“Kamu aja Bil, setidaknya kalian sudah saling mengerti satu sama lain. Jadi Bunda dan Mami bisa tenang kalau kalian bersama dalam arti sebenamya.”
Aku yang sedari tadi menunduk hanya bisa semakin menunduk mendengar ceramah dari dua orang wanita yang amat berharga di hidupku. Maksud hati ingin membantu sahabat. malah aku yang terkena imbasnya.
Ku lirik laki laki yang duduk santai di sampingku. Sedari tadi dia hanya bisa diam dan mengangguk apapun yang diucapkan oleh bundaku ataupun ibunya. Bahkan sepertinya dia tidak mau membuung waktu hanya untuk menyanggah atau ikut menjelaskan kepada kedua ibu kami.
“Bila? Mau kan sayang‘? Bian aja dari tadi diam, berarti mau kan?” tanya mami untuk kesekian kalinya.
Aku menghela napas frustasi. Sepertinya apapun yang akan aku ucapkan hanya akan menjadi angin lalu dan hilang dalam udara. Kalau bunda dan mami sudah bersatu seperti ini, maka di jamin pada akhirnya anggukanlah yang akan mereka dapat. Mungkin itu juga yang dipikirkan Bian sehingga dia hanya diam dan sesekali manggut manggut seperti orang mengantuk.
“Nah, berarti itu tandanya setuju.” Putus bunda yang seketika membuatku langsung membulatkan mata.
“Enggak!” Jeritku seketika.
Wajah bunda dan mami yang sedari tadi cerah mendadak pias mendengar teriakanku yang cukup melengking itu. Rasanya tidak tega, tetapi aku juga tidak bisa memaksakan diri untuk menyelujui sesuatu yang aku tidak mau. Apalagi saat
EmoticonEmoticon