Memandangi sebuah foto pernikahan yang terpajang gagah di sebuah dinding rumah besar milik suaminya, seorang wanita bertubuh mungil, menampakkan tatapan kosongnya pada foto pernikahan itu. Rambut kecoklatannya terjuntai indah melewati batas punggung, sesekali beberapa helai rambutnya menyentuh wajah sayu nan pucat itu. Tubuh kecilnya telah berbalut sebuah piyama tidur sutra berwarna biru muda.
Dahi wanita itu berkerut saat tatapannya terfokus pada senyum mengembang yang terlihat dari bibirnya dan bibir pria yang berdiri disampingnya. Aneh, foto itu begitu tampak membahagiakan jika dipandang sekilas mata. Tapi kenapa dia sama sekali tidak menemukan kebahagiaan didalamnya. Foto itu kosong, dan tidak memiliki nyawa. Lalu kedua matanya mulai terpejam saat ia berusaha memerintahkan otaknya untuk mengingat segala yang telah terlupakan olehnya.
Peluh mulai membasahi dahinya saat hanya kegelapan yang ia temukan. Tidak ada cahaya atau secercah
harapan dalam pejaman matanya. Kumohon... kedua
tangannya terkepal kuat, benar-benar menguatkan dirinya sepenuh tenanga. Dan akhirnya cahaya itu mendatanginya, membawanya pada sebuah kepingan-kepingan ingatan. la ingat saat dimana rasa sakit itu menggerogoti seluruh tubuhnya, ia ingat bagaimana ia hampir menjerit meminta
malaikat pencabut nyawa untuk segera mengambil
EmoticonEmoticon