wan hitam terlihat berkumpul menghiasi langit, XL angin kencang membuat suasana pemakanan menjadi semakin mencekam, beberapa dedaunan ikut terbang bersama sang angin. Disana, Alexa menatap sedih jenazah sang adik yang sudah di kebumikan. Ia tidak menyangka adiknya akan pergi secepat ini. Baru beberapa minggu lalu mereka bercengkrama dan berkeliling pusat perbelanjaan demi mencari perlengkapan bayi. Kita adiknya telah meninggal hebat. Semua keluarganya telah meninggalkannya. Ayahnya, |bunya, adiknya. Sekarang ini ia hanya memiliki bibinya saja serta bayi adiknya keponakan yang harus ia rawat selayaknya putranya sendiri. la masih ingat pesan terakhir sang adik kepadanya.
”T erimakasih untuk kasih sayangmu selama ini, Kak.. Aku minta maaf karena belum mampu membahagiakanmu..”
”Kamu bicara apa, Alicia?” Alexa meremas erat tangan Alicia yang tidak ter-infus.
”Alicia bodoh kak, seharusnya Alicia tidak mempercayai kata kata pria itu. Tapi..” Alicia melirik pada boks bayi disamping ranjangnya,”Aku tidak menyesal memilikinya..” Ianjut Alicia dengan ucapan Iembut nan sedih.
EmoticonEmoticon