Delima Jaya : Berawal dari Bengkel Las Pagar Hingga ke Bus dan Kendaraan Militer

December 07, 2019
08 Desember 2019


Kapasitas produksi Delima Jaya untuk karoseri dalam setahun mencapai 1.200 hingga 1.500 unit kendaraan (photo : Delima Jaya)

Blak-blakan Winston Wiyanta: Berawal dari Bengkel Las Pagar, Begini Sejarah Panjang Delima Jaya Group

GridOto.com - Delima Jaya Group adalah perusahaan yang menangani karoseri segala jenis mobil, bahkan melayani modifikasi interior.

Di segmen karoseri mobil khusus, perusahaan ini diklaim merupakan yang terbesar di Indonesia.


Prototype Design - Mobil Peluncur Roket R-HAN 122B (photo : Delima Jaya)


Lalu, bagaimana perjalanan panjang Delima Jaya Group hingga bisa besar seperti ini?

"Delima Jaya berdiri sejak tahun 1976, artinya sudah 40 tahun lebih. Kami awalnya bergerak di bidang karoseri, jadi awal mulanya ayah saya selaku founder membuka bengkel las pagar di salah satu daerah di Bogor," ucap Winston Wiyanta, Direktur Delima Jaya Group.


Prototype Design - Mobil Peluncur Roket R-HAN 122B (photo : Delima Jaya)

Karena terkenal dengan hasil pengerjaan yang baik, bengkel las tersebut dipercaya untuk mereparasi body sejumlah angkutan umum seperti Mikrolet, Metro Mini, Kopaja dan lainnya.

"Kebetulan hasil reparasi kami juga dinilai bagus, jadi kami dipercaya lagi untuk membuat kareoserinya Mikrolet, waktu itu kalau gak salah dari mobil Kijang Kapsul gitu," jelas Winston.


Mercedes Unimog Double Cabin Cargo (photo : Delima Jaya)

Saat ini, setelah berjalan kurang lebih 40 tahun, Delima Jaya Group memiliki 3 unit bisnis yaitu Delima Jaya sebagai Karoseri kendaraan, Bahtera yang mengerjakan fabrikasi, dan Auto Assembler yang menangani perakitan kendaraan.

"Delima Jaya menangani semua karoseri mulai dari mobil pemadam, mobil SIM keliling, mobil derek, medium bus, bus, mobil pertahanan, dan banyak deh pokoknya," kata Winston.


Mercedes Unimog Double Cabin Cargo (photo : Delima Jaya)

"Sedangkan, Bahtera berdiri tahun 2007, mengerjakan fabrikasi, jadi lebih ke komponen alat berat seperti eskavator, dan semacamnya. Kami bikin bangku juga untuk galangan kapal, untuk bus," imbuhnya.

Terakhir, Auto Assembler yang lahir tahun 2012.


Mobil Evakuasi APC - Armoring Level III (photo : Delima Jaya)

Auto Assembler adalah unit bisnis yang melayani jasa perakitan kendaraan.

"Saat ini kami menangani perakitan truk FAW, truk yang heavy duty 24 ton ke atas, sama tractor head. Mereka kan belum bikin pabrik di Indonesia, jadi sementara perakitannya di sini dulu," tutur Winston.


VVIP Double Cabin Bak Pasukan 4x4 (photo : Delima Jaya)

Selain itu, mereka juga pernah melayani perakitan beberapa kendaraan asal India dan Malaysia.

Mereka juga ditunjuk sebagai bengkel rujukan, yang melayani kegiatan aftersales dari beberapa merek.

"Mereka kan mau coba masuk sini, tapi gak mau langsung bikin pabrik, jadi mereka kerja sama dengan kami," ucap Winston. (GridOto)


Truk Pengangkut Pasukan 4x4 (photo : Delima Jaya)

Delima kian jaya di generasi kedua
06 September 2017

KONTAN.CO.ID - Memegang kendali perusahaan keluarga di usia sangat muda, Winston Wiyanta mampu mempertahankan pamor PT  Delimajaya Carrosserie Industry (Delimajaya) sebagai perusahaan karoseri ternama. Bahkan, di tangan generasi kedua ini, bisnis Delimajaya semakin besar.


