"Jangan bercanda, ini tidak lucu!"
"Aku tidak sedang bercanda." Raut wajah Yuki memurung, bahkan perempuan itu mulai terisak di hadapannya. "Aku sudah memeriksa hingga empat kali tapi hasilnya sama saja, aku positif."
"Lalu kenapa kau malah mengajakku menonton film jika niatanmu sebenarnya ingin mengatakan ini?"
"Aku takut, Alea."
Vertigonya menyerang, Alea sudah kelabakan sendiri. Ia tidak tahu harus sepeni apa, antara kesal sekaligus prihatin. Kekasih Yuki, Adrian Stefano harus tahu ini. Mereka yang melakukan maka mereka jugalah yang harus menanggung konsekuensinya sama sama. Sejak beberapa bulan ini Alea sudah curiga pada gelagatnya, baik Stefan maupun Yuki. Gaya
berpacaran mereka sangat berlebihan, berulang kali ia melihat Stefan seenaknya menyentuh beberapa bagian tubuh kekasihnya itu. Logikanya, laki laki tidak akan tergoda jika perempuan tidak memulai. Akhimya, tetap saja Alea menyalahkan Stefan atas semua ini.
"Stefan harus tahu, dia harus benanggung jawab."
Masa bodoh dengan isakan sahabatnya, Alea merebut paksa ponsel Yuki kemudian menghubungi nomor pelaku utama atas kekacauan yang tteadi. Kepalang tanggung, emosi Alea telah berada di ubun ubun. "Hallo sayang?"
EmoticonEmoticon