Cerita Yang Panjang

January 15, 2016


 

Malam berganti malam... saat itu lah aku meluapkan segalanya yg telah terjadi pada hari itu. Entah, kenapa harus malam aku meluapkannya. Mungkin karena waktu itu aku bisa merasa leluasa untuk menulis, ditambah suara heningnya malam yg kala itu semua orang sedang istirahat. Dan tak ada satu pun yg bisa mengganggu. Walau badan ini sudah lelah, karena sudah beraktivitas seharian penuh (kuliah & bekerja).

Tak apa, itu sudah menjadi kebiasaanku. Dimana aku merasa tenang jika aku menulis apa saja yg telah terjadi seharian kala itu.

Seperti hari ini, hari yg melelahkan bagiku. Seusai kuliah pukul 15.30 harus langsung menuju tempat kerja, karena saat itu ada pesanan 30 orang. Memang, itu hal sudah biasa... hanya melayani 30 orang saja. Bahkan terkadang lebih dari itu. Namun entah kenapa hari ini menjadi hari yg sangat melelahkan. Mungkin karena sudah seharian kuliah lalu langsung bekerja. Tapi tidak juga, hari ini aku hanya ada satu mata kuliah saja, itupun hanya dari pukul 13.15 – 15.30.

Akupun juga masih bingung kenapa hari ini aku sangat lelah.. mungkin karena pesanan kali ini permintaannya ribet-ribet. Ya.. mungkin karena itu. Memang hanya melayani 30 orang saja, tapi.. (fiyuuh) permintaan-permintaannya membuatku sangat kerepotan. Minta ini lah, minta itulah... sedang aku hanya melayani sendirian (Atin, Bu Maya dan Bu Erma di dalam dapur) dan tanganku pun juga hanya dua, harus melayani segitu banyaknya orang. Belum ditambah aku harus menggarap pesanan orang lain yg memesan menu sendiri.. atau belum juga aku harus menerima komplenan-komplenan dari beberapa orang yg merasa tidak puas dengan dengan menunnya. Itu membuatku tambah kacau balau..

Dan ditambah hari ini adalah hari jumat, harus menyiapkan masakan untuk anak-anak yatim panti asuhan. Belum juga harus membersihkan semua perabotan-perabotan yg kotor (piring, gelas, panci dan lain sebagainya). Itu sudah hal yg biasa saat ada pesanan, harus mencuci semuanya.

Saat pukul 9 malam, saat itulah waktunya untuk tutup.. membersihkan dan membereskan semua alat-alat dan perabotan yg ada. Memanasi, mengelap, menyapu, mengepel, dan terakhir mencuci. Jika semua itu sudah selesai, barulah kita membungkus makanan, nasi lauk pau yg ada. Untuk dibawa pulang dan dimakan untuk keesokan harinya untuk sarapan. Ya.. untuk sarapan. Tak jarang, bahkan sering (hampir setiap hari) kita membungkus makanan untuk keesokan harinnya. Karena memang saat itu banyak sekali makanan yg sayang untuk tidak dibawa pulang. Maka dari itu kita sering membawanya. Disisi lain pula, kita (aku dan Atin) juga berusaha untuk menghemat uang agar tidak membeli sarapan lagi.

Saat waktu pulang menuju jalan pulang, kita berdua hanya bisa berjalan kaki, menggendong tas masing-masing yg berisi makanan, sampai tas terlihat besar dan penuh. Terutama aku, yg pada waktu itu membawa tas ransel.. yg bercampur menjadi satu dengan kebutuhan kuliah. Ya.. harus berisi laptop, buku dan lain-lain. Di tambah lagi makan yg aku bawa. Karena tak jarang, aku harus langsung kerja seusai kuliah. Jadi kadang tk sempat untuk pulang ke kos lalu ganti tas.

Seperti hari ini yg kurasakan, harus pulang menggendong tas yg berat dan besar, yg berisi laptop dan aneka perlatan kuliah lainnya. Sunnguh itu kadang membuatku pegal, dan merasa terbebani. Karena harus berjalan kaki sejauh itu, dengan beban yg tidak ringan. Belum juga saat jika sedang hujan, harus cepat-cepat jalan agar tidak kebasahan.

Dan disepanjang perjalanan pulang, tak jarang pula kita saling bercerita atau bercanda ria. Sambil menikmati makanan atau minuman yg kala itu memang ada makan yg tersisa. Tapi.. juga sempat sekali dua kali kita saling diam-diaman karena ada suatu masalah. Yg membuat kita harus diam, tak bicara. Ya.. memang tak selau kita baikan, kadang kita juga pernah bermarahan. Entah karena itu masalah yg serius atau yg ringan.

Sesampai di kos... masih harus beres-beres dengan barang-barang bawaan. Lalu membersihkan diri, entah itu hanya sikat gigi dan cuci muka saja, atau jika tidak mandi ( itupun kalau mau dan posisi mendesak saja :D) seperti malam ini. Harus mandi karena suasana yg gerah, yg membuatku tidak betah untuk beraktifitas.

Jika memang masih mau, membuka laptop lalu mengerjakan tugas kuliah yg ada. Atau tidak membuka laptop karena hanya iseng-iseng aja pengen buka. Ya seperti saat ini, buka laptop karena memang pengen buka, untuk sekedar menulis apa yg ingin ditulis. Sambil makan atau minum, makanan atau minuman yg ada (itu kalau ada, kalo gak ya engga :D)

Hal lain yg kulakukan jika tidak ingin membuka laptop, ya.. bercerita. Bercerita dengan Vina, atau tidak dengan yg lain (Siska, Risna, Mbak Ndari). Yang memang sering ku jadikan teman untuk bercerita ya Si Vina, karena memang dialah orang yg paling dekat denganku saat di kos. Tentu saja paling dekat, karena dia teman sekamar ku :D

Entah bercerita soal organisasi (LDK IMMI), kelas (MI B), atau yg lain. Tapi, yg sering kita bicarakan pada saat itu kebanyakan adalah soal IMMI. Karena memang kita lebih fokus atau lebih banyak berurusan dengan organisasi itu. Apalagi saat ada kegiatan yg akan diselenggarakan dimana kita disitu menjadi panitia.

IMMI (Ikatan Mahasiswa Muslim Indonusa) itu adalah organisasi yg sudah sangat dekat denganku. Yang mungkin sudah ku anggap sebagai keluarga sendiri, tak hanya organisasi kampus semata, yg mana aku harus aktif di kampus. Dimana disitu aku bertemu orang-orang yg luar biasa, yang baik dan mengerti mengenai apa itu kebersamaan. Ya..memang. Di IMMI-lah aku mendapatkan arti sebuah saudara (sesama muslim). Dan aku telah bersyukur memiliki mereka semua :)
 



***

Ya.. begitulah. Begitulah serangkaian kegiatan yg sering aku lakukan selama ini. Terlebih selama hampir satu tahun ini. Semenjak aku berkerja (di RM.Gulai Kepala Ikan Pak Untung). Aku tak menyaka bahwa semua itu akan terjadi kepadaku, di usiaku yg sudah lebih dari 19 th ini. Merasakan pahit manisnya sebuah kehidupan. Disaat aku harus berjuang sendiri disini, yg jauh dari orang tua. Menjalankan kewajibannya mencari ilmu, agar kelak menjadi orang yg sukses, yg lebih baik lagi.

Itu memang menjadi hal yg lumrah bagi seorang anak, apalagi dengan kondisi keluarga yg sangat pas-pasan, seperti aku. Harus berjuang untuk bisa mendapatkan kehidupan yg lebih mapan. Walau memang itu tidak mudah untuk dijalankan... butuh waktu dan proses menuju hal itu. Butuh perjuangan yg extra, yg sangat menguras tenaga.

Dan aku menyadarinya. Terlebih saat ini, aku harus kuliah dan bekerja. Kuliah demi mendapatkan pendidikan yg lebih tinggi, mendapatkan ilmu yg kelak bisa berguna bagi orang lain. Dan bekerja demi mencari rezeki untuk kehidupanku selama di tempat ini (menjadi anak rantau yg harus mandiri). Walau sebenarnya itu belum menjadi kewajibanku untuk mencari uang. Namun bagaimana lagi, itu harus aku jalani demi meringankan beban mereka (beban kedua orang tuaku).

Aku disini tak mau menyerah begitu saja, aku harus kuat. Jangan mudah sedih atau mengeluh. Aku harus jadi orang yg tahan banting akan kerasnya kehidupan ini. Jangan sampai kamu mundur ditengah jalan. Apapun itu harus kamu jalani, sesusah apapun itu dan seberat apapun itu. Akan ada hasil atas apa yg kita lakukan dan kita usahakan, yg menjadi cita-cita kita selama ini. Percayalah, bahwa Allah tidak tidur. Dia tahu akan bagaiman kondisi hamba-Nya. Dan Allah juga sudah menyiapkan yg terbaik untuk kita kelak, untuk masa depan kita nantinya, semoga.. Aamiin :)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »