Menyiapkan Perangkat Jaringan : Akses Konfigurasi Routing

October 02, 2019

Terdapat dua cara dalam menghubungkan PC dengan Router pada proses konfigurasi dan pengamatan tugas router, yaitu secara in-band dan out-of-band.

1. OUT-OF-BAND

Konfigurasi secara out-of-band adalah dengan cara menghubungkan komputer secara langsung dengan port console atau dengan port auxiliary (AUX) dari router yang akan dikonfigurasikan. Jenis koneksi ini tidak memerlukan koneksi jaringan dari router tersebut. 

Teknisi menggunakan manajemen out-of-band untuk konfigurasi awal, karena router tidak akan dapat berfungsi di jaringan apabila tidak dikonfigurasikan terlebih dahulu. Manajemen secara out-of-band juga digunakan ketika koneksi jaringan tidak berfungsi secara benar sehingga router tidak dapat diakses melalui jaringan. Dalam melakukan manajemen secara out-of-band diperlukan software terminal emulation client yang terinstall di PC.

2. IN-BAND

Manajemen router secara in-band digunakan untuk mengamati dan membuat perubahan konfigurasi router melalui koneksi jaringan. Untuk menghubungkan komputer dengan router secara in-band, diperlukan setidaknya sebuah interface jaringan router yang terkoneksi dan bekerja di jaringan. 

Dua protokol TCP/IP yang digunakan untuk mengakses Router Cisco secara in-band adalah
Telnet dan HTTP. Web browser atau program Telnet dapat dipergunakan untuk memonitor router dan membuat perubahan konfigurasi.

Untuk Router MikroTik dapat terhubung ke Jaringan Internet terdapat beberapa konfigurasi yang harus dilakukan, konfigurasi ini merupakan konfigurasi paling dasar MikroTik sebelum mempelajari konfigurasi lainnya. 

Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dikonfigurasi pada router untuk menghubungkannya pada Internet.

a. IP Address
adalah alamat pada Router. Router memiliki banyak port Interface, untuk itu kita harus mengatur IP Address pada port yang terhubung ke Internet atau ISP yang menyediakannya. IP Address harus satu Network dengan IP Address yang disediakan ISP. Kemudian untuk port PC Client, IP Address yang digunakan bebas dan bersifat privat.
b. Default Route, atau Gateway 
Ini berfungsi untuk mengarahkan lalu lintas dari jaringan LAN PC Client menuju jaringan internet, dan disesuaikan antara Default Route dengan Gateway jaringan ISP.
c. NAT Masquerade 
Diperlukan karena jaringan LAN kita bersifat private atau tidak diketahui oleh jaringan ISP, sehingga jika tidak dikenali maka ISP tidak dapat mengirim kembali data dari Internet yang kita minta dari Jaringan PC Client. Untuk itu kita dapat mengakalinya dengan NAT Masquerade ini. 
Cara kerjanya adalah menyamarkan IP Address PC Client dengan IP Address pada port interface router yang terhubung dengan ISP.
d. DNS Server
Fungsinya agar ketika PC Client membuka URL seperti google.com Router dapat menerjemahkannya menjadi alamat IP.
e. Bridging
Dapat difungsikan sebagai Switch pada Router ini. Kita bisa menggunakan metode ini dengan membuat beberapa Port Interface Router dalam satu Network/Broadcast domain yang sama, sekalipun secara default tiap Port Inteface Router berada di Network/Broadcast domain yang berbeda.
f. DHCP Server
Merupakan Router MikroTik yang akan mengkonfigurasi IP Address secara otomatis pada PC Client dengan fitur DHCP. Fitur ini menggunakan protocol DHCP untuk memberikan dan mengkonfigurasi IP Address pada PC atau DHCP Client, sehingga kita tidak perlu repot mengkonfigurasi IP Address satu per satu PC jika jumlahnya banyak.
Untuk melakukan konfigurasi dasar pada mikrotik, hal pertama yang dilakukan adalah kita harus mengetahui bagaimana cara untuk mengaksesnya. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengakses mikrotik diantaranya menggunakan aplikasi winbox, melalui web browser (webfig), menggunakan Telnet & SSH (PuTTY), dan Remote menggunakan Port Console. 
Untuk konfigurasi dasar yang digunakan pada modul ini adalah menggunakan aplikasi
winbox. Langkah-langkah dasar yang dilakukan adalah:




Share this

Related Posts

Previous
Next Post »