"Enggak bisa. Karena hari ini lo harus kerja, kalau enggak lo bisa di omelin sama 805 10 yang kejam itu,” timpal sebuah suara lain membuat Prilly, sapaan untuk gadis yang tengah menggeliat malaS-malasan di atas tempat tidur kecil itu terkejut karena tak menyadari jika ada orang lain di dalam kamar selain dirinya.
Prilly sontak terbangun dengan mata membola tak percaya saat melihat seorang gadis yang tengah berdiri sembari melipat tangan di dada.
"Milla?!”
"Bukan, gue rohnya.” Milla menatap malas. ”Lo enggak ada niat buat berangkat kerja huh?” semprot Milla kesal. Jam di dinding kamar gadis itu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi dan gadis yang masih menatapnya seolah-olah ia adalah mahluk dari planet Mars masih belum mempersiapkan diri juga untuk berangkat kerja.
Tak memedulikan pemyataan Milla, Prilly justru bangkit dari dari tempat tidur kemudian ia berjalan menghampiri Milla dan menubruk tubuh Milla yang belum siap menopang tubuhnya justru terjatuh dan terjerembap di lantai semen membuat Milla meringis nyeri sementara pelaku yang membuatnya jatuh justru terkikik tak jelas.
Melotot sebal dengan kelakuan sahabamya, Milla berusaha menyingkirkan Prilly dari atas tubuhnya.
”Minggir Prilly. Badan lo itu kecil-kecil berat juga ya,” ujar Milla berusaha menyingkirkan Prilly yang tidak bergerak sedikit pun.
"Ihh Milla, aku kangen sama kamu tahu."
EmoticonEmoticon