitu saja. Karena ketika ia telah berlalu, ia tidak akan pernah kembali lagi. Catat apa yang akan anda kerjakan dan kerjakan apa yang anda catat, adalah modal utama dalam pengefetigan waktu.
Istilah-istilah di atas, apabila disingkat menjadi: DO IT NOW!!!, tidak ada alasan lagi untuk kita tidak memanajemen waktu dengan baik. Terakhir, sebagai seorang guru kita harus dapat mengatur waktu; bukan malah sebaliknya kita yang diatur oleh waktu. Rencanakan kegitan, lakukan dan Evaluasi kegiatan yang disinegrikan dengan keefektifan dalam pemanfaatan waktu akan menghasilkan kedisiplinan tinggi dalam meraih kesusksesan.
Penulis adalah:
Staf Pengajar Di SDIT AL-Azhar Jambi, sebagai Direktur LP3J (Lembaga Penelitian, PEngkajian dan Pelatihan Jambi) dan Anggota Biasa 2 (AB2) KAMMI daerah Jambi.
EmoticonEmoticon