Ketika Anda mengalami cedera, kebanyakan kejadian itu diikuti dengan munculnya luka di kulit. Secara garis besarnya, luka yang muncul bisa berwujud luka yang terbuka atau luka yang tertutup. Kedua kategori luka tersebut ternyata juga masih tediri dari beberapa jenis dengan penanganan yang berbeda-beda pula.
Penanganan pertama sesuai dengan jenis luka
Perbedaan karakteristik yang dimiliki luka terbuka dengan luka tertutup tentunya berbeda dan membutuhkan penanganan yang juga berbeda agar bisa membantu proses penyembuhannya lebih cepat.
Pada luka yang terbuka, jaringan kulit terluar mengalami kerusakan yang membuat jaringan di bawahnya terlihat dengan lingkungan eksternal. Sedangkan pada luka tertutup, jaringan kulit terluar tetap utuh, hanya saja efeknya mengenai jaringan kulit di dalamnya.
Berikut adalah beberapa jenis luka dan bagaimana penanganan pertamanya yang sesuai.
Luka terbuka
Jika luka tergolong ringan, berikut adalah beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegahnya dari infeksi.
Luka lecet
Luka lecet atau abrasi terjadi ketika kulit bergesekan dengan permukaan yang kasar atau keras. Biasanya luka jenis ini tidak mengeluarkan banyak perdarahan, tetapi luka perlu digosok dan dibersihkan agar tidak infeksi.
Caranya, cuci tangan Anda sampai bersih atau pakai sarung tangan. Kemudian bersihkan luka dengan menggosok lembut menggunakan sabun, air, dan lap bersih. Oleskan salep antibiotik atau obat luka, lalu balut area yang terluka dengan perban. Jangan lupa cuci tangan kembali setelahnya.
Luka sobekan
Dikenal juga dengan sebutan laserasi, luka ini disebabkan oleh kecelakaan ketika menggunakan pisau atau peralatan tajam lainnya. Jika luka tidak terlalu dalam, Anda bisa melakukan penanganan sendiri.
Setelah mencuci tangan, bersihkan luka di bawah air mengalir dengan sabun ringan ber-pH rendah. Beri tekanan pada luka, bisa menggunakan kapas atau kasa steril. Angkat bagian tubuh yang terluka lebih tinggi dari dada untuk mengendalikan perdarahan. Tutup luka dengan perban.
Luka tusukan
Luka ini biasanya disebabkan oleh benda tajam yang runcing seperti paku atau jarum. Kebanyakan luka tusuk tidak mengeluarkan banyak darah, tapi jika terlalu dalam bisa saja merusak organ atau lapisan di bawahnya.
Bila Anda ingin melakukan penanganan pertama pada jenis luka ini, cara yang sesuai adalah mencuci luka di bawah aliran air sabun yang kuat. Oleskan larutan antiseptik dan balut luka dengan perban. Jangan menggunakan salep atau membalut luka ini terlalu ketat karena malah akan meningkatkan risiko infeksi.
Agar lebih memastikan bahwa luka baik-baik saja, lebih baik segera pergi ke dokter untuk mengetahui pencegahan infeksi yang akurat.
Luka bakar
Luka bakar bisa diakibatkan oleh panas yang berlebih seperti paparan sinar matahari, kontak dengan api, bahan kimia, atau listrik.
Untuk mengatasinya, pertama dinginkan dahulu area yang terbakar di bawah air dingin yang mengalir atau tempelkan kompres dingin sampai sakitnya berkurang.
Jika kulit mulai melepuh dan pecah, bersihkan dengan air. Oleskan salep antibiotik kecuali jika muncul ruam. Setelah luka mendingin, oleskan losion untuk mencegah pengeringan. Tutup luka dengan longgar menggunakan kasa steril.
Luka tertutup
Luka yang tertutup disebabkan oleh trauma tumpul yang terjadi saat terjatuh atau mengalami kecelakaan kendaraan bermotor.
Meski tidak merusak jaringan kulit luar, kerusakan yang diakibatkan bisa mencapai otot, organ dalam, dan tulang. Beberapa jenis luka tertutup di antaranya sebagai berikut.
Kontusio
Kontusio merupakan cedera olahraga yang paling umum. Trauma tumpul jenis ini merusak pembuluh darah kecil, kapiler, otot, dan jaringan di bawahnya. Pada beberapa kasus, kontusio juga dapat menyebabkan kerusakan pada tulang. Kemunculannya ditandai dengan memar berwarna kemerahan hingga kebiruan di area yang terluka.
Hematoma
Serupa dengan kontusio, hematoma juga menyerang pembuluh darah kecil dan kapiler yang mengakibatkan pengumpulan darah. Bedanya, hematoma muncul berupa benjolan kenyal seperti karet bernama lesi.
Jenis luka yang tertutup juga harus segera diberi penanganan yang sesuai agar bisa mengontrol rasa sakit serta mernjaga peradangan tersebar seminimal mungkin.
Jika masalahnya ringan, Anda cukup mengompres menggunakan es atau air dingin pada area yang terluka.
Namun pada kasus yang lebih serius, dokter bisa saja melakukan pembedahan. Salah satunya pada sindrom kompartemen, dokter akan membedah luka untuk membiarkannya terbuka selama dua sampai tiga hari sambil ditutup dengan perban steril untuk meredakan pembengkakannya.
Jika ada kemungkinan patah tulang, penanganan luka cedera ditambah pemindaian dengan x-ray juga mungkin perlu dilakukan.
Pada trauma parah, bentuk pemindaian lain seperti USG, CT Scan, dan MRI akan membantu mendeteksi kerusakan organ di dalamnya.
Baca Juga:
[ad_2]
Source link
EmoticonEmoticon