Truk Pengangkut Pasukan 4x4 (photo : Delima Jaya)

Takdir menjadi anak tunggal memang tak bisa dihindari oleh Winston. Sejak kecil, ia memang digadang-gadang untuk menggantikan posisi ayahnya, Wiyanta yang sejak tahun 1975 mengawali bisnis dari pembuatan pintu pagar dari besi dan perbaikan mesin perkebunan.

Masa kecil Winston diwarnai kesuksesan bisnis ayahnya. Di era 90-an, Delimajaya hampir menggarap sebagian besar karoseri angkutan kota di Jakarta. Asal tahu saja, hampir setengah dari armada Metromini dan Kopaja di Jakarta dibuat di pabrik Delimajaya di Bogor.


Mobil Tracking Unit Drone - Direction Finder (photo : Delima Jaya)

Pada tahun 2008, selepas sekolah di Amerika Serikat, Winston yang saat itu berumur 19 tahun diminta orangtuanya balik ke Indonesia. “Ketika saya diminta pulang untuk membantu, tanpa pikir panjang, saya pun pulang,” ujarnya. Ia diminta langsung mengambil alih kursi pengelolaan perusahaan. Tapi, ia menolak dan ingin belajar lebih dalam soal pengelolaan perusahaan.

Dua tahun pertama, Winston masuk ke tiga bidang  berbeda. Pertama, Winston  masuk ke bagian production plannning and inventory control (PPIC) untuk belajar proses pemesanan dan merancang material produksi. Selanjutnya, ia masuk ke bagian produksi untuk tahu proses kerja. Setelah itu, Winston  minta ditempatkan di bagian pemasaran. Ia ingin melihat apakah barang yang dia jual menghasilkan margin yang bagus, atau malah rugi.


Mobil Direction Finder Mabes TNI AD (photo : Delima Jaya)

Pada akhir 2011, di usianya yang ke-22 tahun, Winston resmi menjadi Managing Director Delimajaya. Langkah pertamanya adalah merampingkan divisi yang dianggapnya terlalu banyak. Contohnya, pembenahan di tim pemasaran yang diisi orang-orang baru tetap harus diimbangi oleh bagian produksi. “Jangan sampai bagian penjualan bisa mendapatkan order, tapi bagian produksi tidak mampu men-deliver,” ujarnya.

Dia tak segan-segan berinvestasi dan meremajakan alat produksi untuk mengikuti standar internasional. Regenerasi karyawan juga bergulir. Karyawan yang siap pensiun dan cukup senior dipindahkan ke bagian-bagian yang tak perlu padat aktivitas. Sementara di bidang marketing, ia memasukkan orang-orang muda yang energik untuk bekerja dengan senior.


Espionage Mission Protocol (photo : Delima Jaya)


Dengan kombinasi ini, Winston memilah karyawan yang cocok di bagian penjualan, alat berat, dan sebagainya. Perubahan ini dia lakukan bertahap sembari mengamati kinerja tim secara ketat.

Standar tinggi

Untuk memastikan timnya menerapkan sistem kerja dengan standar ketat, Winston menerapkan sertifikasi ISO 9001:2008 terkait quality management system. Ia yakin, penerapan standar ini juga bagus untuk meningkatkan mutu setiap departemen. Namun tujuan lain yang tak kalah penting adalah agar peluang Delimajaya mengikuti tender-tender di pemerintahan semakin besar.


Mobile Command Post - CPV (photo : Delima Jaya)

Setelah membenahi sistem kerja dan sumberdaya manusia, untuk pengembangan bisnis, Winston mulai memisahkan beberapa unit usaha menjadi perusahaan baru. Pertama, PT Bahtera Putera Abadi yang bergerak di bisnis fabrikasi metal, seperti komponen untuk perusahaan alat berat dan kursi interior untuk kendaraan.

