Rutinitas pagi yang terasa menjemukan. Aku terpaksa duduk di ruang makan bersama ibu dan ayah tiriku seperti biasanya. Ibuku akan marah jika aku tak menghabiskan sarapan buatannya. Hal yang sangat sepele, namun aku paham betul bahwa dia sangat memperhatikanku sebagai putri satu-satunya. Bukan berarti aku menyukainya, namun aku juga tidak pernah menaruh dendam padanya yang dulu pernah meninggalkanku dan ayahku.
Bukan itu yang menjadi masalah utama bagiku. Aku sudah memaafkan ibuku karena merasa dia telah banyak berubah dalam hal positif. Tapi ini tentang ayah tiriku. Aku tak begitu menyukainya karena aku selalu menaruh curiga terhadapnya. Dia masih sangat muda dan tampan, lalu kenapa dia bersedia menikahi ibuku yang sudah tua dan tak lagi cantik juga? Aku bukan anak yang baik, namun tentu tak ingin sesuatu yang buruk menimpa ibu kandungku sendiri.
Ah sebelumnya perkenalkan, namaku Olivia. Aku berada di semester 6 sebuah perguruan ternama di California. Sebelumnya aku tinggal dengan ayah kandungku di North Carolina, namun karena harus kuliah di kota ini mau tidak mau aku tinggal dengan keluarga baru ibuku. Hanya dia dengan suami mudanya yang bernama Liam.
Aku hanya bisa memutar bola mata merasa muak setiap kali mereka bermesraan dihadapanku. Aku benci harus terjebak di meja makan setiap paginya bersama mereka berdua. Aku harus bergegas menghabiskan sarapan ini, lalu bersiap pergi menuju kampusku.
“Aku sudah selesai. Aku harus berangkat sekarang juga." ucapku membuat mereka melepaskan tautan bibirnya.
“Olivia, bukankah mobilmu masih ada di bengkel? Kenapa kau tidak berangkat bersama Liam saja?” ucap ibuku membuatku ingin mengumpat di depan mukanya saatini juga.
Tapi aku tak sebodoh itu. Bagaimanapun dia adalah ibuku dan tidak seharusnya_ aku memperlakukannya
EmoticonEmoticon