”Kerasnya hidup menjadikan seseorang menjadi Iebih dewasa sebelum waktunya.”
NAMANYA Askiara Hening Pratiwi, gadis berumur enam belas tahun yang baru saja terbangun dari tidur nyenyaknya. Jam empat dini hari merupakan waktu di mana sebagian anak seusianya masih setia bermanja dengan selimut dan bantal kesayangan. Namun, tidak untuk Hening-begitu ia biasa dipanggil-yang sudah harus memulai aktifitas guna mengejar waktu sekolahnya. \“
Merangkap menjadi seorang ibu bagi kedua adik kembarnya bukanlah sesuatu yang mudah. Hening sendiri pun masih sangat membutuhkan sosok orang tua sebagai sandaran hidupnya. Batinnya seolah menjerit setiap kali ia meratapi nasib. Lelah jika dirasa. Gadis itu mendesah panjang, menyeret langkah malasnya menuju dapur Ialu menigintip sisa beras dan bahan makanan untuk mereka makan hari ini. Masih ada dan cukup. Terdengar lucu, tapi ia merasakan bagaimana pusingnya menjadi seorang ibu rumah tangga yang selalu khawatir akan masalah dapur dan kelangsungan hidup esoknya. Miris? Iya.
Anggap saja ia dan kedua adik kembarnya yatim piatu. Daripada sakit hati mendambakan seorang ayah yang sudah tidak lagi seutuhnya milik mereka. Seorang ayah yang mementingkan istri baru dan anak tirinya. Memikirkan itu membuat bola mata Hening seketika memanas. lni bukan
EmoticonEmoticon