Kedua, PT Auto Assembler Indonesia yang bergerak di bidang perakitan mobil. Beberapa merek mobil dari China, seperti Foton dan FWA sempat dirakit di perusahaan ini.


Mobile Command Center (photo : Delima Jaya)

Winston bilang, pengembangan bisnis ini sesuai pondasi dan filosofi yang ditanamkan ayahnya. Dalam setiap kesempatan, ayahnya selalu berpesan untuk fokus. Yang dimaksud fokus adalah memperkuat bidang yang sedari awal menjadi keahlian. “Saya sebagai anak tunggal sudah ditanamkan pemikiran untuk fokus dan cinta terhadap perusahaan ini,” ujar pria yang kini berusia 28 tahun ini.

Meski fokus, Winston juga ingin dinamis mengikuti tren pasar. Maka, Delimajaya yang dulu berkonsentrasi  menggarap karoseri minibus dan bus sedang, kini lebih menyasar karoseri mobil untuk keperluan khusus, seperti mobil bank, pemadam kebakaran, mobil dapur umum, foodtruck.


Mobil Komando (photo : Delima Jaya)

Kini Delimajaya juga bekerja sama dengan perusahaan Korea Selatan, China, dan yang terbaru dengan perusahaan asal Italia untuk membuat karoseri mobil pemadam kebakaran. “Target kami adalah menjadi perusahaan profesional yang menjadi mitra internasional,” ujar Winston.

Di bawah kendali anak muda ini, dalam waktu sekitar 10 tahun, bisnis Delimajaya sudah tumbuh tiga kali lipat.


Kendaraan Pasukan Khusus Mabes TNI Angkatan Udara (photo : Delima Jaya)

Mematahkan Cap Bau Kencur

Mengelola perusahaan yang sudah berumur 40 tahun memang tidak mudah. Apalagi, bagi Winston Wiyanta yang umurnya jauh lebih muda satu dekade dari umur perusahaan. Wajar saja kadang ia dianggap anak bau kencur.

Problem ini sempat dialami Winston tatkala membenahi Delimajaya yang didirikan ayahnya. Ia berhadapan dengan para karyawan dan manajer yang sudah senior, lebih lama bekerja bahkan mungkin sudah bekerja sebelum ia lahir.


MRAP - hanya untuk display (photo : Delima Jaya)

Namun Winston tetap pada keyakinannya, jika ingin maju, regenerasi harus berjalan. Maka, setelah resmi mengambil alih tampuk pimpinan Delimajaya, Winston mendorong orang-anak-anak muda mengambil peran. Ia mengombinasikan anak muda yang energik dengan karyawan senior. Namun, tak jarang karyawan lama yang lebih senior berusaha menghambat karyawan baru dalam pekerjaan. Bisa karena berbagai alasan, seperti takut tergusur.


APC MRAP - hanya untuk display (photo : Delima Jaya)

Nah, untuk mengurangi konflik semacam itu, Winston menempatkan orang-orang baru yang  lebih muda membaur di departemen yang sama dengan seniornya. Tetapi, mereka mendapat job desk yang berbeda supaya tidak ada gesekan. Dengan cara ini, karyawan baru tidak akan berada di bawah para seniornya yang sudah tak lagi produktif.

Sejak tahun 2009, ia juga menerapkan sistem reward and punishment yang adil dan konsisten. Untuk itu, Winston juga membenahi penghitungan sistem bonus dan insentif.


Upgrade tank Marinir AMX-10 PAC90 (photo : Delima Jaya)

Dia mengklaim telah membuat sistem yang lebih sederhana, lebih jelas, transparan, dan achievable.

Winston tahu betul, kesuksesan sebuah perusahaan sangat tergantung kepada dukungan karyawannya. Karena itulah, baginya, karyawan merupakan aset yang berharga.

(Kontan)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »