Pesawat tempur US (photo : USAF)
LONDON, KOMPAS.com - Sebuah studi mengungkapkan bahwa angkatan udara Amerika Serikat ( AS) unggul jauh dari Rusia dan China.
Laporan itu dirilis oleh FlightGlobal, situs daring milik majalah dirgantara berusia 100 tahun, Flight International, Rabu (11/12/2019).
Studi itu memaparkan perbandingan angkatan udara setiap negara di dunia, dengan AS, Rusia, dan China di jajaran tiga besar.
Dilansir Newsweek, AS berada di peringkat pertama dengan jumlah pesawat yang mereka miliki 13.266, baik fixed maupun rotary wing.
Pesawat pembom US (photo : the drive)
Laporan itu menyatakan bahwa Pentagon berada di garda terdepan enam kategori. Antara lain pesawat tempur, pesawat misi khusus.
Kemudian pesawat pengisi bahan bakar, pesawat transportasi, ditambah helikopter tempur, maupun pesawat serta helikopter latih.
Rusia berada di peringkat kedua dengan 4.163 pesawat militer dan helikopter. China di urutan ketiga dengan 3.210 pesawat.
Angkatan udara negara di bawahnya adalah India (2.123), Korea Selatan (1.649), Jepang (1.561), Pakistan (1.372), Perancis (1.229), Turki (1.055), dan Mesir (1.054).
Pesawat tanker dan peringatan dini US (photo : USAF)
Meski AS berada di daftar teratas, sejatinya kawasan Amerika Utara mengalami penurunan angkatan udara sebesar satu persen dalam setahun terakhir.
Afrika juga turun satu persen. Sementara pasukan udara Amerika Selatan menurun hingga empat persen dalam periode yang sama.
Region Asia-Pasifik serta Eropa tidak berubah. Namun, Timur Tengah naik satu persen. Kemudian Rusia dan Persemakmuran meningkat dua persen.
Perkembangan itu juga ditentukan dari geopolitik. "Ketegangan dalam kebijakan luar negeri memunculkan kesadaran pentingnya peningkatan pertahanan," ungkap studi.
Pesawat angkut US (photo : Military Machine)
Laporan itu merujuk kepada ketegangan antara AS dan Turki, terkait keputusan Ankara membeli sistem rudal S-400 Rusia.
Imbasnya, Washington pun mengumumkan menendang Turki dari program jet tempur F-35 yang diklaim termahal dalam sejarah Negeri "Uncle Sam".
Sebagai respons atas pembelian tersebut, pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan mempertimbangkan membeli Sukhoi Su-35 dan Su-57.
"Selama S-400 masih berada dalam kendali Turki, mereka tidak akan mendapatkan F-35," ujar Senator AS Jim Risch.
(Kompas)
EmoticonEmoticon