Bandung di pagi hari.
Pagi hari yang ribct.
Itulah yang dirasakan olch lbu Dewi. Karena subuh-subuh dia sudah harus bcraktivitas mcngatur bisnistoko bunganya dan mengurus persiapan kedua anaknya unluk berangkat sekolah dan kuliah. Bcruntung, sebagaismgle parent, Ibu Dcwi dibantu olch sepasang suami istri yang bekerja scbagai asistcn rumah tangga sekaligus mcrangkap scbagai pcgawai di toko bunga, yaitu Mang Adun dan Bibi Isah.
Toko Bunga Ibu Dewi.
Mang Adun sedang mengelap papan nama berdiri itu untuk dipajang di depan nanti. Toko Bunga yang juga menjual tanaman hias ini tidak terlalu besar, tapi sejak suaminya mcninggal, dari sinilah Ibu Dewi mcnghidupi diri dan keluarganya sctiap bulan. Cukup untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya yaitu Bastian, si sulung yang sedang mengambil kuliah teknik dan sudah menginjak semester 6 serta Picadilly, si bungsu yang masih berseragam putih abu-abu di kclas X.
Bastian, pria bcrkacamata dcngan lesung pipi ini mewarisi sifat Ibunya; ramah, humoris, menyenangkan dan punya banyak tcman. Sedangkan Picadilly alias Dilly, justru memiliki sifat yang berlawanan. Sepcrti almarhum Abah, Dilly adalah remaja yang tidak banyak omong, judes dan lertutup. Di sekolah, dia seringkali dianggap ccwek yang aneh lantaran pcnampilan dia yang tidak biasa.
Meski begitu guru-guru memakluminva, karena dia salah satu murid
EmoticonEmoticon