Sejak awal menumpang taksi, ia sungguh mendambakan perjalanan yang lancar sehingga taksinya bisa ngebut menuju Stasiun Gambit. Ia baru saja tiba di kota itu. Berangkat semalam dengan bus paling akhir dari komnya di bagian timur Pulau Jawa. Ada seseorang yang ingin ditemuinya. 1a tidak mau kehilangan waktu. Karena, kalau kehilangan wakru, ia takut akan kehilangan orang itu.
Setengah berlari, ia memasuki lobi Stasiun Gambit. Menurut jadwal yang sudah diperiksanya, sebentar lagi kereta menuju Yogyakatta akan segera berangkat. Kepalanya menoleh ke segala arah. Mencari-cari wajah yang dikenalnya, di antara orang-orang lalu-lalang yang begitu banyak. Separuh calon penumpang adalah anak-anak yang hendak berlibut.
Sungguh kebetulan yang itonis, pikimya. Mencari
seseorang yang akan naik kereta api di musim liburan. Namun, ia terus mencari.
Kama di mane? Ajo/a/J, Iaita ham: bimm. Terlalu banyak orang. Terlalu banyak yang menghalangi
pandangannya. Ia semakin panik ketika mendengar pengumuman kereta api yang akan segera berangkat. Otang yang dicarinya bisa saja nail; kereta api yang akan berangkat itu. Ia harus mencarinya sampai ketemu. Hams bicara dengannya sebelum orang itu pergi dari hidupnya.
Tampa memedulikan orang-orang di sekitarnya yang sibuk dengan barang-barang bagasi dan anggota keluarganya-bahkan tak peduli pada petugas pemeriksa tiketia menerobos antrean pemeriksaan tiket penumpang dan anak-anak yang tak sabar ingin segera masuk ke peron. Beberapa orang yang tersenggol menggeruru. Seorang petugas pemeriksa tiket meneriakinya. Ia bergegas, tak peduli.
EmoticonEmoticon