Seiring dengan pertumbuhan anak, Anda akan mulai melihat kebiasaan kecil nan menggemaskan yang sering dilakukan oleh mereka. Sayangnya, kebiasaan anak juga bisa berupa hal yang buruk seperti mengupil. Tidak hanya itu, Anda mungkin pernah memergoki anak memakan upilnya sendiri.
Kebiasaan tersebut tentunya membuat Anda khawatir. Selain tak elok dipandang, keseringan mengupil juga dapat menimbulkan cedera pada lubang hidung, infeksi, atau mimisan. Bahkan, sebuah penelitian juga mengungkapkan bahwa dengan mengupil, anak bisa saja menyebarkan bakteri penyebab penyakit pernapasan.
Lantas, bagaimana cara membuat anak berhenti mengupil?
Kebiasaan mengupil adalah hal yang wajar pada anak
Semua orang pasti pernah melakukannya, baik anak-anak maupun orang dewasa. Kulit pada lubang hidung memang area yang sensitif, sehingga ketika hidung mengering dan mulai terasa ada sesuatu di dalamnya, orang akan langsung mengorek hidung untuk menghilangkannya.
Biasanya, anak-anak yang memiliki alergi atau sering pilek cenderung memiliki kebiasaan mengupil. Anak mungkin risih dengan rasa geli yang ditimbulkan saat ada lendir yang mengalir di dalam, akibatnya anak langsung berusaha untuk mengeluarkannya.
Ada juga yang senang mengupil karena sedang bosan. Terutama ketika mereka berdiam diri dan tidak memiliki kegiatan, terkadang kebiasaan ini muncul tanpa mereka sadari. Lalu, didorong dengan rasa penasarannya, sebagian dari mereka juga bermain-main dengan kotoran yang baru saja dikeluarkan.
Pada beberapa anak, mengupil adalah kebiasaan yang dilakukan saat mereka merasa gugup dan cemas. Serupa dengan kebiasaan mengisap jempol, menggigit kuku, dan memutar rambut, mengupil mungkin dapat membuat mereka lebih tenang.
Cara membuat anak berhenti dari kebiasaan mengupil
Memang, mengupil sebenarnya bukanlah kebiasaan yang berbahaya. Umumnya kebiasaan ini akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia anak. Apalagi norma sosial menganggap bahwa mengupil di depan umum adalah perilaku yang tidak sopan.
Ketika anak sudah memasuki pergaulan, perlahan mereka akan malu dan enggan untuk melakukannya.
Namun jika Anda merasa kebiasaan yang satu ini mengganggu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membantu anak mengurangi keinginan mengorek hidung sendiri.
Beritahu anak tentang dampak buruk akibat keseringan mengupil
Mungkin si kecil tidak mengetahui kebiasaannya mengupil bukanlah sesuatu yang baik. Oleh karena itu, beritahu pada anak tentang dampak buruk yang akan didapatkan jika ia terlalu sering mengorek hidung.
Jelaskan bahwa kebiasaan tersebut tidak hanya menyebabkan hidungnya mimisan dan terinfeksi, tapi juga dapat menyebarkan kuman yang bisa saja membuatnya sakit.
Selain itu, pastikan juga kebersihan tangan si kecil dengan menyuruhnya mencuci tangan setiap habis mengupil. Cara ini diharapkan dapat membuat anak enggan kembali ke kebiasaannya mengingat ia harus bolak balik ke kamar mandi hanya untuk cuci tangan.
Alihkan perhatian anak
Kebiasaan mengupil bisa muncul ketika si kecil sedang bosan. Anak terkadang membutuhkan sesuatu untuk membuatnya tetap sibuk, maka tak heran jika anak Anda pun kembali melampiaskannya dengan mengupil.
Mungkin ia juga merasakan kesenangan tersendiri saat berhasil menemukan sesuatu dari kegiatan mengorek hidung.
Jika Anda tidak mau hal ini terjadi terus-terusan, coba untuk melibatkannya pada kegiatan lain. Kegiatan yang banyak menggunakan gerak motorik tangan seperti melukis, mewarnai, dan belajar memasak bisa menjadi pilihan.
Ajak anak agar mau membantu Anda membuat prakarya yang akan membuat tangannya sibuk bekerja. Dengan cara ini, niscaya anak akan melupakan kebiasaan buruknya.
Ajarkan anak menggunakan sarung tangan
Ketika si kecil sedang berada di luar pengawasan Anda, tidak ada yang tidak bisa memastikan jika anak tidak akan kembali melakukan kebiasaan mengorek hidung. Apalagi setelah bermain di luar seharian, entah sudah berapa banyak bakteri yang terpapar di tangan si kecil.
Solusinya, persiapkan sarung tangan untuk si kecil, terutama ketika sedang pilek dan flu. Bisa berupa kain atau sepaket tisu, usahakan Anda menyiapkannya setiap hari. Biasakan anak untuk menggunakan sarung tangan setiap ingin mengeluarkan kotoran.
Ajarkan anak cara yang benar dengan menghembuskan nafas kencang melalui hidung yang ditutup dengan sarung tangan. Hal ini dilakukan guna menjaga tangan anak tetap bersih dan tentunya memastikan tidak ada kotoran berlebih di dalam hidung.
Jika sederet cara di atas belum berhasil mengatasi kebiasaan anak, mungkin membiarkannya untuk sementara waktu adalah cara yang terbaik.
Jangan terlalu khawatir bila anak sering melakukannya, karena kebiasaan ini juga ditemukan pada banyak anak yang lainnya. Hanya saja ketika anak memulai kebiasaan mengupil di depan umum, langsung berikan kain atau tisu untuk menutupinya.
Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi adalah tingkat kelembaban udara. Pasalnya, udara yang kering juga dapat membuat hidung menjadi kering sehingga kotoran yang menumpuk di dalamnya kerap membuat si kecil tak tahan untuk mengorek hidungnya.
Bila Anda tinggal di daerah yang gersang atau sering terpapar dengan pendingin ruangan, coba bersihkan hidung anak secara berkala menggunakan semprotan saline. Anda juga bisa menggunakan alat humidifier di kamar anak.
Segera konsultasikan pada dokter atau psikiater jika kebiasaan mengupil dilakukan dengan frekuensi yang lebih sering dan susah berhenti, bisa jadi anak Anda memiliki kondisi rhinotillexomania.
Hati-hati juga bila mengorek hidung merupakan salah satu dari perilaku yang ditunjukkan setiap si kecil merasa gugup, perhatikan juga jika hal ini diikuti dengan kebiasaan lainnya seperti mengisap jempol atau susah tidur. Bisa jadi kebiasaan ini merupakan pertanda masalah emosional yang membutuhkan bantuan.
Baca Juga:
[ad_2]
Source link
EmoticonEmoticon